Prognosis Hemothorax
Prognosis hemothorax bergantung pada derajat keparahan penyakit serta adanya komplikasi seperti empiema atau fibrothorax.
Komplikasi
Komplikasi pada hemothorax masif adalah ketidakstabilan hemodinamik yang menyebab syok dan dapat menyebabkan kematian. Selain itu komplikasi lain yang sering terjadi retained hemothorax yang sering dikaitkan dengan empiema dan fibrothorax.[6]
Retained Hemothorax
Retained hemothorax merupakan gumpalan darah yang tidak dapat dievakuasi dengan kateter interkostal. Angka kejadian dari retained hemothorax adalah 1-4% setelah pemasangan kateter interkostal. Retained hemothorax dapat dievakuasi dengan video-assisted thoracoscopic surgery (VATS), terapi fibrinolitik intrapleura, atau thoracotomy.[2,5]
Empiema
Empiema merupakan suatu kondisi di mana terdapat pus di dalam rongga paru. Kondisi ini merupakan komplikasi lanjutan dari retained hemothorax yang tidak ditata laksana dengan baik dengan angka kejadian sebesar 27%.[5]
Fibrothorax
Fibrothorax merupakan komplikasi lanjutan yang terjadi akibat retained hemothorax. Kondisi ini terjadi akibat deposit dari fibrin pada permukaan pleura yang menginduksi terjadinya lapisan peradangan pada pleura parietal dan visceral yang nantinya dapat menyebabkan lung entrapment hingga gagal napas.[1,6]
Prognosis
Pada pasien dengan traumatik hemothorax, mortalitas tergantung pada keparahan dari cedera pasien. Pasien dengan cedera pembuluh darah besar atau jantung, dikaitkan dengan angka kematian di tempat >50%.[1,6]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja