Prognosis Inkompatibilitas ABO
Prognosis inkompatibilitas ABO dipengaruhi oleh tingkat keparahan reaksi imun, jumlah darah yang ditransfusikan, kecepatan pengenalan dan penanganan reaksi transfusi, serta kondisi kesehatan umum pasien sebelum transfusi. Pada kasus inkompatibilitas ABO pada neonatus, faktor-faktor seperti kadar bilirubin, usia gestasi, dan kecepatan intervensi medis juga memengaruhi luaran. Komplikasi dapat berupa gagal ginjal ataupun disseminated intravascular coagulation (DIC).[1,3,4,6]
Komplikasi
Komplikasi dapat berupa gagal ginjal, DIC, maupun kernikterus.[3,7]
Reaksi Hemolitik Akut pada Tranfusi
Pada reaksi hemolitik akut akibat proses transfusi, komplikasi yang paling sering terjadi yaitu gagal ginjal dan disseminated intravascular coagulation (DIC). Komplikasi fatal yang bisa terjadi adalah kematian.[3]
Hemolytic Disease of The Newborn (HDN)
Sementara itu, komplikasi pada hemolytic disease of the newborn (HDN) yang disebabkan karena inkompatibilitas ABO memiliki dua komplikasi mayor, yaitu bilirubin encephalopathy (kernikterus) dan anemia berkelanjutan. Sebelum ditemukannya transfusi tukar, 15% bayi yang mengalami eritroblastosis menjadi kernikterus dengan 75% meninggal dalam usia 1 minggu kehidupan dan sisanya meninggal pada tahun pertama kehidupan. Meski demikian, saat ini tingkat mortalitas sudah jauh menurun.
Bayi dengan kernikterus bisa memiliki gejala sisa neurologis permanen. Bayi yang mengalami hemolisis berat, sering mengalami anemia pada bulan pertama kehidupan, dan sekitar 50% membutuhkan transfusi sel darah merah.
Destruksi sel darah merah yang berlanjut diakibatkan oleh tingginya titer antibodi ibu yang masih terdapat dalam sirkulasi bayi.dan beberapa kasus dikarenakan efek dari transfusi karena adanya penekanan eritropoesis bayi dari transfusi darah orang dewasa.[7]
Inkompatibilitas ABO pada Transplantasi Organ
Passenger Lymphocyte Syndrome merupakan komplikasi dari transplantasi organ padat dan sel induk. Kondisi ini disebabkan karena produksi antibodi limfosit B pendonor mencetuskan respon imun baik primer maupun sekunder dari eritrosit penerima organ. Sindrom ini sering kali muncul dalam bentuk anemia hemolitik ringan.[15,16]
Prognosis
Inkompatibilitas ABO pada transfusi yang muncul sebagai reaksi hemolitik akut merupakan kondisi yang fatal yang dapat menyebabkan kematian. Sementara itu, pada HDN yang berlanjut menjadi komplikasi kernikterus, pasien bisa mengalami gangguan neurologis dan perkembangan di masa depan.[3,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Tyagita Khrisna Ayuningtias