Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Intoleransi Laktosa general_alomedika 2023-09-19T16:13:40+07:00 2023-09-19T16:13:40+07:00
Intoleransi Laktosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Intoleransi Laktosa

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Penatalaksanaan intoleransi laktosa bertujuan untuk menghilangkan gejala, dengan tetap mempertahankan asupan kalsium dan vitamin D. Secara garis besar, penatalaksanaan intoleransi laktosa terdiri dari modifikasi diet, suplementasi laktase, dan penatalaksanaan etiologi yang mendasari terjadinya defisiensi laktase sekunder.

Modifikasi Diet

Modifikasi diet dilakukan dengan mengurangi asupan makanan yang mengandung laktosa. Beberapa produk makanan yang mengandung laktosa antara lain keju, susu, yogurt, mentega, margarin, whey, dan es krim. Pasien dengan intoleransi laktosa dapat mentoleransi paling tidak 12 gram laktosa atau kurang lebih setara 250 mL susu, sehingga pada modifikasi diet pasien disarankan untuk mengurangi asupan laktosa menjadi kurang dari 12 gram/hari.[1-3,6]

Toleransi laktosa dapat diinduksi melalui pemberian laktosa berulang karena flora pada saluran pencernaan dapat beradaptasi. Salah satu cara untuk menginduksi toleransi laktosa adalah melalui pemberian susu sapi bertahap, yaitu dimulai dari 30‒60 mL/hari dan meningkat bertahap hingga 250 mL/hari. Konsumsi disarankan bersamaan dengan makanan untuk memperlambat pelepasan laktosa dalam usus halus, dengan pilihan susu yang memiliki kadar lemak yang lebih tinggi karena tipe susu ini memiliki waktu transit yang lebih lama sehingga dapat ditoleransi lebih baik.[2,5]

Pada pasien yang menjalani modifikasi diet, disarankan untuk tetap mengkonsumsi beberapa produk makanan seperti produk susu dengan rendah laktosa karena memiliki kandungan yang hampir serupa dengan susu pada umumnya, juga mengkonsumsi produk fermentasi seperti yogurt yang mengandung prebiotik dan probiotik yang bermanfaat bagi mikroflora saluran pencernaan. Bakteri pada probiotik yang memiliki â-D-galaktosidase dapat berpotensi untuk mencerna laktosa berlebih pada saluran pencernaan.[2,5]

Pasien juga disarankan untuk mengonsumsi makanan lain yang tinggi kandungan kalsium, seperti kacang kedelai, oat, susu almond, nasi, jus yang diperkaya kalsium, sayur berdaun hijau gelap, kacang kering, dan legum (kacang-kacangan). [2,5]

Suplementasi Laktase

Pemberian suplementasi laktase bertujuan untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa sehingga dapat diabsorbsi dalam saluran pencernaan. Suplementasi tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, gel, bubuk atau cairan yang dikonsumsi 5-30 menit sebelum mengonsumsi makanan yang mengandung laktosa, atau dapat dikonsumsi bersamaan saat mengkonsumsi produk yang mengandung susu.[1,3,5]

Pemberian enzim laktase dapat merubah rasa makanan menjadi lebih manis saat dicampurkan dengan produk olahan susu.[2]

Suplementasi Kalsium dan Vitamin D

Pasien yang menghentikan konsumsi produk dairy akan memiliki risiko tinggi terhadap defisiensi kalsium dan vitamin D. Untuk hal ini, suplementasi kalsium dan vitamin D menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Kebutuhan kalsium per hari yang direkomendasikan untuk dewasa adalah 1200 mg/hari.

Rekomendasi pemberiannya dipengaruhi oleh jenis kelamin, status menopause pada wanita, dan kondisi penyerta seperti osteoporosis. Suplementasi kalsium sebesar 500 mg/hari dapat diberikan dalam dosis terbagi.[18]

Persiapan Rujukan

Apabila diagnosis intoleransi laktosa sudah ditegakkan, diperlukan konsultasi dengan spesialis gastroenterologist dan gizi klinik.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Malik TF, Panuganti KK. Lactose Intolerance. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532285/
2. Misselwitz B, Pohl D, et al. Lactose malabsorption and intolerance: pathogenesis, diagnosis and treatment. United European Gastroenterol J. 2013 Jun;1(3):151-9. doi: 10.1177/2050640613484463. PMID: 24917953; PMCID: PMC4040760.
3. Fassio F, Facioni MS, Guagnini F. Lactose Maldigestion, Malabsorption, and Intolerance: A Comprehensive Review with a Focus on Current Management and Future Perspectives. Nutrients. 2018;10:1599.
5. Szilagyi A, Ishayek N. Lactose Intolerance, Dairy Avoidance, and Treatment Avoidance. Nutrients. 2018.
6. Vandenplas Y. Lactose Intolerance. Asia Pac J Clin Nutr. 2015;24:S9-S13.
18. Hammer et al. Lactose intolerance: Clinical manifestations, diagnosis, and management. Uptodate. February 2020.

Diagnosis Intoleransi Laktosa
Prognosis Intoleransi Laktosa

Artikel Terkait

  • Alternatif Susu Pengganti pada Bayi Alergi Susu Sapi
    Alternatif Susu Pengganti pada Bayi Alergi Susu Sapi
  • Efektivitas Formula Asam Amino untuk Alergi Susu Sapi Berat
    Efektivitas Formula Asam Amino untuk Alergi Susu Sapi Berat
  • Manajemen Alergi Susu Sapi pada Bayi
    Manajemen Alergi Susu Sapi pada Bayi
  • Manfaat Probiotik Bifidobacterium pada Penanganan Anak Alergi
    Manfaat Probiotik Bifidobacterium pada Penanganan Anak Alergi
  • Formula Rekomendasi dari IDAI untuk Penanganan Alergi Susu Sapi, Check di Sini
    Formula Rekomendasi dari IDAI untuk Penanganan Alergi Susu Sapi, Check di Sini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 21 Februari 2025, 09:13
Imunisasi pada bayi alergi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin bertanya dokter, apakah pada bayi yang alergi boleh dilakukan imunisasi? Bayi dengan riwayat alergi susu sapi derajat berat, sering muncul ruam merah,...
dr.Shiva Valeska Ardhaniswari
Dibalas 07 September 2024, 08:29
Bila ada alergi susu sapi, apakah pasien dengan malnutrisi tetap bisa diberikan susu F75?
Oleh: dr.Shiva Valeska Ardhaniswari
5 Balasan
Selamat pagi dokter dan TS lainnyan izin konsul, pasien anak perempuan usia 12 th dgn diagnosa TB millier dan malnutrisi, BB 20kg TB 140cm, pasien memiliki...
dr.Ayu rahmi pratiwi
Dibalas 28 Agustus 2023, 10:22
Apakah anak dengan alergi susu sapi bisa juga alergi susu soya?
Oleh: dr.Ayu rahmi pratiwi
2 Balasan
Alo dok, izin bertanya ya... apakah anak dengan alergi susu sapi bisa juga alergi susu soya? Setelah mengetahui alergi susu sapi, anak ini beralih ke susu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.