Etiologi Micropenis
Etiologi micropenis secara garis besar disebabkan oleh gangguan hormonal, yaitu hipogonadisme hipogonadotropik, hipogonadisme hipergonadotropik; atau akibat penyebab lainnya, seperti insensitivitas androgen, defisiensi enzim 5α-reduktase, dan idiopatik.
Hipogonadotropik Hipogonadisme
Hipogonadotropik hipogonadisme disebabkan kegagalan atau insufisiensi hipotalamus untuk menyekresi gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang berfungsi untuk menstimulasi kelenjar pituitari. Kelenjar pituitari kemudian akan menyekresi luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).
LH dan FSH berfungsi untuk menstimulasi testis untuk menyekresi hormon yang berfungsi dalam maturasi fungsi reproduksi. Insufisiensi hipotalamus ini dapat menyebabkan hormon yang dihasilkan pituitari tidak cukup untuk menstimulasi testis.[1,5]
Beberapa kelainan yang masuk dalam kategori ini, antara lain:
Sindrom Kallman
Pada Sindrom Kallman terjadi kegagalan hipotalamus untuk menyekresi GnRH sehingga terjadi defisiensi hormon seks. Sindrom ini ditandai dengan micropenis, gangguan pendengaran, osteoporosis, anosmia, dan hiposmia (perkembangan tubuh yang tidak adekuat).[2,3]
Prader-Willi Syndrome
Sindrom ini ditandai dengan hiperfagia, obesitas, undesensus testis, retardasi mental, micropenis, perawakan pendek, hipotonia, hipogonadisme, tangan dan kaki yang kecil.[2,4]
Hipogonadisme Hipergonadotropik
Hipogonadisme hipergonadotropik disebabkan oleh kegagalan gonad atau insufisiensi testis primer. Kondisi ini dapat ditemukan pada kelainan seperti disgenesis gonad atau Robinow syndrome; sindrom Klinefelter; trisomi kromosom 8, 13, dan 18; translokasi gen; atau sindrom Poli-X.[1,2,5]
Insensitivitas Androgen
Pada kelainan ini, terjadi gangguan mekanisme kerja androgen pada sel target atau terdapat defek pada gen reseptor androgen. Insensitivitas androgen dapat bersifat parsial atau total.[3]
Defisiensi 5α-reduktase
Hormon testosteron dikonversi menjadi hormon dihidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim 5α-reduktase, sehingga enzim ini berperan penting dalam diferensiasi genitalia eksternal laki-laki, termasuk di dalamnya pertambahan panjang penis. [3]
Defisiensi 5α-reduktase disebabkan karena mutasi pada gen tipe 2 5α-reduktase sehingga menyebabkan produksi enzim berkurang. Defisiensi ini juga disebabkan karena defek pada reseptor androgen.[3]
Idiopatik
Pada kondisi ini fungsi aksis hipotalamus-pituitari-testis didapatkan normal.[5]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko telah diteliti dan diketahui berhubungan dengan micropenis. Studi oleh Gaspan et al mendapatkan bahwa anak yang lahir dari orang tua yang terkena paparan pestisida saat bekerja berisiko 4 kali lebih besar untuk mengalami micropenis, kriptorkismus, dan hipospadia dibandingkan anak yang lahir dari orang tua tidak terpapar pestisida.
Beberapa jenis pestisida seperti organoklorin, polychlorinated biphenyls, bisphenol A, phthalates, dioxins dan furans bersifat estrogenik, dan memiliki aktivitas antiandrogenik. Diferensiasi seksual tergantung pada hormon androgen, sehingga pestisida yang memiliki aktivitas antiandrogen dapat mengganggu diferensiasi seksual.[6]
Studi lain oleh Musti et al mendapatkan bahwa berat badan lahir lebih dari 4.000 gram merupakan faktor risiko terjadinya micropenis. Berat badan berlebih dapat menyebabkan penurunan konsentrasi testosteron yang berfungsi untuk perkembangan penis.[7]