Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Vitiligo general_alomedika 2023-06-13T08:59:46+07:00 2023-06-13T08:59:46+07:00
Vitiligo
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Vitiligo

Oleh :
dr. Putri Anindita
Share To Social Media:

Diagnosis vitiligo secara umum dapat langsung ditegakkan berdasarkan temuan klnis berupa makula atau bercak depigmentasi yang dikelilingi oleh kulit normal. Lampu Wood dan dermoskopi dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis.[1]

Anamnesis

Pasien vitiligo biasanya datang dengan keluhan bercak putih yang berwarna seperti kapur atau putih susu dan berbatas tegas. Ukuran lesi dapat bervariasi, mulai dari beberapa milimeter hingga sentimeter.

Sebagian pasien mengeluhkan rasa gatal atau nyeri pada lesi. Pada anamnesis, perlu juga ditanyakan onset gejala, luas lesi, dan progresivitas lesi. Riwayat penyakit autoimun dan endokrin, seperti diabetes mellitus, penyakit tiroid, dan Addison disease perlu tanyakan.

Selain itu, perlu diketahui riwayat vitiligo, penyakit autoimun, dan penyakit tiroid pada keluarga. Kemungkinan penyebab depigmentasi kulit lain perlu disingkirkan. Riwayat pekerjaan atau riwayat terpapar dengan bahan kimia serta riwayat pengobatan perlu diketahui.[1,6,13,14]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, tampak makula hipopigmentasi yang berwarna putih seperti susu. Biasanya tidak terdapat eritema, tetapi pada beberapa kasus, vitiligo disertai dengan inflamasi pada tepi lesi. Lesi dapat berbentuk bulat, oval, atau linier dengan batas tegas dengan tepi yang dapat berbentuk seperti gerigi.

Lesi sering ditemukan simetris dan menyebar secara sentrifugal. Penambahan ukuran lesi disertai dengan hilangnya epidermis fungsional dan terkadang hilangnya melanosit folikel rambut.[1,2]

Persebaran Lesi

Secara umum, vitiligo diklasifikasikan sebagai vitiligo segmental, nonsegmental, dan campuran. Pada vitiligo segmental atau unilateral, lesi hanya muncul pada satu segmen tubuh, misalnya tungkai, lengan, atau wajah. Lesi muncul dalam pola dermatom atau quasi-dermatom. Biasanya onset tipe ini muncul pada usia lebih muda. Kemudian, lesi akan mengalami progresivitas yang cepat selama sekitar 6-24 bulan, lalu menetap.[1,2,6,10]

Pada vitiligo nonsegmental/bilateral, lesi muncul pada kedua sisi tubuh, misalnya kedua tangan atau kedua lutut. Awalnya, lesi sering muncul pada tangan, ujung jari, pergelangan tangan, sekitar mata atau mulut, atau pada kaki. Kemudian, lesi cenderung bertambah besar dan semakin jelas terlihat. Progresivitas vitiligo tipe ini cenderung lambat. Tipe ini merupakan tipe yang paling sering.[6,10]

Onset vitiligo campuran menyerupai vitiligo segmental, kemudian berkembang menjadi vitiligo nonsegmental dalam periode 6 bulan.[1,10]

Lokasi Predileksi

Area yang paling umum terlibat adalah wajah, leher, lengan bawah, kaki, punggung tangan, dan kulit kepala. Lesi pada wajah biasanya ditemukan di periokular dan perioral. Selain itu, lesi dapat timbul di area yang sering mengalami trauma, seperti tonjolan tulang, siku, dan lutut. Berdasarkan lokasi lesinya, vitiligo dapat dibedakan menjadi:

  • Vitiligo fokal: lesi pada tipe ini berupa makula soliter atau dalam jumlah sedikit yang tersebar dalam 1 area, paling sering terlihat dalam pola distribusi saraf trigeminal, meski leher dan badan juga sering terkena. Tipe ini sering ditemukan pada anak
  • Vitiligo akrofasial: lesi pada tipe ini berupa depigmentasi pada distal ekstremitas dan/atau wajah. Sering tampak pada ujung jari dan daerah periorifisium
  • Vitiligo generalisata: lesi pada tipe ini paling sering ditemukan. Plak depigmentasi terdistribusi secara luas dan simetris pada seluruh permukaan tubuh. Sering ditemukan pada area yang terkena tekanan, gesekan, dan/atau trauma
  • Vitiligo universal: lesi pada tipe ini berupa plak dan makula depigmentasi pada hampir seluruh tubuh (80–90% permukaan tubuh). Dapat berkembang hingga terjadi depigmentasi komplit pada kulit dan rambut. Biasanya subtipe ini berhubungan dengan sindroma endokrinopati multipel
  • Vitiligo mukosal: lesi pada tipe ini hanya melibatkan membran mukosa oral dan/atau genital[1,2]

Fenomena Koebner merupakan perkembangan vitiligo di area yang mengalami trauma, seperti luka, luka bakar, atau abrasi. Koebnerisasi dapat terjadi pada 20–60% pasien vitiligo. Temuan klinis lainnya adalah halo nevus, yaitu lingkaran depigmentasi di sekitar nevus melanositik.

Klasifikasi

Berikut ini adalah varian klinis yang paling umum dari vitiligo, yaitu vitiligo trikrom, quadrikrom, dan pentakrom.

  • Vitiligo trikrom: pasien memiliki makula depigmentasi dan makula hipopigmentasi di samping dari pigmen kulit yang normal, sehingga terdapat tiga warna kulit berbeda pada pasien yang sama. Daerah hipopigmentasi akan berkembang menjadi depigmentasi total
  • Vitiligo quadrikrom: pasien memiliki lesi tambahan berupa hiperpigmentasi marginal atau perifolikular. Varian ini lebih sering ditemukan pada individu berkulit gelap, terutama pada daerah yang mengalami repigmentasi
  • Vitiligo pentakrom: pasien memiliki makula hiperpigmentasi biru keabuan yang menunjukkan area inkontinensia melanin (melanin dermal)[4,15,18]

Terdapat juga varian subtipe yang langka, seperti:

  • Vitiligo punctata: depigmentasi punctiform berbatas tegas dengan ukuran 1 hingga 1,5 mm yang dapat melibatkan area tubuh manapun. Jika lesi ini tidak disertai dengan makula vitiligo klasik, maka disebut sebagai "leukoderma punctata"
  • Vitiligo hipokromik (vitiligo minor): makula hipopigmentasi dalam distribusi seboroik pada wajah dan leher disertai dengan makula hipopigmentasi pada badan dan kulit kepala. Subtipe ini ditemukan pada individu berkulit gelap
  • Vitiligo folikuler dengan leukotrikia: tanpa adanya depigmentasi pada epidermis sekitarnya[1,18]

Diagnosis Banding

Beberapa penyakit dapat disalah artikan sebagai vitiligo, seperti tinea versicolor, pityriasis alba, piebaldisme, hipomelanosis.

Tinea Versicolor

Tinea versicolor adalah infeksi jamur superfisial yang dapat menyebabkan hilangnya pigmen pada orang yang berkulit lebih gelap. Tampilan klinisnya muncul berupa makula hipopigmentasi disertai dengan skuama halus yang biasanya ditemukan pada badan punggung dan dada. Pada pemeriksaan lampu Wood menunjukkan warna kuning keemasan. Pada pemeriksaan dengan potasium hidroksida (KOH), dapat terlihat adanya hifa.

Pityriasis Alba

Pityriasis alba memiliki skuama halus cenderung berbentuk papul dan memiliki batas yang tidak tegas.

Piebaldisme

Piebaldisme adalah kelainan autosomal dominan di mana tidak terdapat melanosit pada lesi kulit. Biasanya muncul sejak lahir dengan daerah depigmentasi disekitar garis tengah tubuh bagian depan. Biasanya terbatas pada kepala dan badan.

Hipomelanosis Gutata Idiopatik

Hipomelanosis gutata idiopatik muncul dengan tampilan klinis berupa makula putih diskret berukuran kecil pada badan atau ekstremitas yang terpapar sinar matahari.

Hipomelanosis Makula Progresif

Hipomelanosis makula progresif adalah penyakit yang sering salah didiagnosis. Ini paling sering ditemukan pada pasien Afro-Amerika yang berasal dari negara tropis. Keluhan muncul berupa makula hipopigmentasi dengan batas tidak tegas, numular, konfluens, tanpa skuama, dan ditemukan pada daerah di sekitar garis tengah tubuh dan jarang meluas ke ekstremitas proksimal, serta kepala dan leher.

Lichen Sclerosus Et Atrophicus

Berbeda dengan vitiligo, kelainan ini biasanya disertai dengan perubahan tekstur kulit.

Nevus Depigmentosus

Nevus depigmentosus merupakan lesi depigmentasi berbatas tegas, yang biasanya muncul sejak lahir. Terdapat defek pada melanosit, dengan kelainan morfologi dari melanosom.[2,14]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis vitiligo biasanya tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium. Lampu Wood atau dermoskopi dapat membantu menegakkan vitiligo pada individu dengan warna kulit terang. Pemeriksaan penunjang seperti biopsi kulit atau tes lain tidak diperlukan kecuali untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain jika diagnosis meragukan[1]

Lampu Wood

Lampu Wood merupakan alat radiasi ultraviolet yang memancarkan sinar ultraviolet A (UVA). Alat ini dapat membantu mengidentifikasi hilangnya melanosit fokal dan mendeteksi area depigmentasi yang tidak terlihat dengan mata telanjang. Alat ini berguna terutama pada individu yang memiliki warna kulit terang. Di bawah lampu Wood, lesi vitiligo menunjukkan fluoresensi putih kebiruan cerah dengan batas yang tegas.[1]

Dermoskopi

Dermoskopi biasanya digunakan untuk membedakan vitiligo dari kelainan depigmentasi kulit lainnya. Vitiligo biasanya menunjukkan pigmentasi perifolikular residual dan telangiektasia, yang tidak ditemukan pada kelainan hipopigmentasi lainnya. Alat ini sangat berguna untuk menilai progresivitas penyakit dan tahapan evolusi vitiligo: lesi progresif menunjukkan pigmentasi perifolikular, sedangkan lesi stabil atau lesi remisi menunjukkan depigmentasi folikular.[1]

Histologi

Tidak ditemukan melanosit dalam lesi dapat dinilai dengan mikroskop confocal in vivo atau dengan biopsi kulit. Histologi dari pusat lesi vitiligo menunjukkan hilangnya pigmen melanin pada epidermis dan tidak ditemukannya melanosit. Limfosit sesekali dapat terlihat pada tepi lesi.[1]

Pemeriksaan Laboratorium

Vitiligo memiliki hubungan dengan penyakit autoimun lainnya, sehingga pemeriksaan laboratorium skrining, seperti thyroid stimulating hormone, antinuclear antibody, serta pemeriksaan darah lengkap dapat bermanfaat. Dokter juga perlu mempertimbangkan pemeriksaan serum antithyroglobulin dan antithyroid peroxidase antibodies, terutama jika terdapat riwayat penyakit keluarga.[2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Bergqvist C, Ezzedine K. Vitiligo: A Review. Dermatology. 2020;236(6):571-592.
2. Halder RM, Chappell JL. Vitiligo update. Semin Cutan Med Surg. 2009 Jun;28(2):86-92.
4. Neema S. Vitiligo. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1068962-overview
6. American Academy of Dermatology. Vitiligo: Overview. 2022. https://www.aad.org/public/diseases/a-z/vitiligo-overview.
10. Rahman R, Hasija Y. Exploring vitiligo susceptibility and management: a brief review. Biomed Dermatol. 2018;2:20.
13. Khurrum H, AlGhamdi KM, Bedaiwi KM, AlBalahi NM. Multivariate Analysis of Factors Associated with the Koebner Phenomenon in Vitiligo: An Observational Study of 381 Patients. Ann Dermatol. 2017 Jun;29(3):302-306.
14. Zhou H, Wu LC, Chen MK, Liao QM, Mao RX, Han JD. Factors Associated with Development of Vitiligo in Patients with Halo Nevus. Chin Med J (Engl). 2017 Nov 20;130(22):2703-2708.
15. Yaghoobi R, Omidian M, Bagherani N. Vitiligo: a review of the published work. J Dermatol. 2011 May;38(5):419-31.
16. Taieb A, Alomar A, Böhm M, Dell'anna ML, De Pase A, Eleftheriadou V, Ezzedine K, Gauthier Y, Gawkrodger DJ, Jouary T, Leone G, Moretti S, Nieuweboer-Krobotova L, Olsson MJ, Parsad D, Passeron T, Tanew A, van der Veen W, van Geel N, Whitton M, Wolkerstorfer A, Picardo M; Vitiligo European Task Force (VETF); European Academy of Dermatology and Venereology (EADV); Union Europe´enne des Me´decins Spe´cialistes (UEMS). Guidelines for the management of vitiligo: the European Dermatology Forum consensus. Br J Dermatol. 2013 Jan;168(1):5-19.
18. Ahmed jan N, Masood S. Vitiligo. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559149/

Epidemiologi Vitiligo
Penatalaksanaan Vitiligo
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 21 Juli 2023, 00:04
Muncul bintik-bintik putih pada kaki
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Izin konsul pasien wanita usia 24 th, mengeluhkan muncul putih2 di ektremitas bawah, tidak ada nyeri dan gatal, tidak ada riwayat di keluarga sebelumnya,...
Anonymous
Dibalas 22 April 2023, 20:42
Pasien 16 tahun dengan vitiligo
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Mohon izin konsul dokter, saya ada pasien usia 16 tahun, muncul bercak putih di bawah mata saja dan hanya diarea wajah saja, sdh saya resepkan Mometason...
dr. Raudhatul Jannah
Dibalas 15 April 2023, 12:49
Tata laksana vitiligo di bagian wajah pada pasien anak
Oleh: dr. Raudhatul Jannah
2 Balasan
Alo dokter, ijin berdiskusi,Saya punya pasien anak usia 9 tahun dengan vitiligo di wajah (area T zone), pasien sudah berobat ke dr. Sp. DV yang berbeda sudah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.