Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Intoleransi Laktosa general_alomedika 2023-09-19T16:09:28+07:00 2023-09-19T16:09:28+07:00
Intoleransi Laktosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Intoleransi Laktosa

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Etiologi intoleransi laktosa adalah defisiensi enzim laktase. Defisiensi enzim ini dapat diklasifikasikan menjadi defisiensi laktase primer, sekunder, dan kongenital. Sementara itu, faktor risiko kondisi intoleransi laktosa antara lain usia remaja, perempuan, dan penyakit pada saluran pencernaan.

Etiologi

Penyebab intoleransi laktosa diawali dari defisiensi enzim laktase, yang berfungsi dalam hidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Defisiensi enzim ini mengakibatkan gangguan pencernaan. Klasifikasi etiologi defisiensi enzim laktase terdiri dari primer, sekunder, dan kongenital.

Defisiensi Enzim Laktase Primer

Defisiensi laktase primer (hipolaktasia tipe-dewasa/laktase non-persisten/defisiensi laktase herediter) merupakan penyebab tersering intoleransi laktosa, yang ditandai dengan penurunan perlahan kadar enzim laktase seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini disebabkan oleh mutasi pada gen regulator enzim laktase.[1,6,7]

Defisiensi Enzim Laktase Sekunder

Defisiensi laktase sekunder disebabkan oleh beberapa kondisi penyakit gastrointestinal, seperti gastroenteritis akut, diare persisten, penyakit celiac, penyakit Crohn, kolitis ulseratif, dan kemoterapi kanker yang menyebabkan kerusakan pada mukosa usus halus. Kerusakan mukosa dapat menyebabkan atrofi parsial vili usus halus yang merupakan tempat enzim laktase. Defisiensi laktase sekunder dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering ditemukan pada masa bayi.[1,6,7]

Defisiensi Enzim Laktase Kongenital

Defisiensi laktase kongenital disebabkan oleh kelainan genetik autosomal resesif pada lokus 2q21, yang ditandai dengan aktivitas enzim laktase yang rendah atau tidak ada sejak lahir. Etiologi kongenital merupakan penyebab defisiensi laktosa yang cukup jarang terjadi.[1,6]

Faktor Risiko

Faktor risiko intoleransi laktosa antara lain ras Asia-Afrika, usia remaja, perempuan, dan penyakit pada saluran pencernaan seperti gastroenteritis, inflammatory bowel disease, penyakit celiac.

Usia

Intoleransi laktosa lebih sering ditemukan pada remaja dan dewasa muda, dan jarang terjadi pada anak dibawah usia 6 tahun. Hal ini mungkin disebabkan penurunan kadar enzim laktase mulai terjadi pada usia 2-3 tahun.[1,8]

Jenis Kelamin

Studi oleh Baadkar, et al di tahun 2014 mendapatkan bahwa perempuan memiliki risiko 2,5 kali lebih besar untuk mengalami gejala intoleransi laktosa dibandingkan pria.[12]

Ras

Frekuensi laktase non-persisten ditemukan sekitar 80-100% pada negara-negara di Asia dan Afrika. Diantaranya sebesar 90% di Cina, 90% di Thailand, 60% di Pakistan, 16-23% di Rusia, dan 4% di Denmark. Literatur lain menyebutkan frekuensi intoleransi laktosa mencapai 60-90% pada kelompok etnis Arab, Amerika berkulit hitam, Yunani, Yahudi, Jepang, dan Asia lainnya.[8,9]

Penyakit Gastrointestinal

Beberapa penyakit yang turut menjadi faktor risiko terjadinya intoleransi laktosa antara lain penyakit celiac, small intestinal bacterial overgrowth (SIBO), inflamasi saluran pencernaan yang diinduksi obat, infeksi usus halus, dan inflammatory bowel disease.  Kondisi ini dapat menyebabkan hipolaktasia sekunder akibat atrofi vili usus halus.[2,11]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Malik TF, Panuganti KK. Lactose Intolerance. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532285/
2. Misselwitz B, Pohl D, et al. Lactose malabsorption and intolerance: pathogenesis, diagnosis and treatment. United European Gastroenterol J. 2013 Jun;1(3):151-9. doi: 10.1177/2050640613484463. PMID: 24917953; PMCID: PMC4040760.
6. Vandenplas Y. Lactose Intolerance. Asia Pac J Clin Nutr. 2015;24:S9-S13.
7. Heyman MB. Lactose Intolerance in Infants, Children, and Adolescents. American Academy of Pediatrics.
8. Hegar B, Widodo A. Lactose Intolerance in Indonesian Children. Asia Pac J Clin Nutr. 2015; 24(Suppl 1): S31-S40.
11. Aaron L, Patricia W, et al. Celiac Disease and Lactose Intolerance. International Journal of Celiac Disease. 2018; 6(3): 68-70.
12. Baadkar SV, Mukherjee MS, Lele SS. Study on Influence of Age, Gender, and Genetic Variants on Lactose Intolerance and Its Impact on Milk Intake in Adult Asian Indians. Ann Hum Biol. 2014; 41(6): 548-553.

Patofisiologi Intoleransi Laktosa
Epidemiologi Intoleransi Laktosa

Artikel Terkait

  • Alternatif Susu Pengganti pada Bayi Alergi Susu Sapi
    Alternatif Susu Pengganti pada Bayi Alergi Susu Sapi
  • Efektivitas Formula Asam Amino untuk Alergi Susu Sapi Berat
    Efektivitas Formula Asam Amino untuk Alergi Susu Sapi Berat
  • Manajemen Alergi Susu Sapi pada Bayi
    Manajemen Alergi Susu Sapi pada Bayi
  • Manfaat Probiotik Bifidobacterium pada Penanganan Anak Alergi
    Manfaat Probiotik Bifidobacterium pada Penanganan Anak Alergi
  • Formula Rekomendasi dari IDAI untuk Penanganan Alergi Susu Sapi, Check di Sini
    Formula Rekomendasi dari IDAI untuk Penanganan Alergi Susu Sapi, Check di Sini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 21 Februari 2025, 09:13
Imunisasi pada bayi alergi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin bertanya dokter, apakah pada bayi yang alergi boleh dilakukan imunisasi? Bayi dengan riwayat alergi susu sapi derajat berat, sering muncul ruam merah,...
dr.Shiva Valeska Ardhaniswari
Dibalas 07 September 2024, 08:29
Bila ada alergi susu sapi, apakah pasien dengan malnutrisi tetap bisa diberikan susu F75?
Oleh: dr.Shiva Valeska Ardhaniswari
5 Balasan
Selamat pagi dokter dan TS lainnyan izin konsul, pasien anak perempuan usia 12 th dgn diagnosa TB millier dan malnutrisi, BB 20kg TB 140cm, pasien memiliki...
dr.Ayu rahmi pratiwi
Dibalas 28 Agustus 2023, 10:22
Apakah anak dengan alergi susu sapi bisa juga alergi susu soya?
Oleh: dr.Ayu rahmi pratiwi
2 Balasan
Alo dok, izin bertanya ya... apakah anak dengan alergi susu sapi bisa juga alergi susu soya? Setelah mengetahui alergi susu sapi, anak ini beralih ke susu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.