Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter Pylori general_alomedika 2022-12-27T13:33:16+07:00 2022-12-27T13:33:16+07:00
Infeksi Helicobacter Pylori
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter Pylori

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan infeksi Helicobacter pylori dilakukan dengan pemberian kombinasi tiga obat, yaitu satu jenis proton pump inhibitor atau PPI dan dua jenis antibiotik. Pilihan lini pertama adalah PPI, amoxicillin, dan clarithromycin selama 7–14 hari. Pemberian kombinasi tiga obat ini sering juga disebut sebagai triple therapy.[4,11]

Terapi Lini Pertama

Triple therapy yang direkomendasikan di Indonesia adalah kombinasi PPI, amoxicillin 1 gram, dan clarithromycin 500 mg, yang masing-masing diberikan dua kali sehari selama 7–14 hari. Terapi ini memiliki efektivitas eradikasi H. pylori sebanyak 80–90%.[4,11]

Alternatif terapi lini pertama lainnya adalah pemberian PPI dua kali sehari, bismut 240 mg dua kali sehari, metronidazole 400 mg dua hingga tiga kali sehari, dan tetrasiklin 400 mg empat kali sehari. Terapi ini memiliki keberhasilan eradikasi H. pylori yang dapat mencapai >80%.[4,11]

Pertimbangan Ketika Memilih Antibiotik

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum dokter memberikan antibiotik untuk pasien H. pylori. Dokter harus mempertimbangkan riwayat pemberian antibiotik sebelumnya dan ada tidaknya resistensi clarithromycin di daerah tersebut.[4,11]

Untuk area dengan kejadian resistensi clarithromycin <15% atau untuk pasien tanpa riwayat paparan makrolida, terapi rekomendasi adalah clarithromycin selama 14 hari. Namun, untuk pasien dengan riwayat paparan makrolida atau pasien yang mengalami alergi penicillin, terapi yang dianjurkan adalah bismut selama 10–14 hari.[4,11]

Pemberian clarithromycin atau amoxicillin dapat digantikan dengan metronidazole tanpa menurunkan efektivitas eradikasi, misalnya jika pasien memiliki alergi terhadap kedua obat tersebut. Namun, regimen metronidazole tidak banyak dipakai, terutama di daerah dengan kejadian resistensi metronidazole >30%.[4,11]

Pada pasien dengan riwayat alergi penicillin yang tidak jelas, pemberian obat harus didahului dengan tes sensitivitas obat. Bila hasil uji sensitivitas obat tidak konklusif, pemberian amoxicillin oral dapat dilakukan dengan supervisi.[4,11]

Perbandingan Durasi Terapi 7 Hari dan 14 Hari

Studi yang membandingkan durasi terapi 7 hari dan 14 hari menemukan perbedaan keberhasilan eradikasi. Eradikasi H. pylori setelah durasi terapi 7 hari adalah 73%, sedangkan keberhasilan setelah durasi terapi 14 hari adalah 78%.[4,11]

Namun, dalam studi yang terbatas untuk populasi Asia, tidak ditemukan perbedaan kemampuan eradikasi setelah terapi 7 hari dan 14 hari. Oleh karena itu, terapi selama 7 hari masih menjadi pilihan utama dengan mempertimbangkan kepatuhan penderita dan efektivitas pembiayaan.[4,11]

Terapi Lini Kedua bila Terapi Lini Pertama Tidak Berhasil

Ada empat skenario yang dapat dilakukan bila terapi lini pertama gagal mengeradikasi infeksi Helicobacter pylori.

Kombinasi PPI dan Antibiotik yang Sebelumnya Tidak Digunakan

Untuk pasien yang mendapatkan kombinasi PPI dengan amoxicillin dan clarithromycin, metronidazole dapat diberikan sebagai pengganti salah satu antibiotik. Pada kombinasi terapi ini, lama pemberian dan dosis yang digunakan sama dengan kombinasi PPI pada lini pertama.[4,11]

Terapi Kombinasi Bismut

Terapi kombinasi bismut dengan metronidazole dan tetrasiklin dapat digunakan sebagai terapi lini kedua pada pasien yang gagal dengan terapi kombinasi PPI. Sebagai lini kedua, lama pemberian kombinasi terapi bismut yang disarankan adalah 14 hari karena kemampuan eradikasinya jauh lebih besar daripada pemberian selama 7 hari.[4,11]

Terapi Kombinasi Levofloxacin

Pemberian levofloxacin 250 mg dua kali sehari (atau 500 mg sekali sehari), PPI, dan amoxicillin 1 gram dua kali sehari selama 10 hari dapat digunakan sebagai terapi lini kedua bila lini pertama gagal. Kemampuan eradikasi terapi ini mencapai 80%.[4,11]

Terapi Kombinasi Rifabutin

Rifabutin, suatu derivat rifampicin, dapat digunakan sebagai terapi lini kedua. Rifabutin diberikan dalam dosis 150 mg bersama amoxicillin 1 gram dan PPI, masing-masing sebanyak dua kali sehari.[4,11]

Pemilihan PPI dalam Terapi Kombinasi

Pemberian PPI pada terapi eradikasi infeksi H. pylori berperan menurunkan keasaman cairan lambung, sehingga menstabilkan antibiotik yang larut asam dan meningkatkan konsentrasi antibiotik pada cairan asam.[4,11]

Pada kondisi normal, tidak ada perbedaan tingkat eradikasi antar PPI, sehingga semua PPI dapat digunakan dengan tingkat efektivitas yang serupa. Namun, pada kondisi yang tidak normal, dapat terjadi gangguan pada enzim sitokrom P450, terutama genotip CYP2C19, yang berhubungan dengan metabolisme PPI. Pada pasien dengan genotip CYP2C19, pemberian esomeprazole 40 mg memberikan eradikasi yang lebih baik daripada omeprazole 20 mg.[2,4,11]

Karena pemeriksaan gen tidak praktis untuk dilakukan sebelum terapi, esomeprazole sebaiknya dipertimbangkan jika tersedia dan jika harganya terjangkau oleh pasien. Opsi alternatif adalah menggunakan PPI lainnya dan mengganti dengan esomeprazole jika terjadi kegagalan terapi.[4,11]

Tabel 1. Kombinasi Terapi Medikamentosa untuk Eradikasi Infeksi H. pylori

Kombinasi Pengobatan Lama Pemberian
Kombinasi PPI
PPI + amoxicillin 1 gram + clarithromycin 500 mg 2 kali sehari 7–14 hari
PPI + metronidazole 400 mg + clarithromycin 500 mg 2 kali sehari
PPI + amoxicillin 1 gram + metronidazole 400 mg 2 kali sehari
Kombinasi Bismut
PPI 2 kali sehari + bismut 240 mg 2 kali sehari + metronidazole 400 mg 2–3 kali sehari + tetrasiklin 500 mg 4 kali sehari 7–14 hari
Kombinasi Levofloxacin
PPI + levofloxacin 250 mg + amoxicillin 1 gram 2 kali sehari 10 hari
Kombinasi Rifabutin
PPI + rifabutin 150 mg + amoxicillin 1 gram 2 kali sehari 7–10 hari

Sumber: dr. Immanuel Natanael Tarigan. 2018.

Terapi Suportif

Penghentian merokok adalah salah satu kunci keberhasilan eradikasi H. pylori. Pada hasil meta analisis, ada peningkatan kegagalan terapi secara bermakna pada penderita infeksi H. pylori yang merokok. Menurut analisis lanjutan, pasien dengan riwayat merokok yang berhenti merokok selama pengobatan menunjukkan keberhasilan terapi yang sama dengan pasien yang tidak merokok.[4,11]

Keterlibatan merokok pada keberhasilan terapi eradikasi infeksi H. pylori dihipotesiskan terjadi melalui dua mekanisme. Mekanisme pertama adalah kemungkinan penurunan penghantaran antibiotik pada mukosa gaster akibat penurunan aliran darah mukosa gaster dan penurunan sekresi mukus akibat merokok. Lalu, mekanisme kedua adalah hubungan merokok dengan faktor perancu lainnya, seperti kepatuhan pengobatan pada pasien.[4,11]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

2. Zagari RM, Romano M, Ojetti V, et al. Guidelines for the management of Helicobacter pylori infection in Italy: the III Working Group Consensus Report 2015. Digestive and Liver Disease. 2015;47:903-12.
4. Parikh NS, Ahlawat R. Helicobacter Pylori. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534233/
11. Fock KM, Katelaris P, Sugano K, et al. Second Asia–Pacific Consensus Guidelines for Helicobacter pylori infection. Journal of Gastroenterology and Hepatology. 2009;24:1587–600.

Diagnosis Infeksi Helicobacter P...
Prognosis Infeksi Helicobacter P...

Artikel Terkait

  • Tes Noninvasif untuk Diagnosis Infeksi Helicobacter pylori
    Tes Noninvasif untuk Diagnosis Infeksi Helicobacter pylori
  • Riwayat Keluarga Kanker Lambung dan Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter pylori - Telaah Jurnal Alomedika
    Riwayat Keluarga Kanker Lambung dan Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter pylori - Telaah Jurnal Alomedika
  • Efektivitas Vonoprazan untuk Eradikasi Helicobacter pylori – Telaah Jurnal Alomedika
    Efektivitas Vonoprazan untuk Eradikasi Helicobacter pylori – Telaah Jurnal Alomedika
  • Pemeriksaan HpSA untuk Diagnosis Infeksi Helicobacter pylori
    Pemeriksaan HpSA untuk Diagnosis Infeksi Helicobacter pylori
  • Pedoman Penanganan Infeksi Helicobacter pylori 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan Infeksi Helicobacter pylori 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.