Etiologi Kista Epidermoid
Etiologi kista epidermoid adalah proliferasi sel epidermoid permukaan yang implantasi di dalam sebuah ruang terbatas di dalam dermis. Proses ini dapat terjadi secara spontan maupun sporadik, yaitu dari sekuestrasi epidermis selama periode embriogenesis atau sumbatan folikel, atau akibat implantasi elemen epitel secara traumatik/bedah.[1,2,5,6]
Kista epidermoid berasal dari infundibulum folikel. Oleh karena itu, sumbatan pada unit pilosebasea atau lubang folikel juga dapat menyebabkan kista epidermoid, seperti ditemukan pada pasien acne vulgaris. Implantasi epitel yang menimbulkan kista epidermoid juga dapat berasal dari luka ketika bercukur dan gigitan serangga.[1,2,5–7]
Trauma dan Iatrogenik
Kista epidermoid sejati terbentuk dari implantasi elemen epitel di dalam dermis. Cedera tertentu, terutama crush injury, dapat menyebabkan pembentukan kista epidermoid. Misalnya, kista subungal atau falang terminal pada jari dengan riwayat terjepit pintu mobil.[2]
Prosedur bedah apapun memiliki potensi menyebabkan kista epidermoid. Tindakan yang pernah dilaporkan diikuti dengan perkembangan kista epidermoid antara lain rinoplasti, augmentasi payudara, liposuction, graft dermal, graft miokutaneus, biopsi jarum, dan trakeostomi.[2,4]
Kista epidermoid didapat yang terletak pada visera abdomen dapat disebabkan oleh implantasi iatrogenik fragmen epidermis melalui peralatan bedah pada pasien dengan riwayat operasi abdomen.[6]
Sindrom yang Berkaitan
Kista epidermoid dengan awitan dini dan lokalisasi atipikal seperti keterlibatan ekstremitas dan retroaurikula dapat merupakan tanda sindrom Gardner (familial adenomatous polyposis atau FAP). Kondisi ini diturunkan secara autosomal dominan dan diasosiasikan dengan pembentukan polip kolorektal multipel, yang memiliki risiko tinggi berkembang menjadi ganas.
Kista epidermoid multipel yang terbentuk pada trunkus dan ekstremitas juga dapat ditemukan pada sindrom Gorlin (sindroma nevus sel basal). Pada individu berusia lanjut dengan sindrom Favre–Racouchot (elastosis nodular dengan kista dan komedon), kista epidermoid dapat diakibatkan oleh paparan sinar matahari kronik.[1,5]
Contoh sindrom lain dengan kista epidermoid adalah pachyonychia kongenita dan sindrom Lowe (kelainan oculocerebrorenal). Kalsinosis skrotal idiopatik menandakan stadium akhir kalsifikasi distrofik kista epidermoid. Bila kista epidermoid terjadi sebelum pubertas dengan jumlah dan lokasi yang tidak biasa, perlu dicurigai adanya sindrom kongenital.[1–3,8]
Medikasi
Pasien yang menggunakan obat inhibitor v-raf murine sarcoma viral oncogene homolog B1 (BRAF), seperti vemurafenib dan encorafenib, dapat menderita kista epidermoid pada wajah. Imiquimod dan siklosporin dilaporkan menyebabkan kista epidermoid.[1,3]
Milium
Milium adalah kista epidermoid berukuran kecil. Milium dapat terjadi pada semua umur, tetapi umumnya pada neonatus. Milia transien adalah masalah umum pada sekitar separuh bayi baru lahir. Milia primer terjadi secara idiopatik sedangkan etiologi milia sekunder adalah sebagai berikut:
- Pada lokasi trauma seperti luka bakar
- Bersamaan dengan dermatosis
- Kondisi genodermatosis tertentu, misalnya pada epidermolisis bullosa, pemfigoid bulosa, porphyria cutanea tarda, dan sunburn
- Setelah prosedur kosmetik seperti dermabrasi, cryotherapy tumor kulit
- Pasca terapi leishmaniasis kutaneus dan lupus vulgaris[1]
Milia multipel yang terletak pada dasar eritema dan edema disebut milia en plaque. Etiologi kondisi ini belum jelas. Mayoritas pasien dengan milia en plaque adalah wanita paruh baya. Milia multipel pada usia muda dapat ditemukan pada individu dengan sindrom Bazex–Dupré–Christol, Rombo, Gorlin, hipotrichosis Maria–Unna (trichodysplasia herediter), orofacial digital tipe 1, dan Brooke–Spiegler.[1]
Faktor Risiko
Faktor risiko kista epidermoid antara lain faktor genetik. Mayoritas lesi bersifat sporadis, tetapi faktor keturunan mungkin memiliki peranan, terutama pada pasien dengan lesi multipel.[1]
Pada kista epidermoid palmoplantar, infeksi Human Papillomavirus (HPV), pajanan ultraviolet, dan oklusi kelenjar ekrin dapat menjadi faktor risiko yang mendukung pembentukan kista. Infeksi HPV juga diidentifikasi pada kasus–kasus kista epidermoid non palmoplantar.[2,5]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli