Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Fenilketonuria general_alomedika 2022-12-23T09:41:22+07:00 2022-12-23T09:41:22+07:00
Fenilketonuria
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Fenilketonuria

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Keterlambatan atau penundaan penatalaksanaan fenilketonuria selama 4 minggu dapat menyebabkan penurunan skor IQ sekitar 4 poin. Oleh karena itu, penatalaksanaan adekuat pada fenilketonuria akan berperan besar terhadap prognosis.[1,3-5]

Tujuan penatalaksanaan fenilketonuria adalah menurunkan konsentrasi fenilalanin dalam darah agar fungsi neurokognitif pasien dapat terjaga. Kadar fenilalanin plasma dipertahankan sejumlah 120–360 μmol/L.[1,3,5]

Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis dilakukan bersama diet restriksi fenilalanin. Suatu studi melaporkan bahwa pemberian sapropterin 10 mg/kg/hari efektif untuk menurunkan kadar fenilalanin sebanyak 30%. Sapropterin adalah bentuk sintetik aktif tetrahidrobiopterin (BH4) yang merupakan kofaktor untuk enzim fenilalanin hidroksilase.[1,2-5]

Pegvaliase juga telah disetujui oleh FDA sebagai pengganti enzim dalam tata laksana fenilketonuria. Pegvaliase dapat diberikan untuk menurunkan kadar fenilalanin pada pasien dewasa dengan penyakit tidak terkontrol dan kadar fenilalanin >600 μmol/L. Pegvaliase diberikan dalam bentuk injeksi subkutan, tetapi dosis optimalnya masih dipelajari lebih lanjut oleh studi.[1,2]

Terapi Nonfarmakologis

Intervensi diet adalah tiang utama dalam tata laksana fenilketonuria. Tata laksana diet ini terdiri dari restriksi protein natural dan pemberian suplementasi asam amino-L bebas fenilalanin. Restriksi protein ini dilakukan karena telah berlebihannya kadar asam amino fenilalanin pada penderita fenilketonuria.[1]

Namun, protein tentunya tetap diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan perbaikan jaringan, terutama di usia anak-anak. Agar kebutuhan protein bisa tetap terpenuhi, pasien fenilketonuria disarankan untuk mengonsumsi protein sebanyak yang masih bisa ditoleransinya. Toleransi protein ini akan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti keparahan penyakit, rasio sintesis dan katabolisme protein, asupan energi, dan target kadar fenilalanin darah.[1,2]

Pada fenilketonuria, toleransi dan kebutuhan fenilalanin umumnya tertinggi di masa awal kehidupan. Toleransi dan kebutuhan fenilalanin berkisar antara 55 mg/kg/hari di usia 0–3 bulan dan 27 mg/kg/hari di usia 12 bulan. Setelah dewasa, toleransi dan kebutuhan ini akan menurun. Pasien dengan fenilketonuria klasik umumnya mampu menoleransi 200–500 mg fenilalanin per hari. Pasien dengan manifestasi lebih ringan dapat menoleransi kadar lebih besar.[1,2]

Beberapa sumber fenilalanin alami yang perlu dihindari adalah daging, produk susu, kacang-kacangan, roti, kentang, jagung, dan minuman berkarbonasi. Sumber makanan rendah protein yang bisa dikonsumsi mencakup buah-buahan, sawi, buncis, pasta, dan jagung muda.[2]

Suplementasi vitamin dan mineral juga perlu ditambahkan karena defisiensi sering terjadi. Suplementasi ini dapat mencakup zinc, selenium, vitamin B12, dan asam folat. Suplementasi asam lemak tidak jenuh rantai panjang juga bisa diberikan.[1]

Penatalaksanaan pada Kehamilan

Studi melaporkan bahwa kadar fenilalanin melebihi 1.200 μmol/L akan meningkatkan risiko sindrom dismorfik facies, mikrosefali fetus, gangguan belajar, penyakit jantung bawaan, dan intrauterine growth restriction. Oleh sebab itu, kadar fenilalanin harus dipertahankan antara 120–360 μmol/L dengan restriksi diet. Pada pasien yang sedang merencanakan kehamilan, restriksi diet perlu dimulai sebelum konsepsi.[2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Wegberg AMJ, MacDonald A, Ahring K, et al. The Complete European Guidelines on Phenylketonuria: Diagnosis and Treatment. Orphanet Journal of Rare Diseases. 2017;12:162. doi: 10.1186/s13023-017-0685-2
2. Rush ET. Phenylketonuria. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/947781-overview
3. Brown CS, Konecki UL. Phenylketonuria (PKU): A Problem Solve?. Molecular Genetics and Metabolism Reports. 2016;6:8-12. https://doi.org/10.1016/j.ymgmr.2015.12.004
4. Schuck PF, Malgarin F, Cararo JH, et al. Phenylketonuria Pathophysiology: on the role of Metabolic Alterations. Aging and Disease. 2015;6(5):390–399. doi: 10.14336/AD.2015.0827
5. Konecki UL, Vockley J. Phenylketonuria: Current Treatment and Future Developments. Drugs. 2019;79(5):495-500. doi: 10.1007/s40265-019-01079-z

Diagnosis Fenilketonuria
Prognosis Fenilketonuria
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.