Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Hipokalsemia annisa-meidina 2024-11-12T09:01:23+07:00 2024-11-12T09:01:23+07:00
Hipokalsemia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Hipokalsemia

Oleh :
dr.Eveline Yuniarti
Share To Social Media:

Penatalaksanaan hipokalsemia melibatkan pemberian suplemen kalsium oral atau intravena, tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Selain itu, pengobatan juga dapat melibatkan suplementasi vitamin D untuk meningkatkan absorpsi kalsium. Penting untuk menangani penyebab dasar hipokalsemia, seperti gangguan paratiroid dan hipoalbuminemia.[3-6]

Kebanyakan kasus hipokalsemia bersifat ringan, dan pasien hanya memerlukan pengobatan suportif dan evaluasi laboratorium berkala. Hipokalsemia berat dapat menyebabkan kejang, tetani, hipotensi refrakter, atau aritmia, yang kemudian akan memerlukan pendekatan yang lebih agresif. Pada kasus di mana hipokalsemia terjadi dengan hipomagnesemia, hipomagnesemia harus dikoreksi terlebih dahulu.[3-5]

Hipokalsemia Ringan

Pada pasien hipokalsemia ringan yang asimptomatik, intervensi medis jarang diperlukan. Peningkatan asupan kalsium dari diet, penanganan penyakit yang mendasari, dan terapi suportif umumnya cukup untuk meningkatkan kadar kalsium darah.

Pada pasien yang bergejala, lakukan pemeriksaan kalsium ion dan lakukan pemeriksaan laboratorium lain sesuai indikasi. Jika penyebab hipokalsemia kurang jelas, sebaiknya lakukan pemeriksaan kadar hormon paratiroid (PTH) dan kadar vitamin D.

Berikan terapi sesuai dengan penyebab hipokalsemia, misalnya suplementasi vitamin D 300.000 unit dalam 6-10 minggu.  atau sulih hormon paratiroid. Suplementasi kalsium oral dapat diberikan dengan dosis kalsium elemental 1-3 g/hari.[3-5]

Hipokalsemia Berat

Hipokalsemia berat dapat disertai kondisi yang mengancam nyawa, seperti kejang atau hipotensi. Lakukan perawatan kegawatdaruratan terlebih dulu, baru kemudian koreksi kadar kalsium pasien.

Suplementasi kalsium intravena (IV) dianjurkan pada hipokalsemia derajat berat, termasuk hipokalsemia yang disertai dengan aritmia jantung atau kejang. Kalsium diberikan dalam dosis setara 100-300 mg kalsium elemental, yakni 1–3 g kalsium glukonat atau 0,5–1 g kalsium klorida, diberikan dalam 100 ml dekstrosa selama 10 menit, diikuti dengan infus kontinu 0,5–1,5 mg kalsium elemental/kg/jam. Sebanyak 10 ml kalsium glukonat mengandung 90 mg kalsium elemental, sedangkan 10 ml kalsium klorida mengandung 272 mg kalsium elemental.

Dosis ini akan meningkatkan kadar kalsium ion menjadi 0,5-1,5 mmol dan akan bertahan 1-2 jam. Ukur kadar kalsium serum setiap 4-6 jam untuk mempertahankan kadar kalsium serum pada 8-9 mg/dl. Jika kadar albumin rendah, maka kadar kalsium ion juga harus dipantau.[3-5]

Hipokalsemia Kronik

Penatalaksanaan hipokalsemia kronik berbeda tergantung penyebab yang mendasarinya. Pada pasien dengan hipoparatiroidisme dan pseudohipoparatiroidisme, suplementasi kalsium per oral dapat diberikan. Tujuan terapi pada pasien dengan hipoparatiroidisme permanen adalah untuk meredakan gejala, meningkatkan dan mempertahankan konsentrasi kalsium serum dalam kisaran normal rendah (8,0-8,5 mg/dL), dan menghindari hiperkalsiuria.[3-5]

Vitamin D

Pada kasus hipoparatiroidisme berat, suplementasi vitamin D umumnya dibutuhkan tetapi perlu diingat bahwa defisiensi hormon paratiroid (PTH) akan menghambat konversi vitamin D menjadi kalsitriol. Pengobatan yang paling efektif adalah dengan penambahan 0,5-2 mcg kalsitriol atau 1-alfa-hidroksivitamin D3.[3]

Hormon Paratiroid Manusia Rekombinan (rhPTH)

rhPTH tersedia secara komersial di Amerika Serikat dan dapat digunakan sebagai tambahan dari pemberian suplementasi kalsium dan vitamin D untuk mengendalikan hipokalsemia pada pasien dengan hipoparatiroidisme. Meski demikian, hormon ini belum ada di Indonesia.

Dalam uji klinis REPLACE, 48 dari 90 pasien (53%) yang menerima rhPTH dan 1dari 44 pasien kelompok plasebo (2%) mencapai > 50% penurunan suplementasi kalsium dan vitamin D harian dari baseline sambil mempertahankan kalsium serum di atas konsentrasi baseline dan kurang dari batas normal atas pada minggu 24.[3]

Defisiensi Vitamin D Nutrisional

Pada pasien yang mengalami hipokalsemia akibat defisiensi vitamin D dari paparan sinar matahari yang kurang atau asupan vitamin D secara oral yang buruk, dapat diatasi dengan terapi sinar ultraviolet atau paparan sinar matahari. Sementara itu, rakhitis nutrisi dapat diobati dengan vitamin D2. Kedua jenis pasien ini juga bisa mendapat manfaat dari suplementasi kalsium per oral yang mengandung 1-2 g kalsium elemental/hari.[3]

Tata Laksana Hipokalsemia Pada Kehamilan

Pada dasarnya, tata laksana hipokalsemia pada kehamilan serupa dengan penanganan hipokalsemia dewasa umumnya. Jika ada alkalosis atau kekurangan magnesium, maka kedua hal ini perlu dikoreksi terlebih dahulu. Suplementasi kalsium dapat diberikan 1-3 g kalsium elemental/hari. Target kadar kalsium ion kelompok pasien ini adalah 8 mg/dl.[15]

Tata Laksana Hipokalsemia Pada Neonatus

Belum ada panduan tata laksana khusus untuk populasi ini. Penanganan disesuaikan dengan gejala. Sebuah studi menguji coba infus kalsium glukonas intravena profilaktik 400 mg/kg/hari pada neonatus menunjukkan bahwa dosis ini tidak lebih efektif dalam mencegah hipokalsemia neonatus ketimbang dosis 200 mg/kg/hari.

Sementara itu, pada neonatus yang mengalami kejang hipokalsemik, suatu laporan kasus menyarankan pemberian kalsium elemental nasogastrik sebesar 125 mg/kg/hari secara kontinu.[17,27,28]

Terapi Suportif

Pada pasien dengan hipokalsemia, dapat disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D dan kalsium, misalnya sayuran hijau, susu, tahu, dan ikan laut. Target konsumsi kalsium harian adalah 1500-2000 mg/hari, sedangkan kebutuhan vitamin D adalah 400–1000 unit/hari.[1-6]

Referensi

1. Tinawi M. Disorders of Calcium Metabolism: Hypocalcemia and Hypercalcemia. Cureus 2021. https://doi.org/10.7759/cureus.12420.
2. Clarke BL. Hypoparathyroidism: update of guidelines from the 2022 International Task Force. Arch Endocrinol Metab 2022;66:604–10. https://doi.org/10.20945/2359-3997000000549.
3. Suneja M. Hypocalcemia. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/241893-overview
4. Pepe J, Colangelo L, et al. Diagnosis and management of hypocalcemia. Endocrine. 2020 Sep;69(3):485-495. doi: 10.1007/s12020-020-02324-2.
5. Bove-Fenderson E, Mannstadt M. Hypocalcemic disorders. Best Pract Res Clin Endocrinol Metab. 2018 Oct;32(5):639-656. doi: 10.1016/j.beem.2018.05.006.
6. Turner J, Gittoes N, et al. Emergency management of acute hypocalcaemia in adult patients. Endocr Connect 2016;5:G7–8. https://doi.org/10.1530/EC-16-0056.
15. Almaghamsi A, Almalki MH, et al. Hypocalcemia in pregnancy: A clinical review update. Oman Med J 2018;33:453–62. https://doi.org/10.5001/omj.2018.85.
17. Apsera L, Sianturi P, et al. Prophylactic efficacy of 400 vs. 200 mg/kg /day calcium gluconate to prevent neonatal hypocalcemia. Paediatrica Indonesiana(Paediatrica Indonesiana) 2023;63:346–52. https://doi.org/10.14238/pi63.5.2023.346-52.
27. Vuralli D. Clinical Approach to Hypocalcemia in Newborn Period and Infancy: Who Should Be Treated? International Journal of Pediatrics (United Kingdom) 2019;2019. https://doi.org/10.1155/2019/4318075.
28. Donner JR, Ganta A, et al. A Case of Severe Neonatal Hypocalcemia Treated With Continuous Enteral Calcium. AACE Clin Case Rep 2023;9:85–8. https://doi.org/10.1016/j.aace.2023.04.003.

Diagnosis Hipokalsemia
Prognosis Hipokalsemia

Artikel Terkait

  • Metode Terkini Deteksi Kelenjar Paratiroid Selama Operasi
    Metode Terkini Deteksi Kelenjar Paratiroid Selama Operasi
Diskusi Terkait
dr.Dr Jo Kristine yoewono
Dibalas 10 Mei 2023, 09:34
Terapi untuk pasien hipokalemia dan hipokalsemia yang mengalami penurunan kesadaran
Oleh: dr.Dr Jo Kristine yoewono
4 Balasan
Teman sejawat ijin berdiskusi pada pasien saya usia 24 th perempuan datang dengan penurunan kesadaran di cek mri dan ct scan gak ada kelainan dan lab hanya...
Anonymous
Dibalas 18 Januari 2023, 15:39
Kesemutan dan nyeri kaki yang timbul saat sore hari
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo, dokter! Izin diskusi, dok. Saya dapat pasien perempuan usia 11 tahun dengan keluhan kesemutan dan nyeri di kedua kaki yang timbul saat sore menjelang...
dr. Reren Ramanda
Dibalas 14 Juni 2021, 14:51
Pemeriksaam pasien curiga hipokalsemia - Saraf Ask The Expert
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dr. Ade Wijaya, SpS izin bertanya dokter, apa saja ya dok tips untuk menentukan seseorang mengalami hipokalsemia sedangkan tidak ada peralatn untuk...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.