Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Paronikia annisa-meidina 2023-08-24T09:14:06+07:00 2023-08-24T09:14:06+07:00
Paronikia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Diagnosis Paronikia

Oleh :
dr.Megawati Tanu
Share To Social Media:

Diagnosis paronikia perlu dicurigai pada pasien dengan keluhan nyeri, bengkak, dan abses pada kuku. Digital pressure test membantu menentukan adanya abses pada kasus paronikia akut. Pemeriksaan penunjang jarang dilakukan kecuali terdapat komplikasi atau etiologi penyakit diragukan.[2,5,6]

Anamnesis

Keluhan paronikia adalah nyeri akut disertai kemerahan, bengkak, dan nanah pada tepi kuku. Paronikia akut biasanya disebabkan oleh infeksi. Di sisi lain, paronikia kronik lebih banyak berkaitan dengan dermatitis iritan. Iritan yang umum termasuk asam, alkali, atau bahan kimia lain yang biasa digunakan oleh pembantu rumah tangga, pencuci piring, bartender, pekerja binatu, atau tukang roti.

Pada anamnesis, gali informasi mengenai riwayat trauma, infeksi, abnormalitas struktur kuku, riwayat penyakit, konsumsi obat, serta pekerjaan. Paronikia akibat medikamentosa dan penyakit inflamasi biasanya melibatkan beberapa jari (multipel). Pada paronikia kronik, keluhan berlangsung lebih dari 6 minggu, namun nyeri tidak seberat kasus akut dan jarang ditemukan abses.[1-3,5]

Pemeriksaan Fisik

Pada paronikia akut, jari yang terinfeksi tampak eritema, bengkak, dan disertai pus pada tepi kuku atau membentuk abses. Jari yang terkena umumnya hanya satu, terjadi 2-5 hari pasca trauma. Jika tidak diterapi, infeksi dapat menyebar hingga ke eponikium.[1-3,5]

Digital pressure test merupakan teknik yang dapat dilakukan untuk menentukan adanya abses. Pemeriksa dapat memberikan tekanan ringan pada aspek volar jari yang terkena. Peningkatan tekanan menyebabkan perubahan warna menjadi putih (blanching) dan menunjukkan demarkasi yang jelas dari abses. Jika terdapat pus dalam lempeng kuku dapat terlihat saat inspeksi dan terdapat ballotable saat palpasi.[1-4]

Pada paronikia kronik, eritema dan pembengkakan pada jari yang terkena minimal, tidak terdapat fluktuasi dan kutikula kuku hilang. Infeksi kronik dan rekuren dapat merubah struktur matriks kuku sehingga terdapat nail ridging, diskolorasi warna kuku, Beau’s lines dan onikomadesis.[1-3,5]

Diagnosis Banding

Paronikia biasanya bisa dengan mudah didiagnosis. Apabila diagnosis meragukan, maka perlu dipikirkan penyebab lain, seperti herpetic Whitlow dan keganasan.[5]

Herpetic Whitlow

Herpetic Whitlow disebabkan oleh virus herpes simpleks (VHS) tipe 1 dan 2 akibat paparan langsung atau inokulasi pada barier kulit yang rusak. Terdapat fase prodromal yang ditandai keluhan seperti nyeri, rasa terbakar, dan gatal pada jari, lalu diikuti dengan munculnya vesikel multipel dengan dasar eritema pada sekitar kuku.

Vesikel dapat bergabung membentuk bula seperti sarang lebah dalam 5-6 hari. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan Tzank test. Herpetic Whitlow bersifat self-limiting dalam waktu 2-4 minggu.[1,2,6,9]

Felon

Felon merupakan infeksi pada ruang pulpa distal falang distal jari. Kondisi ini berbeda dengan paronikia akut, namun paronikia akut dapat berkembang menjadi felon. Area yang terinfeksi tampak merah, teraba hangat, sangat nyeri, dan keras akibat peningkatan tekanan pada kompartemen jari. Umumnya dibutuhkan tindakan insisi drainase untuk mengatasi kongesti vaskular.[1-3,6]

Malignansi

Beberapa keganasan dapat menyerupai paronikia seperti karsinoma sel skuamosa, melanoma, dan sarkoma Kaposi. Paronikia kronik yang melibatkan satu jari disertai kondisi imunosupresi dapat meningkatkan kecurigaan adanya keganasan. Nyeri pada saat elevasi lempeng kuku, perubahan warna lempeng kuku kebiruan, dan kaburnya batas lunula dapat menjadi suatu kecurigaan adanya tumor.[1-3,6]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang umumnya jarang dilakukan kecuali terdapat keraguan diagnosis atau mengarah pada komplikasi.

Pemeriksaan Mikrobiologi

Pemeriksaan Gram dan kultur dilakukan untuk menentukan organisme penyebab. Bakteri yang paling sering berkaitan dengan paronikia akut adalah Staphylococcus aureus.

Pemeriksaan KOH 5% dilakukan bila terdapat kecurigaan infeksi jamur dan bila hasil pemeriksaan Gram negatif.  Pemeriksaan Tzank test dilakukan bila terdapat kecurigaan infeksi virus herpes. Kerokan diambil dari dasar vesikel dan ditemukan sel raksasa berinti banyak, seringkali dengan inklusi virus yang terlihat.[1-4,6]

Pencitraan

Jika dokter ragu mengenai adanya abses, ultrasonografi dapat dilakukan. Gambaran pengumpulan cairan menunjukkan adanya abses, sedangkan gambaran cobblestone subkutan menunjukkan selulitis.

Rontgen dilakukan bila terdapat progresi penyakit ke arah osteomyelitis.[1-4,6]

Referensi

1. Dulski A, Edwards CW. Paronychia. StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544307/
2. Relhan V, Bansal A. Acute and Chronic Paronychia Revisited: A Narrative Review. J Cutan Aesthet Surg. 2022 Jan-Mar;15(1):1-16. doi: 10.4103/JCAS.JCAS_30_21. PMID: 35655642; PMCID: PMC9153310.
3. Bilingsley EM. Paronychia Clinical Presentation: History, Physical Examination. Diagnostic, Treatment. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1106062-clinical
4. Macneal P, Milroy C. Paronychia Drainage. [Updated 2022 Jun 29]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559146/
5. Leggit JC. Acute and Chronic Paronychia. Am Fam Physician. 2017 Jul 1;96(1):44-51. PMID: 28671378.
6. Barger J, Garg R, Wang F, Chen N. Fingertip Infections. Hand Clin. 2020 Aug;36(3):313–21.
9. Betz D, Fane K. Herpetic Whitlow. [Updated 2022 Aug 1]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482379/

Epidemiologi Paronikia
Penatalaksanaan Paronikia
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 November 2024, 13:02
Rujukan tindakan razor plasty untuk kasus paronikia
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Permisi tsIzin bertanya, apakah bisa merujuk pasien paronikia berulang untuk tindakan razor plasty ? Apakah ditanggung bpjs? Terimakasih
Anonymous
Dibalas 08 Oktober 2024, 09:22
Terapi paronikia pada ibu hamil usia 24 minggu
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, sy punya pasien dgn Paronikia, sedikit kemerahan dan nyeri jika disentuh pada jempol kaki kiri, sudah dilakukan pemotongan kuku pada pasien namun...
Anonymous
Dibalas 12 Februari 2024, 08:17
Ekstraksi kuku atau konservatif dulu untuk penanganan paronikia?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodokter, izin konsul dok ada pasien laki2 dengan keluhan sudah 2 minggu cantengan di kaki. Pasien sempat memotong kukunya karena bengkak, kemudian keluhan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.