Edukasi dan Promosi Kesehatan Gagal Tumbuh
Edukasi dan promosi kesehatan mengenai gagal tumbuh (atau failure to thrive/ faltering growth) diperlukan terkait pemberian nutrisi dan adanya risiko gangguan perkembangan jangka panjang bila terapi ditunda. Edukasi dapat diberikan kepada pasien, orang tua, pengasuh, ataupun anggota keluarga lainnya.[2]
Edukasi Pasien, Orang Tua dan Pengasuh Pasien
Orang tua atau pengasuh pasien perlu dijelaskan mengenai kondisi anak yang gagal tumbuh, penyebab yang mungkin, dan intervensi gizi yang dilakukan. Jaga perasaan orang tua karena seringkali orang tua menjadi kecil hati ketika tahu anaknya mengalami gagal tumbuh.
Berikan pengertian bahwa langkah orang tua membawa anak ke fasilitas kesehatan merupakan langkah yang tepat karena diagnosis dan penanganan sejak dini merupakan kunci untuk memperbaiki kondisi anak.
Berikan penjelasan bahwa penanganan kondisi pasien merupakan penanganan dengan tim multidisiplin yang melibatkan ahli gizi, psikolog, dokter, dokter spesialis anak, hingga ahli bedah anak bila diperlukan tindakan khusus. Jelaskan juga bahwa kondisi ini merupakan kondisi yang membutuhkan manajemen dalam waktu lama dan harus terus dipantau secara berkala. Kenalkan personel tim yang terlibat agar orang tua atau pengasuh dapat lebih terbuka selama proses penanganan.
Selalu informasikan apa saja perkembangan pasien dan langkah atau saran apa saja yang perlu dilakukan oleh pengasuh atau orang tua. Jika ada tanda bahaya, segera beritahu orang tua agar mau merujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut yang memiliki dokter spesialis anak atau tim yang lebih ahli. Jelaskan pula penyebab yang telah teridentifikasi tanpa mengucilkan atau menghakimi agar orang tua dapat lebih mengerti dan melakukan tindakan pencegahan di kemudian hari.[1,2,8]
Pada ibu menyusui, minta untuk terus memberikan ASI dan melakukan pemeriksaan rutin, baik di dokter ataupun saat Posyandu. Anak dengan defisit gizi dapat menerima susu formula berkalori tinggi, biskuit MPASI berkalori tinggi, suplementasi zinc, dan sirup multivitamin dari Puskesmas. Selain itu, setiap Februari dan Agustus anak akan diberikan suplementasi vitamin A melalui program yang disebut "Bulan Vitamin A".[13,21]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit gagal tumbuh yang lebih komprehensif, perlu dilakukan tindakan preventif dan promotif. Edukasi terhadap masyarakat dapat dimulai pada kelompok wanita usia subur dikarenakan faktor gizi pada masa ini sangat berpengaruh terhadap gizi anaknya kelak. Selain itu, edukasi juga diperlukan untuk persiapan pernikahan dan kehamilan, terutama terkait aspek gizi dan edukasi pentingnya pemantauan selama kehamilan.
Pada kelompok ibu dengan balita, edukasikan pentingnya pemantauan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Ajak masyarakat untuk rutin berkunjung ke Posyandu dan mendapatkan akses layanan kesehatan anak yang maksimal termasuk vaksinasi. Edukasi mengenai kebersihan, gizi seimbang, dan pola hidup sehat agar hal tersebut menjadi gaya hidup yang menunjang di semua fase kehidupan anak. [1,2,8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini