Epidemiologi Fibrilasi Ventrikel
Data epidemiologi menunjukkan bahwa fibrilasi ventrikel atau ventricular fibrillation lebih banyak ditemukan pada laki-laki. Insiden fibrilasi ventrikel diperkirakan berbanding lurus dengan penyakit jantung koroner.[1-4,15]
Global
Kejadian jantung mendadak, termasuk fibrilasi ventrikel, yang diikuti oleh kematian jantung mendadak, mencakup sekitar 50% dari seluruh kematian kardiovaskular. Secara global, angka kematian jantung mendadak bervariasi, yakni 99,4 per 100.000 di Australia, 14,9 per 100.000 di Jepang, 38,4 per 100.000 di Tiongkok, dan 20,9 per 100.000 di Singapura.
Insiden fibrilasi ventrikel lebih banyak ditemukan pada laki-laki. Selain itu, insiden penyakit ini berbanding lurus dengan penyakit jantung koroner.[1-4,15]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi fibrilasi ventrikel di Indonesia.
Mortalitas
Fibrilasi ventrikel merupakan aritmia jantung yang paling sering menyebabkan kematian jantung mendadak. Mortalitas fibrilasi ventrikel sangat bergantung kepada akses terhadap pertolongan pertama, termasuk pengetahuan resusitasi jantung paru penolong, ketersediaan automated external defibrillators (AEDs) di tempat publik, dan kecepatan respon paramedis maupun transportasi ke rumah sakit. Keberhasilan pertolongan ini menurun 2% hingga 10% setiap menitnya.
Pada kondisi ideal, hanya 20% dari penderita fibrilasi ventrikel yang dapat membaik hingga rawat jalan dari rumah sakit. Pada daerah pusat perkotaan padat aktivitas, angka ini dapat menurun hingga 1%, sedangkan pada daerah perumahan dan pedesaan dengan kondisi chain of survival ideal, angka ini dapat meningkat menjadi 35%.[1-4,15]
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita