Prognosis Atrial Flutter
Dari segi prognosis, atrial flutter yang tidak diterapi dapat menyebabkan berbagai komplikasi fatal, termasuk kejadian tromboemboli dan syok kardiogenik, hingga kematian.[2,17,18]
Komplikasi
Komplikasi paling sering dari atrial flutter adalah stroke iskemik. Terapi yang tidak adekuat dapat menyebabkan perubahan struktural pada jantung sehingga menyebabkan gagal jantung serta kardiomiopati akibat takikardia.
Stroke
Pasien dengan atrial flutter memiliki risiko 1,4% mengalami stroke. Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan pada atrial fibrilasi, namun atrial flutter memiliki prediktor stroke yang sama. Prediktor tersebut meliputi usia, riwayat stroke sebelumnya, hipertensi, diabetes, dan penyakit vaskular perifer.[17]
Gagal Jantung
Atrial flutter dan gagal jantung seringkali ditemukan bersamaan. Kedua hal ini dapat menyebabkan atau mengeksaserbasi satu sama lain melalui mekanisme seperti remodelling struktural jantung, aktivasi sistem neurohormonal, dan gangguan ventrikel kiri terkait laju jantung.[4,18]
Kardiomiopati Akibat Takikardia
Kardiomiopati akibat takikardia merupakan disfungsi ventrikel kiri reversibel akibat takiaritmia. Peningkatan katekolamin, stres oksidatif, dan remodelling matriks ekstraseluler akibat peningkatan detak jantung diduga merupakan mekanisme terjadinya kondisi ini.[2]
Prognosis
Prognosis dari atrial flutter bergantung pada usia, serta penyakit komorbid yang dimiliki pasien. Pasien usia tua atau memiliki komorbid hipertensi dan diabetes memiliki prognosis lebih buruk.
Skor CHA2DS2‑VASc dapat digunakan untuk memprediksi risiko kejadian tromboemboli dan kematian pada atrial flutter. Atrial flutter berhubungan dengan peningkatan 10 kali lipat kejadian kardiovaskular seperti gagal jantung, infark miokardium, stroke, dan mortalitas dibandingkan pasien yang tidak memiliki atrial flutter.[7,8]
Pasien atrial flutter yang menjalani ablasi kateter memiliki penurunan risiko mortalitas. Ablasi kateter dapat mengembalikan irama sinus sehingga dapat menurunkan risiko tromboemboli dan stroke. Selain itu, ablasi kateter telah dilaporkan menghasilkan tingkat rekurensi dari atrial flutter < 10%.[3]
Tabel 1. Skor CHADS2 dan CHA2DS2-VASc
Kondisi | CHADS2 | Poin | CHA2DS2-VASc | Poin |
Gagal Jantung Kongestif | C | 1 | C | 1 |
Hipertensi | H | 1 | H | 1 |
Usia > 75 tahun | A | 1 | A2 | 2 |
Diabetes mellitus | D | 1 | D | 1 |
Riwayat stroke atau transient ischemic attack atau tromboembolisme | S2 | 2 | S2 | 2 |
Penyakit vaskuler (penyakit arteri perifer, infark miokard, plak aorta) | V | 1 | ||
Usia > 65 tahun | A | 1 | ||
Jenis kelamin perempuan | SC | 1 |
Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[19]
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita