Etiologi Paronikia
Etiologi paronikia akut adalah infeksi maupun proses non-infeksi. Etiologi paronikia kronik umumnya adalah paparan kronis terhadap iritan atau alergen.[1-4]
Paronikia Akut
Etiologi infeksius dari paronikia akut antara lain:
- Bakteri aerob seperti Staphylococcus aureus (paling sering), Streptococcus pyogenes, Gamma-hemolytic streptococci, dan Klebsiella pneumonia
- Bakteri anerob seperti Fusobacterium, Prevotella, dan Peptostreptococcus.
- Jamur: Candida albicans
- Virus: Virus Herpes Simplex (VHS)[1-4]
Etiologi non-infeksius dari paronikia akut mencakup penyakit seperti pemfigus vulgaris, psoriasis pustular, dan artritis reaktif.
Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh obat, seperti:
Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) inhibitor: cetuximab
- Agen kemoterapi sitotoksik: doxorubicin, methotrexate, dan capecitabine
- Retinoid sistemik: isotretinoin, etretinate, acitretin
- Antiretroviral: lamivudin, indinavir, dan protease Inhibitor[2,3]
Paronikia Kronik
Paronikia kronik disebabkan oleh pajanan faktor mekanik dan kimiawi berulang kali. Kondisi ini banyak dijumpai pada profesi yang mengharuskan tangan dan kaki berkontak terus menerus dengan air seperti ibu rumah tangga, bartender, koki, nelayan, pencuci piring, dan individu imunosupresi.
Kondisi imunosupresi meningkatkan risiko kolonisasi mikroorganisme sekunder, yaitu Candida sp. Paronikia kronik dianggap sebagai suatu dermatosis rekalsitran akibat Candida sp.[1-3]
Faktor Risiko
Faktor berikut bisa meningkatkan risiko paronikia:
- Trauma pada kuku, termasuk akibat profesi seperti bartender dan pencuci piring
- Penggunaan kuku palsu atau manicure