Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Aritmia general_alomedika 2025-01-13T13:47:49+07:00 2025-01-13T13:47:49+07:00
Aritmia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Gambaran EKG
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Aritmia

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan aritmia dengan kondisi klinis tidak stabil yang paling utama adalah terminasi aritmia dan stabilisasi pasien.  Pilihan terapi untuk stabilisasi aritmia meliputi kardioversi elektrik, penggunaan alat pacu jantung, ablasi, serta obat-obatan.

Pencegahan rekurensi aritmia tergantung penyebab. Koreksi faktor-faktor yang dapat memicu pembentukan maupun konduksi impuls abnormal. Serta, harus dilakukan penilaian dan penatalaksanaan kemungkinan komplikasi, seperti timbulnya tromboemboli atrium yang memerlukan antikoagulasi.[2-4,15]

Aritmia dengan Kegawatdaruratan

Adanya tanda kegawatdaruratan perlu diperiksa pada setiap pasien dengan aritmia. Tanda kegawatdaruratan bisa mencakup hipotensi, perubahan status mental, tanda syok, nyeri dada iskemik, dan gagal jantung akut.

Setiap pasien aritmia dengan kegawatdaruratan perlu mendapatkan pemeriksaan dan penatalaksanaan terhadap kelainan pada airway, breathing, dan circulation. Pemberian oksigenasi juga disarankan pada pasien.[2-4,15]

Kegawatdaruratan Bradiaritmia

Pada pasien bradiaritmia dengan tanda kegawatdaruratan, penatalaksanaan yang perlu segera diberikan adalah pemberian atropin. Atropin diberikan secara intravena sebanyak 1 mg. Dosis dapat diulang setiap 3-5 menit dengan dosis maksimal 3 mg.

Bila pemberian atropin tidak efektif, maka dapat dilakukan transcutaneous pacing atau infus dopamin atau epinefrin. Dopamin diberikan melalui infus dengan kecepatan 5-20 µg/kg/menit disertai titrasi sesuai klinis pasien, sedangkan epinefrin diberikan melalui infus dengan kecepatan 2-10 µg/kg/menit disertai titrasi sesuai klinis pasien.[3,4,15]

Kegawatdaruratan Takiaritmia

Pada pasien takiaritmia dengan tanda kegawatdaruratan, maka kardioversi tersinkronisasi perlu dipertimbangkan. Kardioversi dilakukan dengan dosis energi yang direkomendasikan oleh alat. Pada takiaritmia dengan gambaran EKG sempit reguler, pertimbangkan pemberian adenosine 6 mg intravena bolus cepat, diikuti dosis kedua 12 mg bila diperlukan.[2,4,15]

Penatalaksanaan Lanjutan Aritmia

Setelah kegawatdaruratan teratasi, penatalaksanaan aritmia dilakukan untuk mengatasi penyebabnya. Tata laksana dapat berupa pemberian obat antiaritmia ataupun pemasangan pacemaker.[3,6,15]

Bradiaritmia

Pada bradiaritmia akut dengan kegawatan yang telah teratasi, penatalaksanaan perlu dilakukan sesuai dengan etiologi. Penatalaksanaan lanjutan bradiaritmia akut dapat berupa medikamentosa hingga transcutaneous pacing. Adapun medikamentosa yang dapat digunakan sesuai etiologi bradiaritmia dapat dilihat pada Tabel 1.

Pada kasus AV block derajat II dan III dengan gangguan hemodinamik yang memiliki kemungkinan kecil berkaitan dengan iskemia koroner, obat golongan agonis adrenergik beta menjadi pilihan, misalnya isoproterenol, dopamin, dan dobutamin. Pada kasus yang dicurigai berkaitan dengan infark miokard, aminophylline intravena dapat diberikan untuk memperbaiki konduksi atrioventrikuler.

Pada kasus bradiaritmia yang berkaitan dengan toksisitas obat, seperti digoxin, obat harus segera dihentikan dan pasien harus segera mendapat antidotum jika ada.

Pada pasien dengan gangguan hemodinamik berkelanjutan akibat bradiaritmia, pemasangan transcutaneous pacing sementara diindikasikan untuk memperbaiki hemodinamik dan gejala sampai pemasangan pacemaker permanen dapat dilakukan atau bradikardia mengalami perbaikan.[3,6,15]

Tabel 1. Medikamentosa Sesuai Etiologi Bradikardia

Etiologi Medikamentosa

AV block derajat II atau III dengan gangguan hemodinamik dan terkait infark miokard akut inferior

Aminophylline 250 mg IV bolus
Toksisitas calcium channel blocker

10% kalsium klorida injeksi 1-2 g IV setiap 10-20 menit atau infus 0,2-0,4 ml/kg/jam
10% kalsium glukonat injeksi 3-6 g IV setiap 10-20 menit atau infus 0,6-1,2 ml/kg/jam
Toksisitas digoxin Fragmen antibodi digoxin dengan dosis sesuai digoxin yang dikonsumsi
Post transplantasi jantung Aminophylline 6 mg/kg dalam 100 - 200 ml cairan infus selama 20-30 menit
Teofilin 300 mg IV dilanjutkan titrasi 5-10 mg/kg/hari
Cedera medulla spinalis Aminophylline 6 mg/kg dalam 100-200 ml cairan infus selama 20-30 menit
Teofilin titrasi 5-10 mg/kg/hari PO

Sumber: dr. Michael Sintong Halomoan, Alomedika, 2023.[6]

Takiaritmia

Pada takiaritmia akut tanpa kegawatdaruratan, penatalaksanaan bergantung pada lebar dari kompleks QRS pada EKG. Bila kompleks QRS melebar ≥0,12 detik, maka pemberian infus obat antiaritmia dapat dipertimbangkan.  Bila kompleks QRS tidak melebar, maka dilakukan manuver vagal bila kompleks QRS reguler dan pemberian beta-blocker atau calcium channel blocker.

Manuver vagal dapat dilakukan dengan pemijatan terhadap sinus karotis pada bifurkasio arteri karotis interna dan eksterna selama 15-20 detik.

Pemberian adenosine dapat diberikan pada takiaritmia tanpa memandang kompleks QRS selama irama reguler dan monomorfik. Adapun medikamentosa yang digunakan pada terapi lanjutan takiaritmia dapat dilihat pada Tabel 2.[2,7,8,15]

Tabel 2. Medikamentosa Lanjutan Pada Takiaritmia

Obat Dosis
Amiodarone Dosis pertama 150 mg IV dalam 10 menit, diulangi bila ventricular tachycardia berulang.
Rumatan: Infus 1 mg/menit selama 6 jam pertama
Verapamil Injeksi 0,075-0,15 mg/kg IV dalam 2 menit
Diltiazem Injeksi 0,25 mg/kg IV dalam 2 menit
Metoprolol Injeksi 2,5-15 mg IV
Propranolol 80-320 mg per oral
Sotalol Infus 100 mg atau 1,5 mg/kg dalam 5 menit
Hindari penggunaan pada QT memanjang
Disopyramide 250-750 mg per oral
Lidocaine Injeksi 50-200 mg bolus IV dilanjutkan infus 2-4 mg/menit
Procainamide Injeksi 100 mg bolus IV, dapat diulangi setelah 5 menit, dosis maksimal 750 mg. Diikuti infus 2-6 mg/menit

Sumber: dr. Michael Sintong Halomoan, Alomedika, 2023.[8]

Terapi intervensional dengan ablasi kateter dapat dipertimbangkan pada pasien dengan takiaritmia. Ablasi kateter dilakukan dengan tujuan merusak jaringan miokard yang menjadi sumber terbentuknya aritmia. Ablasi kateter dapat dilakukan pada pasien dengan kelainan struktur jantung berupa jaringan parut yang menyebabkan terjadinya reentry, maupun pasien tanpa kelainan struktur jantung, seperti idiopathic ventricular tachycardia.[2,7,8]

Obat Antiaritmia

Obat antiaritmia bekerja dengan:

  • Menurunkan slope fase 4
  • Meningkatkan ambang batas potensial
  • Meningkatkan durasi potensial aksi
  • Meningkatkan potensial diastolik maksimum

Tabel 3 menunjukkan jenis-jenis obat antiaritmia, cara kerjanya dan contoh obatnya.[18,19]

Tabel 3. Klasifikasi Obat Antiaritmia

Kelas Aksi Mayor Obat Penggunaan
Antiaritmia Kelas I: Blokade kanal Na+(berperan untuk fase 0 depolarisasi potensial aksi)

IA

 

 

Blokade sedang(laju upstroke fase 0 menurun ↓↓; pemanjangan durasi potensial aksi) Quinidine Atrial fibrilasi (AF) dan atrial flutter; PSVT (paroxysmal supraventricular tachycardia); Ventricular tachycardia

Procainamide
Disopyramide
IB Blokade ringan(laju upstroke fase 0 menurun ↓; pemendekan durasi potensial aksi) Lidocaine

Ventricular tachycardia dan aritmia yang diinduksi digitalis

Mexiletine
Phenytoin

IC

 

 

Blokade kuat(laju upstroke fase 0 menurun ↓↓↓; tidak ada perubahan durasi potensial aksi) Flecainide Atrial fibrilasi dan PSVT
Propafenone
Antiaritmia Kelas II
II β-blocker

Propranolol

 

Premature ventricular contraction (PVC); premature atrial contraction (PAC); PSVT; atrial fibrilasi; dan ventricular tachycardia

Esmolol
Metoprolol
Carvedilol
Timolol
Antiaritmia Kelas III
III Blokade kanal K+ (memperpanjang repolarisasi) Amiodarone

Ventricular tachycardia; atrial fibrilasi; dan bypass tract- mediated PSVT

Dronedarone
Sotalol
Antiaritmia Kelas IV
IV Blokade kanal Ca 2+ tipe L Verapamil PSVT; atrial fibrilasi; takikardia atrial multifokal
Diltiazem

Sumber: dr. Michael Sintong Halomoan, Alomedika, 2023.[18,19]

Manuver Vagotonik

Pemijatan sinus karotis pada bifurkasio arteri karotis interna dan eksterna menstimulasi refleks baroreseptor. Efeknya peningkatan tonus vagal sehingga transmisi impuls yang melalui daerah yang sensitif terhadap modulasi vagal dapat dihambat.

Pada supraventricular tachycardia (SVT) disarankan untuk melakukan manuver selama 15-20 detik. Lakukan manuver hanya di salah satu sisi karotis untuk meminimalisir risiko timbul ateroemboli dan stroke.[2,7,8,15]

Pacemaker

Pacemaker terdiri atas pulse generator dan lead. Lead menghubungkan generator impuls dengan jaringan miokard. Alat ini berperan memberikan stimulus elektrik eksternal untuk memacu miosit mencapai ambang batas terbentuknya potensial aksi hingga memicu pembentukan impuls.

Indikasi utama yakni pada kasus bradikardia simptomatik, inkompetensi kronotropik, AV block derajat 2 atau 3 simptomatik, atau berhubungan dengan aritmia ventrikular, serta sinkop berulang yang diinduksi oleh masase sinus karotid.[2,3,5,6,8,15]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah

Referensi

2. Pollack Jr CV, Cantor RM, Blanck JF. Tachyarrhythmias. Differential Diagnosis of Cardiopulmonary Disease: A Handbook. 2019:1013-35.
3. Rees CJ, Cantor RM, Pollack Jr CV, Riese VG. Bradyarrhythmias. Differential Diagnosis of Cardiopulmonary Disease: A Handbook. 2019:213-31.
4. Moulton KP, Bhutta BS, Mullin JC. Evaluation Of Suspected Cardiac Arrhythmia. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK585054/
5. Tse G. Mechanisms of cardiac arrhythmias. J Arrhythm. 2016 Apr;32(2):75-81. doi: 10.1016/j.joa.2015.11.003. Epub 2015 Dec 17. PMID: 27092186; PMCID: PMC4823581.
6. Kusumoto FM, Schoenfeld MH, Barrett C, et al. 2018 ACC/AHA/HRS guideline on the evaluation and management of patients with bradycardia and cardiac conduction delay: a report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm Society. Journal of the American College of Cardiology. 2019 Aug 20;74(7):e51-156.
7. Katritsis DG, Arbelo E, Arribas F, et al. 2019 ESC Guidelines for the management of patients with supraventricular tachycardia. European Heart Journal. 2020;41:655À720.
8. Zeppenfeld K, Tfelt-Hansen J, de Riva M, et al. 2022 ESC Guidelines for the management of patients with ventricular arrhythmias and the prevention of sudden cardiac death: Developed by the task force for the management of patients with ventricular arrhythmias and the prevention of sudden cardiac death of the European Society of Cardiology (ESC) Endorsed by the Association for European Paediatric and Congenital Cardiology (AEPC). European heart journal. 2022 Oct 21;43(40):3997-4126.
15. American Heart Association. Algorithms. Emergency Cardiovascular Care: CPR & First Aid. America Heart Association; 2020. https://cpr.heart.org/en/resuscitation-science/cpr-and-ecc-guidelines/algorithms
18. Prust MJ, Stevenson WG, Strichartz GR, Lilly LS. Mechanism of Cardiac Arrhytmias. In: Lilli LS. Pathophysiology of Heart Disease, 6th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer. 2016: 268-309
19. Mann DL, Zipes DP, Libby P, Bonow RO. Braunwald’s heart disease : A textbook of cardiovascular medicine, 10th ed. Elsevier. 2015: 629,662-663

Gambaran EKG Aritmia
Prognosis Aritmia

Artikel Terkait

  • Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
    Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
  • Pencegahan Stroke pada Atrial Fibrilasi: Warfarin vs Antikoagulan Oral Baru
    Pencegahan Stroke pada Atrial Fibrilasi: Warfarin vs Antikoagulan Oral Baru
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
  • 5 Interaksi Serius Obat Kardiovaskuler
    5 Interaksi Serius Obat Kardiovaskuler
  • Skor CHA2DS2-VASc dan HAS-BLED dalam Stratifikasi Risiko Stroke dan Memandu Keputusan Pemberian Antikoagulan pada Pasien dengan Atrial Fibrilasi
    Skor CHA2DS2-VASc dan HAS-BLED dalam Stratifikasi Risiko Stroke dan Memandu Keputusan Pemberian Antikoagulan pada Pasien dengan Atrial Fibrilasi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Rizky Adithra Farhan
Dibuat 17 Juli 2024, 09:28
Incomplete RBBB tanpa keluhan perlukah dirujuk
Oleh: dr. Rizky Adithra Farhan
0 Balasan
Pasien saya pria 60 thn, kondisi EKG Incomplete RBB, Sebelumnya rutin MCU incl. EKG, selama ini normal hsl EKG nya..belum ada keluhan di dada/...
dr. Gabriela
Dibalas 28 Maret 2024, 07:20
Membedakan Premature Ventricular Complexes (PVCs) Jinak dan Ganas – Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Premature ventricular complexes (PVC) merupakan jenis aritmia yang sering ditemukan pada praktik klinis. Presentasi klinis PVC bervariasi, mulai...
Anonymous
Dibalas 01 Januari 2024, 15:22
Interpretasi hasil EKG
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Dok, ini pasien 37 thn dtg dengan tidak sadarkan diri, pasien riwayat sakit jantung, baru keluar RS 5hari lalu. TD tidak terukur, nadi 125x/m lemah, SpO2 :...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.