Epidemiologi Miokarditis
Epidemiologi miokarditis sulit diketahui secara pasti karena penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang luas dan tidak spesifik, bahkan ada yang asimtomatik. Insidensi miokarditis diperkirakan 1‒10 kasus per 100.000 populasi.[1,2,14]
Global
Prevalensi tahunan miokarditis diduga sebesar 22:100.000 populasi di seluruh dunia, di mana infeksi virus sebagai etiologi tersering. Tidak terdapat predileksi khusus terhadap suatu etnis maupun gender, kecuali peripartum kardiomiopati.[14-16]
Insiden temuan biopsi ventrikel kanan positif pada pasien dengan dugaan miokarditis berkisar 0‒80%, di mana 1‒5% pasien dengan infeksi virus akut menyebabkan miokardium. Kardiomiopati biasanya terjadi pada pasien yang berusia muda. Median usia terjadinya miokarditis limfositik adalah 42 tahun, sedangkan pasien miokarditis giant cell sekitar 58 tahun. Pasien dengan kondisi imunodefisiensi, hamil, dan anak-anak lebih rentan untuk terkena miokarditis.[14]
Indonesia
Tidak terdapat data nasional mengenai epidemiologi miokarditis di Indonesia.
Mortalitas
Sepertiga kasus miokarditis dapat berlanjut menjadi dilated cardiomyopathy (DCM). Selain itu, miokarditis juga dapat menyebabkan gagal jantung. Gagal jantung terkait miokarditis memiliki mortalitas 56% pada 4,3 tahun, dan 1‒8% pasien membutuhkan transplantasi jantung.[17]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini