Prognosis Distrofi Otot
Prognosis distrofi otot tidak begitu baik karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Kematian paling sering diakibatkan oleh gagal jantung. Pengelolaan bertujuan untuk menjaga kualitas hidup pasien dan meningkatkan kesintasan, namun dengan berkembangnya ranah ilmu kedokteran, sebagian besar pasien distrofi otot meninggal pada usia 30 tahun.[14]
Komplikasi
Komplikasi pada distrofi otot yang utama adalah imobilitas. Hal ini akan menurunkan kualitas hidup secara bermakna dan meningkatkan risiko kontraktur. Pasien juga bisa mengalami kardiomiopati, blok atrioventrikular (AV), atau gagal jantung yang dapat menyebabkan fatalitas.
Komplikasi Muskuloskeletal
Imobilitas pada distrofi otot akan menyebabkan pasien membutuhkan kursi roda karena kesulitan untuk berjalan. Pasien juga dapat kesulitan menggunakan tangan apabila otot lengan dan bahu mengalami distrofi, sehingga kehilangan kemampuan untuk menulis ataupun makan secara mandiri.
Osteopenia dan osteoporosis dapat terjadi karena penurunan mobilisasi. Lebih lanjut hal ini dapat menyebabkan fraktur.
Kontraktur akan menyebabkan keterbatasan pergerakan lebih lanjut. Selain itu, banyak pasien juga mengalami lordosis atau skoliosis.
Komplikasi Respirasi
Distrofi otot juga bisa terjadi pada otot pernapasan. Hal ini akan menurunkan kapasitas vital paru dan meningkatkan risiko kematian.
Komplikasi Kardiovaskular
Kardiomiopati, gagal jantung, ataupun blok AV dapat terjadi akibat distrofi otot. Hal ini merupakan penyebab mortalitas utama.
Gangguan Menelan
Apabila distrofi terjadi pada otot faring, maka pasien akan mengalami disfagia yang meningkatkan risiko malnutrisi dan pneumonia aspirasi.[1,12]
Prognosis
Prognosis distrofi otot tergolong buruk, karena belum ada tata laksana yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Kesintasan pasien dilaporkan rerata mencapai usia 30 tahun. Komplikasi kardiovaskuler merupakan penyebab fatalitas pada kasus distrofi otot.
Selain mortalitas, pasien juga akan mengalami hendaya bermakna selama masa hidupnya. Disabilitas fisik akan sangat menurunkan kualitas hidup. Kesulitan ini akan berdampak pada pasien secara sosial ataupun dalam aspek ekonomi.
Beberapa bentuk distrofi otot memiliki awitan pada masa kanak-kanak, serta berprogesi dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian pasien pada sekitar usia 20 tahun. Namun, terdapat pula bentuk yang memiliki awitan di masa remaja atau dewasa dengan progresivitas yang lambat dan pasien dapat memiliki kesintasan menyerupai orang sehat. Contoh dari distrofi otot adalah Duchenne muscular dystrophy (DMD), Becker muscular dystrophy (BMD), Emery-Dreifuss muscular dystrophy, dan limb-girdle muscular dystrophy.
Pasien DMD dapat menunjukkan perbaikan gejala di usia 3 dan 6 tahun, namun akan diikuti dengan perburukan gejala progresif dan kontinu. Mayoritas pasien kehilangan kemampuan ambulasi sebelum usia 12 tahun dan akan memerlukan bantuan ventilasi noninvasif (NIV) pada masa remaja akhir.[4,7,17]