Etiologi Pityriasis Alba
Etiologi pityriasis alba belum diketahui secara pasti. Penyakit ini tidak menular dan bukan disebabkan oleh proses infeksi. Banyak ahli menduga pityriasis alba berkaitan dengan proses atopi dan inflamasi. Sejumlah besar pasien dengan pityriasis alba memiliki riwayat penyakit atopik, dan pasien atopik lebih rentan mengalami pityriasis alba.[1-4]
Faktor Risiko
Faktor risiko utama pityriasis alba adalah usia muda, pajanan matahari, dan riwayat dermatitis atopik.[1-4,6]
Usia Muda
Pityriasis alba lebih banyak dijumpai pada populasi anak dan remaja.[1-4,6]
Dermatitis Atopik
Mayoritas penderita pityriasis alba mempunyai riwayat dermatitis atopik. Oleh karena itu, pityriasis alba dianggap sebagai salah satu faktor risiko dan bentuk minor dari dermatitis atopik atau dermatitis non-spesifik.[1-4,6]
Pajanan Matahari
Karena predileksi lokasi lesi pityriasis alba umumnya ditemukan pada daerah yang terpajan sinar matahari, kelainan ini dihubungkan dengan pajanan sinar matahari yang berlebih. Pada individu yang terpapar sinar matahari terus menerus, kulit sekitar lesi akan menjadi lebih gelap sehingga lesi akan terlihat lebih jelas, terutama pada individu berkulit gelap atau tipe kulit III dan IV berdasarkan klasifikasi Fitzpatrick.[1-4,6]
Kebiasaan Higienitas
Kejadian pityriasis alba berkorelasi positif dengan kebiasaan higienitas. Frekuensi mandi yang sering dan dalam waktu yang lama, serta penggunaan eksfoliator dapat menurunkan kadar defensin dan merusak faktor defensif kulit yang berkontribusi terhadap terbentuknya lesi pityriasis alba.[2,4]
Kadar Tembaga
Kadar serum tembaga yang rendah meningkatkan risiko pityriasis alba 6 kali lipat. Tembaga berfungsi sebagai kofaktor oksidasi tirosinase dalam melanosit yang berperan penting dalam produksi melanin.[2,4,7]
Defisiensi Zinc
Kejadian pityriasis alba meningkat 15 kali pada individu dengan defisiensi zinc. Zinc terdapat pada hampir semua sel di seluruh tubuh dan merupakan kofaktor utama dalam proses enzimatik. Zinc berperan sebagai antioksidan yang melindungi melanosit dari reactive oxygen species (ROS), sehingga berperan dalam melanogenesis melalui fungsi katalisis. Kekurangan zink akan mempengaruhi melanogenesis.[2,4,7]