Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Distrofi Otot general_alomedika 2023-02-02T15:26:19+07:00 2023-02-02T15:26:19+07:00
Distrofi Otot
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Distrofi Otot

Oleh :
dr.Putra Rizki Sp.KO
Share To Social Media:

Tidak ada penatalaksanaan definitif untuk distrofi otot. Kondisi ini merupakan penyakit herediter yang belum ada obatnya. Pengelolaan bertujuan memperpanjang kesintasan pasien, mengatasi komplikasi, dan menjaga kualitas hidup. Pasien dijaga agar tetap bisa memiliki mobilitas yang baik selama mungkin, sembari mengatasi berbagai komplikasi yang muncul, misalnya kontraktur.

Selain kelemahan otot, penderita distrofi otot juga akan mengalami masalah kesehatan lain, seperti gangguanjantung, nutrisi, pertumbuhan, kelainan berat badan, intelektual dan perilaku. Konstelasi masalah ini memerlukan pendekatan oleh tim multidisiplin.[17]

Terapi Medikamentosa

Tidak ada terapi medikamentosa tertentu yang dapat secara definitif menyembuhkan distrofi otot. Kondisi ini merupakan kelainan genetik yang akan menetap seumur hidup pasien. Contoh dari distrofi otot adalah Duchenne muscular dystrophy (DMD), Becker muscular dystrophy (BMD), dan Emery-Dreifuss muscular dystrophy.

Steroid

Prednison ditemukan bermanfaat dalam penatalaksanaan Duchenne muscular dystrophy (DMD). Hal ini diduga berkaitan dengan supresi aktivitas sel T sitotoksik pada otot yang nekrosis. Meski demikian, prednison dilaporkan tidak memberi efikasi yang baik secara jangka panjang, sehingga saat ini telah digantikan dengan deflazacort.

Prednison digunakan dalam dosis 0,75 mg/kg per hari atau 10 mg/kg per minggu. Sementara itu, deflazacort digunakan dalam dosis 0,9 mg/kg/hari.[5,10,14]

Agen Biologis

Beberapa agen biologis telah diteliti dan dilaporkan efektif untuk pengelolaan distrofi otot. Contoh agen biologis yang telah disetujui oleh FDA adalah golodirsen, eteplirsen, vitolarsen, dan casimersen. Agen-agen tersebut belum tersedia secara luas di Indonesia.[5,10,14]

Penatalaksanaan Bedah

Indikasi penanganan bedah pada pasien dengan distrofi otot adalah perlunya kepastian diagnosis dengan melakukan biopsi otot atau untuk tujuan meningkatkan fungsi dan kemampuan ambulasi.

Koreksi Tulang Belakang

Operasi skoliosis perlu dipertimbangka ketika kurva melebihi 20 derajat. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki fungsi pernapasan dan kemampuan berjalan.

Pelepasan Kontraktur

Pembedahan pelepasan deformitas kontraktur digunakan untuk mempertahankan fungsi otot normal selama mungkin. Pijat dan terapi panas juga dapat membantu pasca pembedahan.

Defibrilator atau Pacemaker

Fungsi jantung pada pasien distrofi otot memerlukan pemantauan. Pemasangan pacemaker dapat menjadi pertimbangan jika ada bukti terjadinya blok jantung. Pemasangan defibrilator juga dapat meningkatkan angka keselamatan pasien distrofi otot yang mengalami kardiomiopati dan aritmia.[10]

Terapi Nonmedikamentosa

Pasien dengan distrofi otot harus menjalani terapi fisik, terapi okupasi, serta terapi wicara dan bahasa sesuai dengan kebutuhan dan stadium penyakitnya masing-masing.[17]

Rehabilitation

Fisioterapi dan peregangan dapat bermanfaat dalam mencegah terjadinya kontraktur pada pasien dengan distrofi otot. Terapi fisik yang utama harus dilakukan adalah pergangan pasif pada pergelangan kaki, lutut, dan panggul, sebanyak 4-6 kali seminggu. Orthosis plastik atau penggunaan braces juga dapat bermanfaat dalam membantu pergerakan dan mencegah kontraktur.

Pasien dengan dugaan disfagia harus dirujuk ke ahli terapi bicara dan bahasa untuk penilaian menelan.[5,10,18]

Nutrisi dan Terapi Suportif

Karena imobilitas dan penggunaan steroid, pasien berisiko kekurangan gizi ataupun kekurangan atau kelebihan berat badan untuk usia mereka. Karena itu pasien dapat diberikan suplementasi kalsium (500-1000 mg per hari) dan vitamin D untuk mencegah osteoporosis.

Untuk pasien dengan kardiomiopati dan gagal jantung, mungkin diperlukan digoxin atau diuretik sesuai indikasi.[5,10,18]

Referensi

5. Datta N, Ghosh PS. Update on Muscular Dystrophies with Focus on Novel Treatments and Biomarkers. Curr Neurol Neurosci Rep. 2020;20(6):14.
10. Guiraud S, Aartsma-Rus A, Vieira NM, Davies KE, van Ommen G-JB, Kunkel LM. The Pathogenesis and Therapy of Muscular Dystrophies. Annu Rev Genomics Hum Genet. 2015;16:281–308.
14. Do TT. Muscular Dystrophy. Medscape, 2021.
17. Darras BT. Duchenne and Becker muscular dystrophy: Management and prognosis. Uptodate. 2020.
18. Birnkrant DJ, Bushby K, Bann CM, Apkon SD, Blackwell A, Brumbaugh D, Case LE, Clemens PR, Hadjiyannakis S, Pandya S, Street N, Tomezsko J, Wagner KR, Ward LM, Weber DR, DMD Care Considerations Working Group. Diagnosis and management of Duchenne muscular dystrophy, part 1: diagnosis, and neuromuscular, rehabilitation, endocrine, and gastrointestinal and nutritional management. Lancet Neurol. 2018;17(3):251. Epub 2018 Feb 3.

Diagnosis Distrofi Otot
Prognosis Distrofi Otot
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.