Edukasi dan Promosi Kesehatan Aritmia
Edukasi tentang aritmia penting untuk memastikan pasien dengan gejala seperti dada berdebar atau nyeri dada mencari peninjauan medis. Promosi kesehatan untuk aritmia melibatkan pengenalan dan pengawasan faktor risiko aritmia seperti hipertensi, dislipidemia, dan diabetes.
Edukasi Pasien
Sampaikan pada pasien bahwa aritmia dapat berbahaya karena dapat menimbulkan stroke hingga kematian mendadak. Minta pasien segera menemui dokter jika tetap mengalami gejala dada berdebar atau dada nyeri.
Jelaskan bahwa tujuan penatalaksanaan aritmia adalah pencegahan komplikasi emboli, kontrol irama dan frekuensi jantung, serta penanganan etiologi. Jelaskan pendekatan penanganan apa yang diperlukan pasien, apakah itu medikamentosa ataupun tindakan seperti kardioversi dan pemasangan pacemaker.
Pada pasien yang mendapat antikoagulan untuk pencegahan kejadian tromboemboli, edukasi mengenai risiko perdarahan. Pada pasien yang mendapat obat antiaritmia, jelaskan mengenai potensi efek samping seperti hipotensi. Sampaikan juga bahwa seluruh obat antiaritmia juga bersifat pro-aritmik, sehingga pasien perlu mengawasi perburukan gejala dan tidak boleh mengonsumsi obat di luar anjuran dokter.[2,3]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan aritmia dapat dilakukan melalui program penyakit tidak menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berupa CERDIK yang merupakan akronim dari:
- Cek kesehatan secara berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin aktivitas fisik
- Diet seimbang
- Istirahat cukup
- Kelola stres[16]
Adapun upaya pengendalian aritmia dapat dilakukan dengan program penyakit tidak menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berupa PATUH yang merupakan akronim dari:
- Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
- Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
- Tetap diet dengan gizi yang seimbang
- Upayakan aktivitas fisik dengan aman
- Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik[17]
Pengendalian Faktor Risiko
Pengawasan dan pengendalian faktor risiko merupakan aspek penting dari upaya pencegahan aritmia. Lakukan edukasi mengenai kemungkinan mengalami aritmia pada populasi berisiko, seperti pasien dengan hipertensi, infark miokard, kardiomiopati, dan penyakit jantung bawaan.
Jelaskan pada pasien untuk menghindari zat-zat yang dapat memicu timbulnya aritmia, seperti alkohol, rokok, dan stimulan. Minta pasien menjaga gaya hidup sehat. Apabila pasien memiliki penyakit kronik, seperti dislipidemia atau diabetes mellitus, pengendalian penyakit tersebut dapat mencegah timbulnya aritmia.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah