Penatalaksanaan Paronikia
Penatalaksanaan awal paronikia akut adalah rendam air hangat. Antibiotik topikal dengan atau tanpa steroid topikal digunakan jika perendaman tidak menghasilkan perbaikan klinis. Drainase dilakukan jika ada abses. Pada paronikia kronik, pengobatan utama adalah menghentikan sumber iritasi, disertai dengan pemberian steroid topikal untuk mengatasi peradangan.[5]
Paronikia Akut
Pengobatan paronikia akut dipilih berdasarkan pada tingkat keparahan peradangan dan adanya abses.
Rendam Hangat
Jika hanya terdapat peradangan ringan dan tidak ada selulitis, pasien bisa diminta melakukan perendaman dengan air hangat. Berendam air hangat bertujuan untuk membantu drainase spontan.
Meskipun belum dipelajari secara ekstensif, air dapat ditambahkan larutan Burow (larutan aluminium asetat) dan asam asetat. Larutan Burow memiliki sifat astringent dan antimikroba yang telah terbukti membantu meringankan infeksi jaringan lunak. Demikian pula, asam asetat 1% telah terbukti efektif untuk mengobati infeksi luka karena sifat antimikroba.[5]
Berendam air hangat dilakukan selama 10-15 menit, 3-4 kali sehari.[1-4,6]
Obat Topikal
Bila pasien tidak berespon dengan rendam hangat, dapat diberikan tambahan antibiotik topikal seperti:
Mupirocin 2-4 kali sehari
Gentamicin 3-4 kali sehari
Bacitracin dan polymyxin B 3 kali sehari
- Topikal fluorokuinolon digunakan bila curiga infeksi Pseudomonas
Obat topikal diberikan selama 5-10 hari.[2,5]
Obat Oral
Paronikia akut disertai inflamasi berat, selulitis, dan kondisi imunokompromais dapat diberikan antibiotik sistemik seperti Trimethoprim-sulfamethoxazole 160 mg/800 mg, 2 kali sehari, selama 7 hari.
Cephalexin dipilih jika ada kecurigaan infeksi Staphylococcus aureus resisten methicillin (MRSA). Dosis yang digunakan adalah 250-500 mg, 3 kali sehari, selama 7 hari.[2]
Pilihan terapi oral bila kasus berat atau gagal dengan antibiotik topikal yaitu dicloxacillin 250 mg, 4 kali sehari. Pilihan lain adalah cephalexin 500 mg,3-4 kali sehari.[1]
Terapi Bedah
Indikasi tindakan bedah pada paronikia akut adalah terdapat abses, penyebaran abses ke sisi kontralateral kuku, tidak membaik dengan terapi konvensional, dan infeksi luas melibatkan eponikium. Tindakan bedah bertujuan untuk membuat drainase materi purulen dan dekompresi abses.[1-4]
Bersihkan kuku yang terkena dengan betadine dan normal salin. Berikan anestesi blok proksimal digital menggunakan lidocaine 2% di kedua sisi. Lakukan pemasangan tourniquet untuk mencegah perdarahan yang berlebih selama tindakan.[2]
Teknik Tanpa Insisi:
Gunakan blade no. 11 atau 15. Elevator dengan ujung blade menjauh dari lempeng kuku dimasukkan di pertemuan lipat kuku lateral dan proksimal untuk membuat drainase pus. Keuntungan teknik ini:
- Tidak perlu insisi pada lipat kuku lateral.
- Tidak perlu anestesi
- Kemungkinan nekrosis jaringan kecil
Meski begitu, teknik ini hanya dapat dilakukan pada kasus abses kecil dan dekan sulkus kuku.[2]
Teknik Insisi Tunggal:
Lakukan blok digital lalu insisi dengan blade no. 11 atau 15 di paronikium tepat di atas abses. Teknik ini dilakukan pada abses besar yang jauh dari sulkus kuku atau dilakukan bila teknik tanpa insisi tidak berhasil.[2]
Teknik Swiss Roll:
Insisi dibuat di kedua lipat kuku dengan blade no 15. Elevasi dan gulung lipat kuku ke arah proksimal, lalu bersihkan pus dan lakukan penjahitan. Teknik ini dipilih jika ada run around abses. Tindakan ini membuat nail bed terekspos agar drainase adekuat.[2]
Paronikia kronik
Paronikia kronik utamanya diatasi dengan menghentikan sumber iritasi, mengendalikan peradangan, dan mengembalikan barier pelindung alami. Obat yang bisa digunakan mencakup agen antiinflamasi topikal, steroid, atau penghambat kalsineurin.[5]
Medikamentosa
Hindari paparan dengan zat iritan untuk mencegah inflamasi lebih lanjut dan memberi kesempatan perbaikan jaringan. Kortikosteroid topikal merupakan terapi utama dan dinilai lebih superior dibandingkan antibiotik topikal dan antifungal sistemik pada kasus yang disertai infeksi Candida.[1-4]
Salep kortikosteroid potensi sedang, seperti betamethasone, digunakan selama 2-4 minggu. Kombinasi penggunaan antifungal topikal dan topikal kortikosteroid tidak menunjukkan efikasi yang lebih baik dibandingkan terapi kortikosteroid topikal tunggal. Salep tacrolimus dapat digunakan sebagai terapi lini kedua pada kasus yang tidak berespon terhadap terapi steroid.
Kortikosteroid sistemik jangka pendek direkomendasikan pada pasien dengan paronikia kronik berat yang melibatkan beberapa jari. Injeksi steroid intralesi dapat digunakan pada kasus resisten.
Antifungal topikal, seperti itraconazole atau fluconazole, menjadi indikasi pada kasus refrakter sebelum menjalani prosedur invasif atau terkonfirmasi akibat infeksi Candida albicans.[1,2]
Terapi Bedah
Indikasi terapi bedah pada paronikia kronik adalah keluhan sudah berlangsung lebih dari 6 bulan dan gagal atau tidak berespon terhadap terapi medikamentosa. Tindakan bedah bertujuan untuk membuang jaringan fibrosis pada area sekitar radang, membantu penetrasi obat-obatan, dan memicu pertumbuhan kembali kutikula.[1,2,6]
Teknik operasi yang sering digunakan adalah marsupialisasi eponikium dengan atau tanpa dilakukan pengangkatan kuku. Teknik ini melibatkan eksisi bagian proksimal kulit membentuk setengah lingkaran atau bulan sabit pada lipatan kuku dan sejajar dengan eponikium.[2,4,6]