Edukasi dan Promosi Kesehatan Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn
Edukasi dan promosi kesehatan untuk kasus persistent pulmonary hypertension of the newborn atau hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir bertujuan untuk mencegah hipoksia dan asfiksia perinatal yang berperan dalam persistensi resistansi vaskular paru prenatal. Contoh kondisi maternal yang berisiko PPHN pada bayi adalah diabetes gestasional, merokok, dan konsumsi obat-obatan tertentu seperti nonsteroidal antiinflammatory drugs atau NSAID.[3,4,6]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien dengan PPHN terutama dilakukan pada orang tua, misalnya terkait kebutuhan tata laksana inhalasi vasodilator untuk mengurangi resistensi vaskular paru dan perbaikan outcome. Bayi dengan PPHN pada kondisi tertentu memerlukan bantuan napas, seperti intubasi maupun support dengan extracorporeal membrane oxygenation (ECMO). Pada kondisi ini, orang tua perlu diedukasi mengenai prosedur dan risikonya, seperti perburukan klinis, serta kemungkinan infeksi dan sepsis.[1,3,18,20]
Bayi yang mengalami PPHN juga berisiko mengalami gangguan neurodevelopmental, pendengaran, serta keterlambatan perkembangan kognitif di kemudian hari. Maka dari itu, perlu diinformasikan pula kepada orang tua mengenai pentingnya kontrol ketat pada 2 tahun pertama setelah dirawat, serta pemeriksaan fungsi pendengaran setelah 6 bulan.[1,3,18,20]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit untuk PPHN lebih mengutamakan pada antenatal care (ANC) teratur dan edukasi tentang risiko obat-obatan tertentu, seperti NSAID dan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor). Obat-obatan ini berisiko mencetuskan kejadian PPHN karena gangguan perkembangan pembuluh darah paru pada masa intrauterin dan postpartum. Edukasi mengenai obat-obatan golongan ini kepada calon ibu perlu dilakukan untuk mengurangi risiko PPHN.[3,4,6,7]
Kebiasaan merokok dan adanya beberapa penyakit pada ibu hamil, seperti diabetes gestasional, obesitas, dan asma, berisiko hipoksia perinatal. Pada kondisi ini, kontrol penyakit yang mendasari perlu dilakukan untuk mengurangi risiko PPHN.[3,4,6,7]