Patofisiologi Keracunan Methanol
Patofisiologi keracunan methanol atau CH3OH dimulai dari masuknya methanol ke dalam tubuh lewat inhalasi (umum terjadi di lingkungan pekerjaan), ingesti, atau absorpsi kulit. Pada saluran pencernaan, methanol diserap dengan cepat dan mencapai kadar puncak di darah dalam 30–60 menit, dengan waktu paruh berkisar antara 12–24 jam. Methanol kemudian terdistribusi luas pada jaringan berdasarkan kapasitas air di dalamnya dengan volume distribusi kurang lebih 0,7 L/kgBB.[1,2,13]
Metabolisme methanol terjadi pada hati. Metabolisme dimulai oleh enzim alcohol dehydrogenase (ADH) pada mukosa lambung, yang mengubah methanol menjadi formaldehyde. Kemudian dilanjutkan oleh enzim aldehyde dehydrogenase (ALDH) yang mengubah formaldehyde menjadi asam format.
Asam format tidak mudah dieliminasi tubuh sehingga terakumulasi dalam jaringan dan menyebabkan disfungsi sel karena menghambat aktivitas cytochrome oxidase dalam rantai transportasi elektron. Interaksi asam format dengan folat membentuk karbon dioksida dan air melalui oksidasi yang kemudian dikeluarkan melalui pernapasan. Methanol sulit dieksresikan secara sempurna melalui ginjal dan paru-paru.[2,3]
Methanol sendiri tidak berbahaya pada tubuh, tetapi penumpukan metabolitnya menimbulkan kerusakan pada jaringan dan organ. Keracunan methanol disebabkan oleh penumpukan asam format dan asidosis metabolik. Penumpukan asam format pada organ seperti mata dan otak dapat menimbulkan kebutaan dan lesi pada ganglia basalis.
Gangguan fungsi mitokondria pada saraf optik menyebabkan demielinisasi saraf dan atrofi saraf optik. Lesi pada ganglia basalis terutama pada putamen dan globus pallidus menyebabkan gejala gangguan koordinasi yang menyerupai Parkinson.[2,4,5]
Metabolisme methanol dengan perantara ADH dan ALDH meningkatkan anion gap, dan peningkatan anion gap berbanding lurus dengan akumulasi dari asam format. Asam format juga mengganggu respirasi mitokondria dan menyebabkan laktatemia. Kondisi laktatemia yang semakin parah menyebabkan asidosis metabolik.[2,4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli