Patofisiologi Hipotiroid Kongenital
Patofisiologi hipotiroid kongenital terdiri dari kelainan perkembangan kelenjar tiroid janin, defisiensi iodium, kelainan genetik (defisiensi thyroid-binding globulin /TBG), dan kelainan hormon ibu hamil.
Defek Pembentukan Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berkembang dari kavitas buccopharyngeal sejak usia gestasi 4−10 minggu. Tiroid berkembang dari cabang keempat brachial pouch dan menjadi organ berlobus di leher. Defek dalam pembentukan atau migrasi jaringan tiroid dapat mengakibatkan aplasia, dysplasia, atau ektopik kelenjar tiroid sehingga terjadi hipotiroid.[1,3]
Pada usia gestasi 10−11 minggu, tiroid fetus sudah dapat memproduksi hormon tiroid. Saat usia gestasi 18−20 minggu, level hormon T4 (thyroxine) mencapai level yang sama saat bayi lahir cukup bulan. Selain itu, aksis pituitary tiroid bayi sudah berfungsi sendiri, terpisah dari aksis pituitary tiroid ibu.[1,3]
Defisiensi Iodium
Gangguan metabolisme tiroid bawaan dapat menyebabkan hipotiroid kongenital pada anak-anak dengan kelenjar tiroid yang secara anatomis normal. Gangguan metabolisme tersebut dapat disebabkan kondisi defisiensi iodium selama ibu hamil.[1,3]
Kelenjar tiroid menggunakan tirosin dan iodium untuk memproduksi T4 dan T3 (triiodothyronine). Iodida masuk ke sel folikular tiroid dengan sistem transport aktif dan dioksidasi menjadi iodium oleh tiroid peroksidase. Iodium menempel pada tirosin yang menempel pada tiroglobulin akan membentuk monoiodotyrosine (MIT) dan diiodotyrosine (DIT). Penggabungan 2 molekul DIT membentuk tetraiodothyronine (T4). Penggabungan satu molekul MIT dan satu molekul DIT membentuk T3. Tiroglobulin, dengan T4 dan T3, disimpan dalam lumen folikel.[1,3]
TSH (thyroid stimulating hormone) mengaktifkan enzim yang dibutuhkan untuk membelah T4 dan T3 dari tiroglobulin. Dalam kebanyakan situasi, T4 adalah hormon utama yang diproduksi dan dilepaskan dari kelenjar tiroid. T4 adalah tironin utama yang diproduksi oleh kelenjar tiroid.[1,3]
Kelainan Genetik
Hanya 10−40% T3 yang bersirkulasi dilepaskan dari kelenjar tiroid. Sisanya diproduksi dengan monodeiodinasi T4 di jaringan perifer. T3 adalah mediator utama dari efek biologis hormon tiroid dan melakukannya dengan berinteraksi dengan reseptor inti tertentu. Kelainan reseptor dapat menyebabkan resistensi hormon tiroid.[1,3]
Protein pembawa utama untuk hormon tiroid yang bersirkulasi adalah thyroid-binding globulin (TBG), thyroid-binding prealbumin (TBPA), dan albumin. T4 yang tidak terikat, disebut free T4 (fT4), hanya ada sekitar 0,03% dari T4 yang bersirkulasi dan merupakan bagian yang aktif secara metabolik. Bayi yang lahir dengan kadar TBG rendah, seperti pada defisiensi TBG bawaan, memiliki kadar T4 total yang rendah tetapi secara fisiologis normal. Defisiensi TBG kongenital familial dapat terjadi pada kelainan genetik resesif terkait-X atau resesif autosom.[1,3]
Kelainan Hormon Ibu Hamil
Kontribusi kadar hormon tiroid ibu terhadap janin dianggap minimal, tetapi penyakit tiroid ibu dapat memiliki pengaruh yang substansial terhadap fungsi tiroid janin dan bayi baru lahir. Autoantibodi imunoglobulin G (IgG), seperti yang diamati pada tiroiditis autoimun, dapat melewati plasenta dan menghambat fungsi tiroid. Tioamida yang digunakan untuk mengobati hipertiroidisme ibu juga dapat menghalangi sintesis hormon tiroid janin. Sebagian besar efek ini bersifat sementara. Iodium radioaktif yang diberikan kepada wanita hamil dapat mengikiskan kelenjar tiroid janin secara permanen.[1,3]