Etiologi Penyakit Hashimoto
Etiologi penyakit Hashimoto sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Ditemukannya peningkatan antibodi pada antigen tiroid, seperti antibodi antitiroid peroksidase (anti-TPO), antitiroglobulin (anti-Tg), dan TSH receptor-blocking antibodies (TBII), pada pasien penyakit Hashimoto mengindikasikan bahwa penyakit Hashimoto merupakan kelainan autoimun. Antibodi anti-TPO lebih umum ditemukan (90-95%) pada penyakit Hashimoto dibandingkan antibodi lainnya.[1,2,5]
Faktor Risiko
Penyakit Hashimoto umumnya dipengaruhi oleh kelainan genetik dan faktor risiko lingkungan. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit Hashimoto.
Riwayat Penyakit Hashimoto pada Keluarga
Penyakit Hashimoto sering kali ditemukan pada keturunan yang memiliki riwayat penyakit Hashimoto pada keluarga. Hal ini menunjukkan peran genetik pada penyakit Hashimoto.
Konsumsi Iodin Berlebih
Konsumsi iodin berlebih dihubungkan dengan peningkatan prevalensi penyakit tiroiditis. Sedangkan pada negara dengan konsumsi iodin rendah umumnya memiliki insiden penyakit Hashimoto yang rendah.
Penyakit Graves
Pasien dengan penyakit Graves dapat mengalami penyakit Hashimoto akibat adanya tiroiditis kronis.
Stress
Stress emosional atau fisiologis dihubungkan dengan hiperaktivitas imun yang menyebabkan autoimunitas.
Hormon
Penyakit Hashimoto lebih sering ditemukan pada wanita usia lanjut dibandingkan wanita usia muda. Hal ini menunjukkan kemungkinan terdapatnya peran hormon, seperti estrogen.
Kehamilan
Pada kehamilan umumnya terjadi beberapa mekanisme yang dapat memodulasi sistem imun. Progesteron yang meningkat pada kehamilan juga memiliki peran penting pada modulasi sistem imun.
Paparan Radiasi
Peningkatan kelainan autoimun tiroid dilaporkan pada anak-anak yang memiliki riwayat bencana nuklir, seperti kecelakaan Chernobyl. Hal ini mengindikasikan peran paparan radiasi pada penyakit Hashimoto.
Selenium
Suplementasi selenium ditemukan memiliki peran penting dalam menurunkan kadar serum anti-TPO. Hal ini membentuk pendapat bahwa rendahnya konsumsi selenium berpotensi memiliki peran dalam proses terjadinya penyakit Hashimoto.
Vitamin D
Kadar vitamin D pada pasien autoimun tiroiditis ditemukan sering kali rendah. Beberapa studi juga telah menunjukkan vitamin D memiliki peran penting pada risiko tiroiditis autoimun.
Virus Hepatitis C
Penyakit tiroid dilaporkan lebih sering ditemukan pada pasien dengan hepatitis C kronik, terutama pada wanita dengan kadar anti-TPO tinggi. Tiroiditis autoimun seperti penyakit Hashimoto juga sering ditemukan pada pasien dengan hepatitis C dan mixed cryoglobulinemia.
Obat-obatan
Efek toksisitas dari penggunaan obat IFN-alfa ditemukan dapat merusak sel tiroid dan mencetuskan respon imun yang berujung pada hipotiroid autoimun. Penggunaan terapi alemtuzumab juga ditemukan dapat mencetuskan tiroiditis autoimun.[1,2,6]