Prognosis Gagal Tumbuh
Prognosis gagal tumbuh atau faltering growth bergantung pada tingkat keparahan dan durasi malnutrisi, komplikasi yang terjadi, etiologi yang mendasari, faktor lingkungan dan psikososial, serta respon terhadap pengobatan.[3]
Komplikasi
Komplikasi dari gagal tumbuh adalah terhambatnya tumbuh kembang anak. Lingkar kepala dan pertumbuhan otak normal sulit dicapai jika gagal tumbuh jatuh ke kondisi marasmus yang bertahan melebihi usia 6 bulan.
Pasien bisa mengalami keterlambatan motorik kasar, motorik halus, bicara, bahasa, dan kognitif. Kemampuan kognitif yang buruk dapat menyebabkan masalah emosional dan perilaku di masa depan.[2,3]
Refeeding Syndrome
Pada anak-anak yang kekurangan gizi berat, pemberian makan kembali dapat menyebabkan refeeding syndrome. Gejala dan tanda yang muncul dapat berupa berkeringat, peningkatan suhu tubuh, hepatomegali, pelebaran sutura, peningkatan periode tidur, dan gelisah atau hiperaktif ringan.
Perubahan cepat kadar mineral jaringan selama minggu pertama terapi dapat menyebabkan hipofosfatemia dan hipokalemia. Hipofosfatemia atau hipokalemia dapat diobati secara oral dengan natrium fosfat atau kalium fosfat dalam 2 dosis terbagi untuk memperbaiki defisit:
- 0‒6 bulan: 100 mg/hari
- 6‒12 bulan: 275 mg/hari
- 1‒2 tahun: 460 mg/hari
Perkiraan kebutuhan harian kalium adalah 1‒2 mEq/kg. Suplemen fosfat dan kalium harus dihentikan setelah kadar serum kembali normal.[20]
Prognosis
Secara umum, pertumbuhan, perkembangan, dan perilaku akan terpengaruh jika anak mengalami gagal tumbuh. Prognosis bergantung pada tingkat keparahan dan durasi malnutrisi, komplikasi yang terjadi, etiologi yang mendasari, faktor lingkungan dan psikososial, serta respon terhadap pengobatan.
Prognosis gagal tumbuh yang berkaitan dengan penyebab organik akan bergantung pada penyakit yang mendasari. Pada gagal tumbuh inorganik, sebagian besar anak usia >1 tahun mencapai berat badan yang stabil di atas persentil ke-3. Anak-anak yang mengalami gagal tumbuh sebelum usia 1 tahun berisiko tinggi mengalami keterlambatan kognitif, terutama keterampilan verbal dan matematika. [2,3,22]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini