Patofisiologi Polisitemia
Patofisiologi polisitemia dapat dibedakan menurut etiologi dan kadar eritropoietin. Pada polisitemia vera (primer), kadar eritropoietin rendah. Sedangkan pada polisitemia sekunder, kadar eritropoietin tinggi.
Polisitemia Vera
Patofisiologi polisitemia vera (primer) didasari adanya mutasi bawaan (germline) atau mutasi somatik (yang didapat) terhadap progenitor erythroid. Hal ini akan meningkatkan proliferasi dan akhirnya menimbulkan akumulasi eritrosit. Pada kondisi ini, kadar eritropoietin tidak meningkat, bahkan terkadang bisa rendah.
Contoh mutasi gen yang sudah teridentifikasi adalah mutasi gen Janus Kinase 2 (JAK2) pada kasus polisitemia vera dan mutasi reseptor eritropoietin (EPOR) pada kasus polisitemia familial dan kongenital. Mutasi tersebut akan menyebabkan abnormalitas intracellular signaling dan kondisi hipersensitivitas terhadap eritropoietin pada sel progenitor erythroid, menyebabkan deregulasi eritrositosis.[3,6,7]
Polisitemia Sekunder
Patofisiologi polisitemia sekunder didasari oleh erythropoietin (Epo)-driven process. Proses tersebut dapat dipicu oleh mekanisme oxygen-sensitive Epo response terhadap hipoksia jaringan atau eritropoietin patologik yang diproduksi oleh tumor atau obat.
Peningkatan Kadar Eritropoietik akibat Hipoksia
Mekanisme oxygen-sensitive Epo response terhadap hipoksia jaringan akan meningkatkan produksi hypoxia inducible factors (HIF) dan pelepasan eritropoietin dari ginjal. Pada akhirnya, terjadi eritropoiesis secara berlebihan selama kondisi hipoksia jaringan tidak diperbaiki.
Penyakit yang berhubungan dengan polisitemia sekunder antara lain penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), hipoventilasi alveolar pada kasus sleep apnea dan obesitas, penyakit jantung bawaan sianotik, dan hemoglobinopati dengan afinitas oksigen tinggi. Polisitemia sekunder juga bisa disebabkan hipoksia lokal, misalnya pada kelainan vaskular ginjal yang menyebabkan hipoksia lokal di jaringan ginjal.
Peningkatan Kadar Eritropoietin akibat Tumor atau Obat
Polisitemia sekunder juga bisa disebabkan kadar eritropoietin berlebihan akibat produksi dari tumor (Epo-secreting tumor). Beberapa obat juga bisa menginduksi produksi eritropoietin, misalnya obat anabolik steroid dan terapi pengganti testosteron yang memicu stimulasi eritropoietin endogen.[1,4,5,8]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri