Penatalaksanaan Pubertas Prekoks
Tujuan utama penatalaksanaan pubertas prekoks adalah anak dapat mencapai tinggi badan optimal sesuai potensi tinggi genetiknya, serta mencegah stres psikologis dan diskonkruensi antara maturasi seksual dengan maturasi kognisi.[1,2,4]
Prinsip Tata Laksana
Manajemen utama pubertas prekoks sentral adalah menghentikan laju perkembangan pubertas dengan memberikan agonis gonadotropin–releasing hormone (GnRH). Agonis GnRH akan mensupresi jaras hipotalamus–hipofisis–gonad dengan cara memberikan stimulasi konstan kepada sel–sel gonadotropin hipofisis.
Stimulasi konstan ini akan mengakibatkan terjadinya desensitisasi sel–sel gonadotropin dan mensupresi produksi LH dan FSH. Hal ini akhirnya akan mengurangi produksi hormon seks dari gonad (ovarium atau testis).[2,4]
Persiapan Rujukan
Pasien dengan kecurigaan pubertas prekoks dirujuk ke dokter spesialis anak konsultan endokrinologi. Pubertas prekoks dengan etiologi penyakit sistem saraf pusat memerlukan rujukan ke dokter anak konsultan neurologi anak dan dokter bedah saraf bila memerlukan tindakan bedah.
Apabila dirasa perlu, pasien maupun keluarga juga dapat dirujuk ke psikolog atau psikiater.[2,4]
Medikamentosa
Sediaan agonis GnRH yang tersedia di Indonesia saat ini adalah leuprolide dan triptorelin pamoate. Pengobatan diberikan sampai usia pubertas fisiologis, yaitu sekitar usia 10–11 untuk anak perempuan, dan usia 12–13 tahun pada anak laki–laki. Perkembangan pubertas akan terjadi kembali sekitar satu tahun setelah penghentian pengobatan.[3,4]
Leuprolide
Untuk anak dengan BB ≥20 kg, leuprolide depot 1 bulan (3,75 mg) diberikan tiap 4 minggu secara intramuskular. Bila menggunakan leuprolide depot 3 bulan (11,25 mg), maka diberikan setiap 12 bulan.
Untuk anak dengan BB <20 kg diberikan leuprolide 60–75 mcg/kgBB/4 minggu intramuskular.[3,4]
Triptorelin Pamoat
Triptorelin pamoat diberikan 11,25 mg tiap 12 minggu secara intramuskular untuk anak dengan BB ≥ 20 kg.[4]
Pembedahan
Terapi pembedahan dilakukan bila pubertas prekoks disebabkan oleh penyakit yang dapat diterapi dengan pembedahan, misalnya kista ovarium dan adenoma hipofisis.[3,4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli