Patofisiologi Kelainan Katup Jantung
Patofisiologi kelainan katup jantung atau valvular heart disease dilaporkan melibatkan proses degeneratif, infeksi, ataupun kelainan kongenital yang menyebabkan stenosis atau regurgitasi katup. Terdapat juga teori bahwa kelainan katup jantung terjadi karena inflamasi berkepanjangan akibat infiltrasi makrofag serta leukosit.[5]
Jantung memiliki 4 ruang, yaitu atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan dan kiri. Atrium kanan dan ventrikel kanan dipisahkan oleh katup trikuspid, sedangkan atrium kiri dan ventrikel kiri dipisahkan oleh katup bikuspid (katup mitral). Katup aorta mengalirkan darah dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh. Sementara itu, katup pulmonal mengalirkan darah dari ventrikel kanan ke arteri pulmonal.[6-9]
Kelainan katup jantung disebabkan oleh defek atau kerusakan pada katup aorta, mitral, trikuspid, atau pulmonal. Defek dapat bersifat acquired maupun kongenital. Usia lanjut, riwayat merokok, hiperkolesterolemia, hipertensi, dan diabetes mellitus tipe 2 menjadi beberapa faktor yang berperan dalam terjadinya kelainan ini.[6-9]
Patofisiologi Kelainan Katup Aorta
Ada dua jenis kelainan katup aorta, yaitu regurgitasi aorta dan stenosis aorta.
Regurgitasi Aorta
Pada regurgitasi aorta, terjadi insufisiensi katup aorta yang menyebabkan aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri pada fase diastolik.[5]
Stenosis Aorta
Pada stenosis aorta, ada fase inisiasi mirip dengan aterosklerosis yang ditandai dengan kerusakan endotel, infiltrasi lipid, dan inflamasi. Pada fase berikutnya (propagasi), sel interstisial katup memiliki fenotipe mirip osteoblas dan memicu siklus kalsifikasi katup yang mirip dengan pembentukan tulang skeletal. Hal ini menyebabkan penyempitan katup, sehingga aliran darah dari ventrikel kiri menuju aorta berkurang ketika sistol.[6]
Patofisiologi Kelainan Katup Mitral
Ada dua jenis kelainan katup mitral, yaitu regurgitasi mitral dan stenosis mitral.
Regurgitasi Katup Mitral
Regurgitasi katup mitral (MR) primer merupakan kelainan predominan yang terjadi pada katup mitral akibat degenerasi miksomatosa yang menyebabkan kerusakan pada katup mitral. Sementara itu, MR sekunder disebabkan oleh patologi jantung lainnya.[8]
Aliran retrograde dari ventrikel kiri ke atrium kiri menyebabkan peningkatan aliran siklik pada volume ventrikel kiri. Akibatnya, remodelling ventrikel kiri terjadi sebagai usaha untuk menjaga cardiac output. Seiring berjalannya waktu, akan terjadi penurunan fraksi ejeksi dan pasien mengalami gejala gagal jantung.[8,9]
Stenosis Katup Mitral
Stenosis katup mitral dapat terjadi akibat infeksi Streptococcus beta hemolyticus grup A atau akibat penyakit degeneratif yang menyebabkan penyempitan katup mitral ketika terbuka. Penyempitan ini menghambat aliran darah ke ventrikel kiri, sehingga terjadi peningkatan tekanan pada dinding atrium kiri.[8,9]
Peningkatan tekanan pada dinding atrium kiri menyebabkan hipertensi pulmonal. Ketika terjadi berkepanjangan, terjadi dilatasi atrium kiri untuk dapat menampung volume darah yang meningkat. Dilatasi ini meningkatkan risiko aritmia atrial dan gagal jantung kongestif.[8,9]
Patofisiologi Kelainan Katup Trikuspid
Ada dua jenis kelainan katup trikuspid, yaitu regurgitasi atau stenosis trikuspid.
Stenosis Katup Trikuspid
Stenosis katup trikuspid dapat menyebabkan peningkatan tekanan atrium kanan dan pembengkakan jantung kanan. Hal ini meningkatkan gradien antara atrium kanan dan ventrikel kanan ketika diastol. Hal ini juga diperberat ketika inspirasi dan beraktivitas, serta berkurang ketika ekspirasi.[10]
Regurgitasi Katup Trikuspid
Regurgitasi katup trikuspid menyebabkan aliran balik darah dari ventrikel kanan menuju atrium kanan saat sistol. Pada kasus ringan-sedang, tidak ada perubahan hemodinamik bermakna. Namun, kasus berat dapat menyebabkan gagal jantung kongestif kanan.[11]
Patofisiologi Kelainan Katup Pulmonal
Ada dua jenis kelainan katup pulmonal, yaitu regurgitasi atau stenosis pulmonal.
Stenosis Katup Pulmonal
Stenosis katup pulmonal terisolasi terbagi menjadi obstruksi valvular, subvalvular, dan supravalvular. Stenosis pulmonal valvular merupakan tipe stenosis yang paling sering dijumpai. Pada tipe ini, komisura katup pulmonal sebagian berfusi dan daun katup menjadi tipis, sehingga menyebabkan anomali struktur berbentuk seperti kubah ketika sistol.[12]
Stenosis pulmonal subvalvular adalah defek yang menyebabkan obstruksi pada regio infundibular. Penyebab utamanya adalah penyempitan fibromuskular dari aliran darah pada ventrikel kanan. Hal ini sering berhubungan dengan kelainan tetralogy of Fallot. Stenosis subvalvular sekunder dapat disebabkan oleh stenosis valvular primer, yang pada akhirnya dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kanan.[12]
Stenosis pulmonal supravalvular sering kali disebut sebagai stenosis pulmonal perifer. Hal ini merupakan obstruksi fungsional yang berasal dari arteri pulmonal. Sumbatan dapat terjadi pada arteri utama, titik bifukasio, pada bagian distal cabang dari arteri, atau kombinasi dari semuanya. Tipe supravalvular berhubungan dengan atrial septal defects, ventricular septal defects, patent ductus arteriosus, dan tetralogy of Fallot.[12]
Regurgitasi Katup Pulmonal
Kerusakan pada penutupan katup pulmonal menyebabkan terganggunya aliran darah menuju arteri pulmonalis dan regurgitasi kembali ke ventrikel kanan ketika diastol. Ventrikel akan mengalami kelebihan volume yang masih dapat terkompensasi. Seiring berjalannya waktu, terjadi dilatasi ventrikel dengan tujuan untuk meningkatkan isi sekuncup dan menjaga curah jantung pada siklus sistol selanjutnya.[13]
Jika regurgitasi katup pulmonal tidak diatasi, kelebihan volume kronis pada ventrikel kanan dapat menyebabkan gagal jantung kanan. Disfungsi sistolik dapat terjadi akibat penurunan curah jantung sehingga menyebabkan pusing, perasaan mau jatuh, dan sinkop. Peningkatan tekanan dan volume dari ventrikel kanan menyebabkan gejala klasik dari gagal jantung kanan.[13]
Penulisan pertama oleh: dr. Pepi Nurapipah