Etiologi Gagal Hati
Etiologi gagal hati meliputi hepatotoksisitas akibat paracetamol, drug-induced liver injury (DILI), infeksi virus hepatitis maupun nonhepatotropik, penyakit autoimun, oklusi vaskular, hepatitis iskemik, Wilson Disease, infiltrasi keganasan, serta kehamilan. Sedangkan gagal hati acute on chronic dipengaruhi dua faktor yakni intrahepatik (hepatitis akut dan alcohol) dan ekstrahepatik (infeksi).[6,8]
Etiologi Gagal Hati Akut
Etiologi gagal hati akut meliputi berbagai hal di bawah ini.
Hepatotoksisitas Paracetamol
Paracetamol merupakan obat analgetik dan antipiretik yang digunakan secara luas yang dalam penggunaan yang overdosis dapat menyebabkan gagal hati akut hingga kematian. Gagal hati akut dapat terjadi apabila seseorang mengkonsumsi sekaligus paracetamol dengan dosis > 200 mg/kgBB.[14]
Drug Induced Liver Injury (DILI) Idiosinkratik dan Pajanan Bahan Toksik
Gagal hati akut akibat DILI dapat disebabkan oleh berbagai jenis obat. Beberapa obat yang ditemukan dapat menyebabkan DILI adalah:
● Antibiotik: tetrasiklin, nitrofurantoin, trimethoprim-sulfamethoxazole, amoksisilin-klavulanat, efavirenz, eritromisin, sulfonamid, sulfasalazine
● Anti fungal: ketoconazole
● Obat anti tuberkulosis: isoniazid, pirazinamid, rifampicin
● Anti bangkitan: phenytoin, asam valproat, carbamazepine
● Antiaritmia: amiodaron, quinidine
● Obat antiinflamasi nonsteroid: diklofenak, ibuprofen
● Agen penurun lipid: atorvastatin, simvastatin
Selain itu, allopurinol, chlorpromazine, dan metildopa juga dapat menyebabkan gagal hati akut. Suplemen herbal, suplemen diet dan jamur spesies Amantia atau Galerina bisa mencetuskan kondisi gagal hati akut.[4,14]
Infeksi Virus Hepatitis
Kelima jenis virus hepatitis yaitu hepatitis A, B, C, D dan E dapat menyebabkan kejadian gagal hati akut. Kasus gagal hati pada Infeksi virus Hepatitis E memiliki angka kejadian yang paling tinggi di antara infeksi virus hepatitis yang lain.
Sedangkan risiko gagal hati tinggi pada infeksi virus hepatitis D dengan koinfeksi hepatitis B atau superinfeksi dengan infeksi hepatitis B kronis dibandingkan monoinfeksi hepatitis B.[4,15]
Infeksi Virus Non Hepatotropik
Beberapa virus seperti herpes simpleks, varicella zoster, cytomegalovirus, parvovirus B19, Epstein-Barr virus, adenovirus dapat menyebabkan gagal hati pada infeksi akut walaupun jarang terjadi. Infeksi varicella zoster perlu dipikirkan bila didapatkan gagal hati disertai dengan rash seluruh tubuh.[16]
Hepatitis Autoimun
Hepatitis autoimun terjadi akibat imunitas tubuh yang merusak hepatosit dan berakibat fibrosis hati yang berujung pada kerusakan multiorgan. Etiologinya masih belum diketahui secara jelas namun faktor genetik, epigenetik dan imunologi diperkirakan berperan pada kejadian ini.[6]
Sindrom Budd-Chiari dan Sindrom Obstruksi Sinusoidal (SOS)
Sindrom Budd-Chiari merupakan kondisi langka yang terjadi sebagai akibat obstruksi vena hepatica, kondisi ini bisa berakibat gagal hati akut dan bahkan kematian. Modalitas utama dalam penatalaksanaan gagal hati akut akibat sindroma ini di Western yaitu pemberian antikoagulan dini diikuti Transjugular Intrahepatic Portosystemic Shunt (TIPS) dan transplantasi hati.[17]
Sindrom obstruksi sinusoidal (SOS) ditandai dengan kerusakan endotelium sinusoidal hati. Sindrom ini merupakan kasus langka dengan gagal hati akut yang biasanya terjadi sekunder pada pasien yang menerima induksi kemoterapi dosis tinggi sebelum transplantasi stem cell hematopoietic dan bisa juga terjadi akibat konsumsi dalam jumlah besar tanaman alkaloid (teh herbal) dan obat tertentu.[4,18]
Hepatitis Iskemik
Hepatitis iskemik atau yang sering disebut hepatitis hipoksik merupakankan kasus langka gagal hati akut. Kondisi ini sering terjadi pada gagal jantung, syok septik, dan gagal napas. Penyebab kejadian ini adalah penurunan oksigen ke hati yang menyebabkan kenaikan cepat enzim hati baik bersifat sementara atau persisten.[4,19,20]
Wilson’s Disease
Wilson’s Disease merupakan gangguan metabolisme tembaga sehingga terjadi pengendapan di hati, otak, dan jaringan lain. Penyakit ini bersifat herediter autosomal resesif. Pada kondisi ini terapi berupa transplantasi hati yang dilakukan tetap tidak memberikan perbaikan dari kondisi gagal hati akut yang terjadi.[4,21]
Infiltrasi keganasan
Kasus gagal hati akut dewasa yang terjadi sekunder akibat keganasan antara lain limfoma Hodgkin, limfoma non Hodgkin, leukemia, tumor padat yang menginfiltrasi hati. Gagal hati akut juga dilaporkan terjadi pada pasien dengan kanker payudara metastasis yang terdiagnosis tujuh tahun sebelumnya.[4,22]
Gagal Hati akut terkait kehamilan
Gagal hati dapat terjadi pada kehamilan dengan infeksi hepatitis, perlemakan hati, sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzyme levels, and low platelet levels), eklamsia dan preeklamsia.[23]
Etiologi Gagal Hati Acute on Chronic
Etiologi gagal acute on chronic dapat dipresipitasi oleh dua faktor yakni intrahepatik (hepatitis akut dan alkohol) dan ekstrahepatik (infeksi).[8]
Infeksi
Peritonitis spontan bakteri adalah penyebab paling sering yang mampu mempresipitasi kondisi gagal hati acute on chronic. Selain itu, peritonitis sekunder dan pneumonia juga mampu mempresipitasi kondisi ini.[8]
Hepatitis akut
Reaktivasi hepatitis B, koinfeksi hepatitis A-hepatitis E, penggunaan obat hepatotoksik, flare-up pada hepatitis autoimun, kondisi iskemia hati yang berlanjut menjadi hipotensi berat mampu mempresipitasi gagal hati acute on chronic.[24]
Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol atau alcohol use disorder aktif dapat memicu terjadinya gagal hati acute on chronic. Prevalensi dan tingkat keparahan gagal hati acute on chronic lebih tinggi pada sirosis alkoholik yang mengonsumsi alkohol secara aktif dibandingkan dengan sirosis alkoholik tanpa konsumsi alkohol aktif maupun sirosis non alkoholik.[8]
Faktor Risiko
Faktor risiko gagal hati antara lain:
- Overdosis obat
- Infeksi hepatitis virus
- Riwayat konsumsi alkohol
- Konsumsi obat hepatotoksik berkepanjangan[9]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja