Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Keratosis Seboroik general_alomedika 2023-01-10T07:43:53+07:00 2023-01-10T07:43:53+07:00
Keratosis Seboroik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Keratosis Seboroik

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Etiologi keratosis seboroik adalah proliferasi bersifat jinak dari keratinosit yang belum matur. Karena proliferasi tersebut, muncul makula berbentuk datar dengan batas tegas, bulat, atau oval.[1]

Etiologi

Proliferasi jinak dari keratinosit imatur yang menyebabkan keratosis seboroik belum diketahui pasti, tetapi diduga terjadi akibat mutasi genetik. Pertumbuhan dari keratosis seboroik bersifat lambat, dapat menebal seiring dengan bertambahnya waktu, serta jarang sekali sembuh secara spontan. Faktor yang diketahui berpengaruh terhadap kejadian keratosis seboroik yaitu paparan sinar ultraviolet dan juga usia.[1,3-5]

Faktor Risiko

Faktor risiko keratosis seboroik di antaranya adalah eksposur dari sinar matahari atau lebih spesifiknya sinar ultraviolet dan juga usia. Faktor risiko juga berkaitan dengan bagian kulit yang terekspos dengan paparan sinar ultraviolet.[5]

Eksposur terhadap sinar ultraviolet merupakan salah satu faktor risiko penting dari keratosis seboroik. Namun, penyebab kausatif dari kedua hal tersebut masih belum jelas. Pada penelitian di Australia, ditemukan lesi yang lebih banyak, lebih datar, dan lebih besar pada bagian tubuh yang terekspos sinar matahari.[5]

Prevalensi keratosis seboroik juga lebih banyak di Australia jika dibandingkan dengan populasi kaukasia di Inggris. Studi pada laki-laki Korea menunjukkan bahwa lesi keratosis seboroik lebih banyak pada wajah dan punggung tangan di mana pada lokasi tersebut eksposur sinar matahari lebih banyak terjadi.[5]

Penelitian di Korea tersebut juga menunjukkan orang berisiko terkena keratosis seboroik 2,28 kali lebih tinggi jika terkena paparan sinar matahari selama lebih dari 6 jam per hari dibandingkan dengan paparan kurang dari 3 jam per hari.[5,6]

Sebuah survei pada 840 orang di China menunjukkan adanya hubungan antara paparan sinar ultraviolet secara kumulatif dan kejadian keratosis seboroik. Seseorang dengan tipe kulit Fitzpatrick II lebih rentan terhadap photoaging yang lebih parah dibandingkan dengan yang memiliki tipe kulit Fitzpatrick III dan IV.[5,6]

Sebagai perbandingan, penelitian di Belanda dengan desain studi kohort terhadap 966 orang menunjukkan hasil bahwa paparan sinar matahari sepanjang hidup maupun sengatan matahari yang menyakitkan (sunburn) tidak berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya keratosis seboroik. Keratosis seboroik dapat juga muncul di tempat yang tertutup pakaian seperti area perigenital dan intertriginosa.[5,6]

Usia merupakan faktor risiko penting pada keratosis seboroik. Meningkatnya usia merupakan faktor risiko independen terhadap perkembangan dari keratosis seboroik. Seperti yang telah dibahas dalam patofisiologi, meningkatnya ekspresi amyloid precursor protein (APP) lebih banyak pada kulit yang mengalami penuaan.[5,6]

Beberapa faktor risiko lain yang masih diteliti yaitu infeksi human papilloma virus (HPV) dan polyomavirus Merkel cell. Selain itu faktor imun juga belakangan ini dihipotesiskan berkaitan dengan keratosis seboroik.[5,6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Greco MJ, Bhutta BS. Seborrheic Keratosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545285/
3. Wollina U. Recent advances in managing and understanding seborrheic keratosis. F1000Res. 2019 Aug 28;8:F1000 Faculty Rev-1520.
4. Wollina U. Seborrheic Keratoses - The Most Common Benign Skin Tumor of Humans. Clinical presentation and an update on pathogenesis and treatment options. Open Access Maced J Med Sci. 2018 Nov 23;6(11):2270-2275.
5. Sun MD, Halpern AC. Advances in the etiology, detection, and clinical management of seborrheic keratoses. Dermatology. 2022;238(2):1-3.
6. Gorai S, Ahmad S, Raza SS, Khan HD, Raza MA, Etaee F, Cockerell CJ, Apalla Z, Goldust M. Update of pathophysiology and treatment options of seborrheic keratosis. Dermatologic Therapy. 2022 Oct 13:e15934.

Patofisiologi Keratosis Seboroik
Epidemiologi Keratosis Seboroik
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.