Etiologi Defisiensi Vitamin A
Etiologi dari defisiensi vitamin A yang paling banyak ditemukan pada negara yang sedang berkembang adalah asupan nutrisi yang kurang. Hal ini diperberat dengan terjadinya infeksi pada saluran pencernaan yang menyebabkan inflamasi kronis sehingga menurunkan kemampuan usus menyerap mikronutrien.[1,2]
Etiologi Defisiensi Vitamin A pada Negara Berkembang
Pada negara yang sedang berkembang, kurangnya asupan makanan bergizi biasanya diperparah dengan defisiensi zinc. Zinc pada dasarnya dibutuhkan untuk membantu penyerapan vitamin A dan pembentukan retinol-binding protein (RBP), yaitu protein transport intravaskular.[1,2]
Campak merupakan infeksi endemik pada negara miskin dan telah terbukti dapat menurunkan kadar retinol pada serum >30%. Infeksi ini dapat mengurangi pembentukan RBP dan menyebabkan tingginya ekskresi vitamin A pada urin. Campak juga akan meningkatkan kebutuhan akan vitamin A karena terjadi kerusakan pada jaringan epitel saluran pencernaan.[1,2]
Konsentrasi vitamin A pada Air Susu Ibu (ASI) ditentukan oleh kecukupan nutrisi Ibu. Pada negara miskin, rata-rata konsentrasi vitamin A pada air susu ibu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian minimal bayi dan tidak cukup untuk memenuhi cadangan vitamin A di hepar. Hal ini menyebabkan banyak bayi yang mengalami defisiensi vitamin A segera setelah penyapihan dilakukan.[1,2]
Etiologi Defisiensi Vitamin A pada Negara Maju
Pada negara maju, kelainan pankreas, hepar, dan saluran pencernaan, merupakan penyebab utama terjadinya defisiensi vitamin A. Inflammatory bowel disease (IBD) menyebabkan inflamasi kronis pada mukosa pencernaan dan kombinasi dengan asupan yang tidak adekuat akan menyebabkan defisiensi vitamin A.[1,2]
Penyakit liver kronis dapat menyebabkan defisiensi vitamin A. Hal ini diperkirakan karena terdapat penurunan produksi empedu, yang mana dibutuhkan untuk penyerapan vitamin A.[1,2]
Insufisiensi pankreas juga dapat menyebabkan defisiensi vitamin A karena menurunnya kemampuan eksokrin dan produksi hydrolase yang tidak mencukupi untuk penyerapan.[1,2]
Operasi bariatrik yang ditujukan untuk mencegah penyerapan lemak dengan memintas duodenum, dapat menyebabkan tidak adekuatnya penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, termasuk vitamin A. Bayi prematur juga berisiko mengalami defisiensi vitamin A karena saluran pencernaan belum matang sehingga mengganggu penyerapan vitamin A, dan rendahnya cadangan vitamin A.[1,2]
Faktor Risiko
Faktor risiko defisiensi vitamin A yang tertinggi meliputi anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui di negara yang sedang berkembang, dengan pendapatan rendah atau dengan status sosial rendah. Faktor risiko lain adalah bayi prematur, kultur vegetarian, diet yang tidak terkontrol (menurunkan asupan lemak), stress, menderita penyakit malabsorbsi (penyakit Crohn, penyakit Celiac, insufisiensi pankreas, diare kronis), obesitas, teknik bariatrik, infeksi termasuk infeksi parasit, penyalahgunaan alkohol, dan interaksi dengan xenobiotik lain yang mengganggu homeostasis retinoid.[3,4,11]
Bayi Prematur
Bayi prematur tidak memiliki cadangan vitamin A yang adekuat pada hepar. Selain itu kadar retinol dalam plasma cenderung rendah selama 1 tahun pertama. Bayi prematur yang mengalami defisiensi vitamin A memiliki risiko lebih tinggi terhadap gangguan penglihatan, penyakit kronis lambung, dan penyakit pada saluran pencernaan.[10]
Bayi dan Anak Kecil pada Negara Berkembang
Pada negara maju, kandungan vitamin A dalam air susu ibu (ASI) memenuhi kebutuhan selama 6 bulan pertama kehidupan. Akan tetapi, pada wanita yang mengalami defisiensi vitamin A, kandungan vitamin A pada ASI tidak memenuhi kebutuhan vitamin A pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Anak kecil pada negara berkembang cenderung mengalami defisiensi vitamin A saat memasuki tahap penyapihan. Adapun gejala yang paling sering ditemukan pada anak dengan defisiensi vitamin A adalah xerophthalmia.[10]
Wanita Hamil dan Menyusui di Negara Berkembang
Wanita hamil membutuhkan vitamin A tambahan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, serta untuk menjaga metabolisme. Dampak yang ditimbulkan dari defisiensi vitamin A adalah xerophthalmia, meningkatnya angka penyakit dan kematian pada ibu dan bayi, meningkatnya risiko anemia, dan hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan janin.[10]