Epidemiologi Fetal Alcohol Syndrome
Epidemiologi fetal alcohol syndrome (FAS) secara global lebih tinggi pada populasi dengan status sosial ekonomi rendah dan etnis minoritas. Paparan alkohol pada janin merupakan penyebab cacat lahir dan cacat perkembangan anak yang dapat dicegah.
Global
Di Amerika Serikat, kejadian FAS pada tahun 1980-an dan 1990-an antara 0,5−2 kasus per 1000 kelahiran hidup. Namun, penelitian terbaru menunjukkan peningkatan, yaitu 6−9 kasus per 1000 kelahiran hidup.[3,4,7]
Fetal alcohol syndrome (FAS) adalah satu dari 5 kondisi fetal alcohol spectrum disorders (FASD). Angka kejadian FASD di Amerika Serikat antara 24−48 kasus per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan prevalensi global FASD mencapai 7,7 kasus per 1000 kelahiran hidup.[3,4,7]
Prevalensi yang bervariasi pada berbagai populasi penelitian disebabkan metode identifikasi dan stigma yang tidak memadai terkait dengan konsumsi alkohol. Metaanalisis oleh Lange et al pada tahun 2017, yang mengikutsertakan 24 studi tentang FAS, memberikan hasil perkiraan prevalensi global FASD pada populasi umum anak usia 0−16,4 tahun adalah 0,77%. Di mana prevalensi tertinggi menurut WHO terjadi di wilayah Eropa (2%), dan terendah di negara-negara Timur Tengah dan Afrika (0,01%).[9]
Indonesia
Saat ini, belum ada data epidemiologi FAS di Indonesia.
Mortalitas
Konsumsi alkohol pada kehamilan trimester awal dapat meningkatkan insidensi abortus spontan. Namun, FAS tidak menyebabkan kematian secara langsung neonatus. Bayi atau anak dengan FAS mengalami gangguan sistem saraf pusat yang permanen sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup, termasuk risiko mengalami retardasi mental.[3,4]