Etiologi Hiperkalsemia
Etiologi hiperkalsemia atau hypercalcemia umumnya adalah hiperparatiroid primer dan keganasan. Namun, beberapa etiologi lain dapat berupa hipervitaminosis D, gangguan endokrin seperti tirotoksikosis, dan penggunaan obat-obatan tertentu.[1,2]
Hiperparatiroid Primer
Hiperparatiroid primer merupakan kondisi produksi hormon paratiroid (PTH) berlebihan yang dapat disebabkan oleh hiperplasia atau adenoma kelenjar paratiroid.[1-3]
Selain itu, familial hypocalciuric hypercalcemia, multiple endocrine neoplasia syndrome, hyperparathyroidism jaw tumor syndrome, neonatal severe primary hyperparathyroidism dan non-syndromic primary hyperparathyroidism juga berkaitan dengan produksi PTH yang berlebihan. Faktor risiko terjadinya hiperparatiroid primer adalah radiasi di area kepala dan leher pada masa anak serta penggunaan lithium jangka panjang.[1-3]
Keganasan
Beberapa jenis kanker yang sering berhubungan dengan hiperkalsemia adalah kanker payudara, kanker ginjal, kanker paru-paru, kanker ovarium, leukemia, limfoma, multiple myeloma, dan rhabdomyosarcoma. Peningkatan kadar kalsium terjadi karena sekresi PTH-related protein (PTHrp), metastasis osteolitik, aktivasi vitamin D ekstrarenal yang berlebihan, dan sekresi PTH ektopik.[1-4]
Hipervitaminosis D
Hipervitaminosis D dapat terjadi karena faktor iatrogenik atau karena kondisi lain seperti penyakit granulomatosa. Beberapa contoh penyakit granulomatosa adalah tuberkulosis, penyakit Hansen, histoplasmosis, ataupun sarkoidosis. Pembentukan granuloma yang meningkatkan produksi vitamin D akhirnya meningkatkan kadar kalsium. Pemakaian suplemen vitamin D yang tidak sesuai dengan dosis anjuran juga dapat meningkatkan absorpsi kalsium di saluran pencernaan.[1,2]
Gangguan Endokrin Lain
Selain kondisi hiperparatiroid primer yang telah disebutkan, beberapa gangguan lain pada sistem endokrin juga dapat menyebabkan hiperkalsemia meskipun lebih jarang. Contohnya adalah tirotoksikosis, hipoadrenalisme, dan feokromositoma.[2]
Imobilisasi
Imobilisasi akibat cedera korda spinalis atau cedera otak dapat berujung pada angka turnover tulang yang tinggi (peningkatan resorpsi tulang), yang dapat menyebabkan hiperkalsemia.[2,9]
Penggunaan Obat Tertentu
Obat-obatan seperti thiazide, lithium, suplemen vitamin A maupun vitamin D berlebihan, tamoxifen, dan aminofilin diduga dapat berkaitan dengan hiperkalsemia.[1,2]
Faktor Risiko
Faktor risiko hiperkalsemia dapat berupa riwayat PTH tinggi familial, keganasan, serta adanya penyakit tertentu seperti sarkoidosis, hipertiroid, dan cedera yang menimbulkan imobilisasi. Selain itu, individu yang menggunakan asupan vitamin D berlebihan atau obat-obatan lain yang tersebut di atas juga berisiko mengalami hiperkalsemia.[1-4]