Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Syok Sepsis general_alomedika 2024-10-31T13:50:32+07:00 2024-10-31T13:50:32+07:00
Syok Sepsis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Syok Sepsis

Oleh :
dr. Steven Johanes Adrian
Share To Social Media:

Diagnosis syok sepsis dapat ditegakkan pada pasien sepsis berat dengan hipotensi yang tetap memerlukan terapi vasopressor untuk mempertahankan mean arterial pressure ≥65 mmHg, dan kadar laktat serum >2 mmol/L atau 18 mg/dl walau pasien sudah mendapat resusitasi cairan adekuat.[10,11]

Anamnesis

Dalam mendiagnosis syok sepsis, perlu dilakukan anamnesis lengkap mengenai keluhan pasien, seperti demam, riwayat penyakit sebelumnya, dan riwayat operasi. Demam adalah manifestasi sepsis yang paling utama.

Namun, pada pasien-pasien dengan kondisi tertentu, seperti usia tua, pengguna alkohol kronik, dan uremik, seringkali tidak terjadi demam, bahkan dapat mengalami hipotermia.

Agitasi dan penurunan kesadaran merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pasien sepsis, terutama lansia. Pasien imunokompromais dan neutropenia juga dapat memiliki sumber infeksi yang sulit ditentukan.[8]

Gejala pada Sepsis Berat

Pasien dengan syok sepsis akan mengalami gejala sepsis berat, yaitu:

  • Gangguan status mental
  • Oliguria atau anuria

  • Hipoksia
  • Sianosis[7]

Gejala Syok Sepsis

Selain gejala sepsis berat, pasien syok sepsis akan mengalami gejala hipotensi. Pada kasus syok sepsis yang kompensata pasien bisa menunjukkan gejala berupa ekstremitas hangat dan flash capillary refill.

Pada kasus yang dekompensata, pasien akan mengalami ekstremitas dingin, delayed capillary refill, dan denyut nadi melemah. Jika kondisi ini berlanjut, syok bisa menjadi ireversibel dan berkembang menjadi gagal organ multipel.[7]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dapat membantu dalam mendiagnosis syok sepsis dan menentukan fokus infeksi.

Tanda-Tanda Vital

Pasien dengan sepsis seringkali mengalami demam, meskipun pada kasus-kasus tertentu tidak terdapat peningkatan suhu hingga hipotermia (pasien lansia, imunokompromais).

Tekanan darah cenderung rendah dengan mean arterial pressure <65 mmHg, hipoksia, takikardia, dan takipnea merupakan manifestasi syok sepsis yang sering ditemukan.

Kardiovaskular

Kelainan pada sistem kardiovaskular yang dapat ditemukan pada pasien syok sepsis antara lain hipotensi, takikardia, akral yang dingin, dan capillary refill time yang memanjang.

Sistem Respirasi

Kelainan pada sistem respirasi seperti takipnea, hiperventilasi, batuk, hemoptisis, ronkhi, egofoni, dan nyeri dada juga dapat ditemukan. Pada saluran napas atas, juga bisa ditemukan manifestasi berupa disfagia, limfadenopati, nyeri tenggorokan, dan trismus.

Gastrointestinal

Pada sistem gastrointestinal, dapat ditemukan nyeri abdomen, penurunan bising usus, diare, distensi, mual, dan muntah. Tanda-tanda perdarahan dalam jumlah besar dari traktus gastrointestinal jarang ditemukan pada sepsis. Pada sistem hepatik, bisa ditemukan kelainan berupa koagulopati, gangguan fungsi hepar, maupun ikterus.

Sistem Saraf

Pasien dengan syok sepsis seringkali mengalami perubahan status mental, mulai dari disorientasi, letargi, hingga koma.

Traktus Urinarius

Kondisi anuria dan oliguria merupakan tanda dari hipoperfusi yang diakibatkan oleh syok sepsis dan merupakan kondisi darurat yang dapat menyebabkan disfungsi organ seperti gagal ginjal akut. Infeksi primer dari sepsis juga dapat berasal dari traktus urogenital.

Sistem integumen

Pada sepsis dapat ditemukan kelainan pada sistem integumen berupa abses, selulitis, ekimosis, petechiae, necrotizing fasciitis, dan limfadenopati regional.

Sistem Endokrin

Hiperglikemia merupakan kondisi yang sering ditemukan pada sepsis (resistensi insulin terinduksi sepsis). Pasien dengan diabetes mellitus seringkali mengalami hiperglikemia, yang merupakan tanda adanya infeksi. Hipoglikemia juga dapat terjadi, meskipun jarang.[6,8]

Diagnosis Banding

Syok sepsis perlu dibedakan dari jenis syok yang lain, termasuk syok hipovolemik, syok kardiogenik, dan syok obstruktif.

Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik adalah kondisi perfusi organ inadekuat akibat hilangnya volume intravaskular, misalnya akibat perdarahan atau dehidrasi. Syok hipovolemik bisa terjadi akibat perdarahan gastrointestinal, trauma muskuloskeletal, atau luka bakar.[12]

Syok Kardiogenik

Syok kardiogenik disebabkan oleh disfungsi jantung yang menyebabkan penurunan kapasitas pompa jantung. Gejala utama syok kardiogenik adalah gangguan kesadaran, agitasi, ekstremitas dingin, dan oliguria. Kematian pada pasien syok kardiogenik biasanya disebabkan oleh instabilitas hemodinamik, gagal multiorgan, dan inflamasi sistemik.[12]

Syok Obstruktif

Syok obstruktif disebabkan oleh obstruksi pada pembuluh darah besar atau jantung. Walaupun manifestasinya bisa mirip dengan syok kardiogenik, keduanya perlu dibedakan karena terapinya sangat berbeda. Beberapa penyebab dari syok obstruktif adalah tamponade jantung, tension pneumothorax, dan kejadian tromboembolisme.[12]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang bertujuan untuk mendiagnosis sepsis dan menemukan fokus infeksi.

Laboratorium

Temuan laboratorium pada kasus syok sepsis antara lain:

  • Hiperglikemia
  • Leukositosis (leukosit lebih dari 12.000/mm3) atau leukopenia (leukosit kurang dari 4000/mm3)
  • C-reactive protein atau procalcitonin meningkat lebih dari 2 standar deviasi dari nilai normal

  • Azotemia prerenal
  • Koagulopati: INR lebih dari 1,5 atau prothrombin time lebih dari 60 detik
  • Trombositopenia: Platelet kurang dari 100.000/mL

  • Hiperbilirubinemia: Total bilirubin lebih dari 4 mg/dL
  • Asidosis laktat lebih dari 2 mmol/L atau 18 mg/dl

Dokter juga perlu memikirkan kemungkinan gagal organ yang terjadi, sehingga lakukan pemantauan kardiopulmonal, Glasgow Coma Scale (GCS), keluaran urine, dan urinalisis.[7]

Pengukuran Kadar Laktat:

Kadar serum laktat dapat menunjukkan adanya hipoksia jaringan, yang menggambarkan kelainan perfusi jaringan akibat sepsis. Bila kadar laktat awal meningkat, maka perlu dilakukan pemeriksaan ulang 2-4 jam setelahnya.[1]

Radiologi

Rontgen thoraks bisa dilakukan jika pasien dicurigai mengalami pneumonia atau terjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS). Rontgen ekstremitas bisa menunjukkan adanya udara bebas pada jaringan jika pasien mengalami necrotizing fasciitis.

USG dapat digunakan untuk mengevaluasi limpa dan empedu. CT scan bisa digunakan jika dicurigai terdapat abses abdomen, perforasi usus, ataupun iskemia.[7]

Pemeriksaan Lain

Tergantung dari tingkat keparahan manifestasi klinis dan usia pasien, beberapa pemeriksaan juga mungkin bermanfaat, misalnya pungsi lumbal pada pasien anak yang berusia di bawah 6 minggu untuk mendeteksi ensefalitis atau meningitis.

Pemeriksaan kimia darah yang mencakup fungsi hepar, panel disseminated intravascular coagulation (DIC), dan analisis gas darah bisa bermanfaat dalam memberi informasi terkait keparahan sindrom sepsis yang dialami pasien. Kultur darah juga sebaiknya dilakukan sebelum pemberian antibiotik.[7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Gyawali B, Ramakrishna K, Dhamoon AS. Sepsis: The evolution in definition, pathophysiology, and management. SAGE Open Med. 2019;7:2050312119835043. Published 2019 Mar 21. doi:10.1177/2050312119835043
6. WHO. Fact Sheet : Sepsis. 2020. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/sepsis
7. Mahapatra S, Heffner AC. Septic Shock. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430939/
8. Gauer R. Early Recognition and Management of Sepsis in Adults: The First Six Hours. AFP. 2013 Jul 1;88(1):44–53.
10. Singer M, Deutschman CS, Seymour CW, Shankar-Hari M, Annane D, Bauer M, et al. The Third International Consensus Definitions for Sepsis and Septic Shock (Sepsis-3). JAMA. 2016 Feb 23;315(8):801–10.
11. Evans T. Diagnosis and management of sepsis. Clin Med (Lond). 2018 Apr; 18(2): 146–149
12. Standl T, Annecke T, Cascorbi I, Heller AR, Sabashnikov A, Teske W. The Nomenclature, Definition and Distinction of Types of Shock. Dtsch Arztebl Int. 2018;115(45):757-768. doi:10.3238/arztebl.2018.0757

Epidemiologi Syok Sepsis
Penatalaksanaan Syok Sepsis

Artikel Terkait

  • Penggunaan Hidrokortison Pada Syok Sepsis
    Penggunaan Hidrokortison Pada Syok Sepsis
  • Kortikosteroid pada Syok Sepsis: Hasil Studi ADRENAL dan APROCCHSS
    Kortikosteroid pada Syok Sepsis: Hasil Studi ADRENAL dan APROCCHSS
  • Pemberian Norepinephrine Secara Perifer Aman dan Efektif
    Pemberian Norepinephrine Secara Perifer Aman dan Efektif
Diskusi Terkait
dr. Felicia
Dibalas 07 Agustus 2023, 15:05
Restriksi Cairan Intravena di ICU Pasien dengan Syok Sepsis - Telaah Jurnal Alomedik - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr. Felicia
1 Balasan
ALO Dokter!Volume cairan intravena pada syok sepsis di ICU sering menjadi pro dan kontra. Studi ini ingin melihat apakah restriksi cairan untuk pasien syok...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 21 September 2021, 08:36
Artikel SKP Alomedika - Steroid pada Syok Septik - Hasil Studi ADRENAL dan APROCCHSS
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter..Manfaat penggunaan steroid dalam tata laksana syok sepsis telah lama menjadi perdebatan. Pedoman Surviving Sepsis Campaign (SSC) 2016...
Anonymous
Dibalas 12 Februari 2021, 21:31
Penanganan seperti apa yang tepat untuk pasien dengan syok sepsis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat malam dokter izin bertanya, apakah dapat menaikkan vascon dengan cepat, pasien dengan syok sepsis TD, 50/30 vascon berjalan 0,2 mcg/kbb, dpatkah...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.