Etiologi GERD
Etiologi utama gastroesophageal reflux disease atau GERD adalah gangguan pada lower esophageal sphincter (LES).[4]
Transient Lower Esophageal Sphincter Relaxation (TLESR)
Adanya transient lower esophageal sphincter relaxation atau relaksasi sfingter esofagus transien (TLESR) akan menyebabkan paparan refluksat gaster ke dalam esofagus yang berlangsung secara kronis. Refluksat gaster tersebut merupakan campuran dari asam lambung, sekresi asam empedu, dan juga pankreas. TLESR dipercaya adalah penyebab utama terjadinya GERD.[4,6,7]
Faktor Risiko
Faktor-faktor risiko yang berpengaruh pada terjadinya gastroesophageal reflux disease atau GERD antara lain:
- Faktor demografi: usia lebih tua, jenis kelamin perempuan
- Berat badan: overweight dan obesitas
- Hiatus hernia
- Obat: teofilin, obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen, beta adrenergik seperti bisoprolol, dan calcium-channel blocker seperti amlodipine
- Hormon: penurunan estrogen pada menopause
- Psikologis: stress, ketegangan, kecemasan, depresi
Makanan, Pola Makan, Gaya Hidup
Faktor risiko terkait diet dan gaya hidup antara lain:
- Makanan: kandungan tinggi lemak, makanan asam atau pedas, cokelat, teh, kopi, alkohol, minuman berkarbonasi
- Pola makan: jadwal makan tidak teratur, makan malam dalam jumlah besar, konsumsi camilan malam hari, dan asupan makanan tinggi lemak
- Gaya hidup: merokok, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol
Kehamilan
Banyak wanita mengalami refluks asam selama kehamilan, kondisi ini umumnya menghilang setelah kehamilan dan tidak menimbulkan komplikasi.[2-4,6,7,10,11]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan