Diagnosis Pityriasis Alba
Diagnosis pityriasis alba dapat ditegakkan dengan menilai tampilan lesi dan mempertimbangkan distribusi atau predileksi lesi. Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan untuk penegakan diagnosis, tapi mungkin dapat bermanfaat dalam menyingkirkan diagnosis banding seperti tinea versicolor.[1,2,4]
Anamnesis
Pityriasis alba terutama timbul pada anak dan remaja dengan rentang usia 3-16 tahun. Pityriasis alba biasanya tidak menimbulkan keluhan dan umumnya ditemukan secara tidak sengaja (insidental). Pada beberapa kasus, pasien bisa datang dengan keluhan gatal atau rasa terbakar. Pasien juga bisa datang dengan keluhan dari sisi kosmetik, terutama pada tipe kulit gelap.
Pada anamnesis, dokter perlu menggali faktor risiko, misalnya pajanan sinar matahari, terlalu sering mandi, ataupun penggunaan eksfoliasi. Gali juga faktor pendukung lain, seperti riwayat dermatitis atopik, asma, dan rhinitis alergi pada pasien atau keluarga.[1,2,4,9]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, pityriasis alba ditemukan sebagai lesi makula atau plak hipopigmentasi dengan batas tidak jelas. Lesi bisa berbentuk bulat, oval, atau ireguler. Jumlah lesi multipel, ukuran bervariasi 0,5-5 cm, dan kadang ditutupi oleh skuama halus. Tempat predileksi utama adalah area wajah seperti pipi, dagu, dan sekitar mulut. Dapat pula ditemukan di leher, bahu, lengan atas, batang tubuh, dan ekstremitas.[1-3,9]
Perjalanan klinis lesi terdiri dari 4 fase, yakni:
- Fase pertama: timbul makula warna merah muda dengan tepi sedikit menimbul
- Fase kedua: timbul dalam beberapa minggu setelah fase pertama berupa makula hipopigmentasi dengan skuama putih halus (powdery white scales) pada permukaannya
- Fase ketiga: makula hipopigmentasi tanpa skuama yang dapat menetap dalam beberapa bulan atau tahun
- Fase keempat adalah resolusi lesi pityriasis alba
Lesi pada fase pertama hingga ketiga dapat ditemukan dalam satu waktu secara bersamaan.[2,9]
Klasifikasi Pityriasis Alba
Pityriasis alba dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi pityriasis alba klasik, ekstensif, dan pigmentasi.
Pityriasis Alba Klasik
Pityriasis alba tipe klasik dapat terjadi pada semua jenis kulit dan paling sering dijumpai pada anak-anak. Tempat predileksi terletak di sekitar bibir, dagu, dan pipi.
Pada tahap awal lesi berupa makula eritema yang kemudian berubah menjadi plak hipopigmentasi dengan batas tegas, diameter bervariasi antara 0,5-2 cm. Pityriasis alba tipe klasik memiliki respon terapi yang baik dan resolusi lesi terjadi lebih cepat.[4]
Pityriasis Alba Ekstensif
Pityriasis alba tipe ekstensif jarang dijumpai kasusnya. Kejadian lebih banyak pada wanita, usia remaja dan dewasa muda. Karakteristik tipe ekstensif adalah lesi tunggal, simetris, dan ukurannya lebih besar (biasanya >2 cm). Lokasi tidak terbatas pada wajah sehingga dapat ditemukan pada leher, batang tubuh, bahu, dan ekstensor lengan atas. Respon terhadap terapi membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan tipe lain.[4]
Pityriasis Alba Pigmentasi
Pityriasis alba tipe pigmentasi sering dijumpai pada ras Non-Kaukasia, kelompok anak-anak dan dewasa muda, dan angka kejadiannya pada wanita lebih tinggi. Kasus ini lebih sering terjadi pada individu dengan warna kulit gelap.
Pityriasis alba tipe pigmentasi memiliki karakteristik khas berupa warna kebiruan pada bagian tengah yang dikelilingi halo oleh kulit yang mengalami depigmentasi. Jumlah lesi banyak dengan diameter 1,5 cm, biasanya terdapat pada dahi dan pipi. Tipe pigmentasi dapat terjadi bersamaan dengan tipe klasik dan infeksi jamur (dermatofita). Respon terhadap terapi baik.[4]
Diagnosis Banding
Pityriasis alba perlu dibedakan dari pityriasis versicolor dan vitiligo.
Pityriasis Versicolor
Tinea versicolor atau pityriasis versicolor merupakan inflamasi akibat Malassezia furfur, terjadi pada populasi anak dengan usia lebih tua dan predileksi pada batang tubuh. Lesi berupa makula hipopigmentasi, plak warna pink, atau hiperpigmentasi dengan skuama halus. Lesi biasanya disertai rasa gatal.
Pada pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10% ditemukan hifa dan spora miselium (spaghetti and meatballs appearance). Pemeriksaan lampu Wood didapatkan fluoresensi warna kuning emas dengan batas lesi yang tegas. Lesi biasanya lebih gatal jika terkena keringat.[2,4,10]
Vitiligo
Vitiligo sering ditemukan pada dekade usia kedua dan ketiga, dan terdapat riwayat keluarga dengan keluhan serupa. Lesi berupa makula hipopigmentasi warna putih berbatas tegas, tanpa skuama halus dan dikelilingi kulit normal. Penyakit ini berhubungan dengan sistem imun. Pada area lesi tidak ditemukan melanosit sama sekali. Predileksi lokasi pada wajah dan akral. Pemeriksaan dengan lampu Wood nampak fluoresensi putih kebiruan cerah dengan batas tegas.[2,4,10]
Hipomelanosis Ito (Inkontinensia Pigmentii Akromian)
Karakteristik lesi hipomelanosis Ito yaitu depigmentasi kulit yang mengikuti garis Blaschko. Biasanya berkaitan dengan penyakit epilepsi, anomali pertumbuhan tulang, dan kelainan sistem saraf pusat.[2,4,10]
Nevus Anemicus
Nevus anemicus merupakan kelainan kongenital nonpigmentasi akibat malformasi vaskular sehingga menyebabkan timbul makula atau plak hipopigmentasi yang tidak akan berubah warna walaupun terkena trauma, panas, atau dingin. Lesi tanpa skuama dan berbatas tegas. Saat melakukan tes diaskopi, nevus jadi tidak bisa dibedakan dengan kulit sekitarnya.[2,4,10]
Nevus Depigmentosis
Nevus ini ditandai oleh makula depigmentasi yang umumnya muncul sejak lahir dan menjadi lebih jelas saat usia sekitar 3 tahun. Bisa melibatkan seluruh tubuh dan biasanya mengikuti dermatoma.[2,4,10]
Mycosis Fungoides
Mycosis fungoides merupakan jenis limfoma sel T kulit yang umum dijumpai. Berbentuk lesi eritematosa dan infiltratif. Penyakit ini banyak dijumpai pada rentang usia 50-60 tahun. Gambaran lesi menyerupai pityriasis alba, namun tidak ditemukan pengelupasan epidermis. Keduanya dibedakan dengan pemeriksaan biopsi kulit.[2,4,10]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang umumnya tidak diperlukan untuk penegakan diagnosis. Pemeriksaan penunjang dapat bermanfaat untuk menyingkirkan diagnosis banding.
Lampu Wood
Di bawah lampu Wood, lesi pityriasis alba tampak menonjol namun tidak berfluoresensi.[2,4,9,10]
Kerokan Kulit dengan KOH 10%
Hasil pemeriksaan kerokan kulit yang ditetesi KOH 10% ketika diperiksa dengan mikroskop tidak akan ditemukan jamur (menyingkirkan diagnosis banding).[2,4,9,10]
Dermoskopi
Pada dermoskopi ditemukan area pucat yang tidak terdefinisi dengan baik, area tanpa struktur warna putih, jaringan pigmen samar, terdapat skuama halus superfisial, dan warna rambut normal.[2,4,9,10]
Biopsi Kulit
Biopsi kulit umumnya tidak diperlukan. Hasil biopsi menunjukkan spongiosis, dermatitis, dan jumlah melanin yang berkurang.[2,4,9,10]