Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn annisa-meidina 2024-03-28T09:55:51+07:00 2024-03-28T09:55:51+07:00
Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Etiologi primer persistent pulmonary hypertension of the newborn atau hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir adalah maldevelopment pembuluh darah paru. Persistent pulmonary hypertension of the newborn atau PPHN juga dapat terjadi karena faktor sekunder dari penyakit parenkim paru atau karena hipoplasia pembuluh darah paru.[1,3,4]

Maldevelopment Pembuluh Darah Paru

Etiologi primer untuk PPHN adalah maldevelopment yang terjadi karena pembuluh darah paru mengalami remodelling, tetapi parenkim paru sebenarnya normal. Kondisi ini sering kali dikenal dengan PPHN idiopatik.[3,4]

Gangguan Parenkim Paru

Pada kondisi di mana terjadi gangguan parenkim paru, PPHN terjadi sekunder dari keadaan ini. Hipoksia sering kali terjadi pada bayi yang mengalami gangguan parenkim paru. Hipoksia dapat menginduksi maladaptasi pembuluh darah paru berupa vasokontriksi abnormal. Contoh penyakit paru yang berhubungan dengan hal ini adalah sindrom aspirasi mekonium, sepsis atau pneumonia, dan respiratory distress syndrome (RDS).[3,4]

Selain karena inflamasi dan kerusakan parenkim paru, pada kondisi ini terkadang bayi mendapat suplementasi oksigen konsentrasi tinggi (FiO₂ 100%) tanpa tekanan positif. Hal ini berisiko menyebabkan atelektasis absorpsi, ventilation-perfusion mismatch, peningkatan tekanan oksigen alveolar, dan pembentukan reactive oxygen space (ROS). Maka dari itu, disarankan untuk meningkatkan tekanan continuous positive airway pressure bila fraksi oksigen inspirasi (FiO₂) sudah mencapai 50–60%.[3]

Hipoplasia Pembuluh Darah Paru

PPHN juga dapat terjadi karena hipoplasia pembuluh darah paru yang disebabkan oleh gangguan perkembangan paru. Hal ini dapat terjadi misalnya pada oligohidramnion, hernia diafragmatika kongenital, dan kondisi hiperkoagulasi (seperti polisitemia vera) yang menyebabkan obstruksi pembuluh darah.[3,4]

Faktor Risiko

Faktor risiko PPHN berhubungan dengan segala kondisi yang mengganggu transisi sirkulasi prenatal ke postnatal. Faktor risiko dapat berasal dari bayi (misalnya kelahiran prematur) maupun dari maternal seperti kebiasaan merokok saat kehamilan, konsumsi NSAID saat kehamilan, dan diabetes gestasional.

Faktor Bayi

Faktor risiko dari bayi yang berhubungan dengan PPHN adalah:

  • Transient tachypnea of the newborn (TTN)

  • Bayi prematur (usia gestasi 34–36 minggu)

  • Usia gestasi >42 minggu
  • Penyakit parenkim paru, seperti sindrom aspirasi mekonium dan pneumonia
  • Hernia diafragma kongenital
  • Penyakit jantung bawaan
  • Bayi dengan duktus arteriosus yang sudah menutup pada saat prenatal[3,4,6,7]

Faktor Maternal dan Lingkungan

Faktor maternal PPHN meliputi faktor yang meningkatkan risiko hipoksia dan distress napas pada janin, seperti:

  • Kebiasaan merokok saat kehamilan
  • Penggunaan obat-obatan tertentu saat kehamilan, seperti NSAID (nonsteroidal antiinflammatory drugs) dan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor)

  • Ketuban pecah dini yang memanjang

  • Kesehatan ibu hamil, seperti asma, obesitas, dan diabetes gestasional[3,4,6]

Selain faktor maternal, faktor lingkungan seperti persalinan secara sectio caesarea dan pemberian oksigen konsentrasi tinggi (100%) pada kondisi tertentu, misalnya pada distress napas, juga berisiko PPHN.[3,4,6]

Konsumsi agen SSRI, seperti fluoxetine, pada pertengahan trimester 2 sampai trimester 3 berisiko meningkatkan kejadian PPHN karena serotonin merupakan vasokonstriktor yang poten. Agen SSRI dapat melewati sirkulasi plasenta dan berisiko meningkatkan resistensi pembuluh darah paru. Akan tetapi, bukti hal ini masih pro dan kontra.[3,6]

Penggunaan inhibitor produksi prostasiklin seperti aspirin dan NSAID lain saat hamil juga meningkatkan risiko PPHN. Konsumsi NSAID diduga berkaitan dengan gangguan sintesis tromboksan dan prostaglandin yang berfungsi mempertahankan patensi duktus arteriosus intrauterin. Apabila sintesisnya terganggu, penutupan prematur duktus arteriosus dapat terjadi dan meningkatkan tekanan vaskular paru. Sama seperti SSRI, bukti hal ini masih pro dan kontra.[3,6]

Referensi

1. Nandula PS, Shah SD. Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK585100/
3. Lakshminrusimha S, Keszler M, American Academy of Pediatrics (AAP). Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn. Neoreviews. 2015;12(16):e680–92.
4. Steurer MA, Jelliffe-Pawlowski LL, Baer RJ, Partridge JC, Rogers EE, Keller RL. Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn in Late Preterm and Term Infants in California. Am Acad Pediatr AAP. 2017 Jan 1;139(1):e20161165.
6. Delaney C, Cornfield DN. Risk Factors for Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn. Pulm Circ. 2012;2(1):15–20.
7. Gillam-Krakauer M, Mahajan K. Patent Ductus Arteriosus. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430758/

Patofisiologi Persistent Pulmona...
Epidemiologi Persistent Pulmonar...

Artikel Terkait

  • Sildenafil sebagai Terapi Hipertensi Pulmonal pada Neonatus
    Sildenafil sebagai Terapi Hipertensi Pulmonal pada Neonatus
  • Endothelin Receptor Antagonist untuk Terapi Hipertensi Arteri Pulmonal
    Endothelin Receptor Antagonist untuk Terapi Hipertensi Arteri Pulmonal
  • Uji Klinis Fase 3 Sotatercept Sebagai Terapi Hipertensi Arteri Pulmonal – Telaah Jurnal Alomedika
    Uji Klinis Fase 3 Sotatercept Sebagai Terapi Hipertensi Arteri Pulmonal – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 April 2024, 07:46
Penatalaksanaan awal riwayat hipertensi pulmonal dengan kondisi sesak dan hipotensi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin tanya dok, bagaimana baiknya penanganan awal pada kasus riw penyakit hipertensi pulmonal yang datang ke IGD dengan kondisi sesak dan hipotensi?

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.