Edukasi dan Promosi Kesehatan Respiratory Syncytial Virus
Pencegahan utama infeksi respiratory syncytial virus atau RSV adalah dengan universal precaution, termasuk menjaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan.
Upaya pencegahan infeksi RSV lainnya adalah dengan mengonsumsi ASI, dan mengidentifikasi kelompok yang berisiko tinggi. Upaya pencegahan lainnya yaitu dengan pemberian imunisasi pasif (palivizumab atau nirsevimab), dan vaksinasi.[1,3]
Palivizumab
Palivizumab merupakan imunoprofilaksis pasif RSV, yang berfungsi sebagai antibodi untuk melawan integrasi atau penggabungan antara protein RSV dengan sel inang. Palivizumab diberikan per bulan selama musim terjadinya infeksi RSV. Namun, palivizumab belum tersedia di Indonesia.
Tujuan pemberian palivizumab adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi RSV berat dan mencegah komplikasi yang disebabkan oleh infeksi RSV. Dosis palivizumab yaitu 15 mg/kgBB IM per bulan.
Berdasarkan American Academy of Pediatrics (AAP), pemberian profilaksis palivizumab dapat dipertimbangkan pada populasi:
- Bayi usia kurang dari 1 tahun yang lahir saat usia gestasi <29 minggu
- Bayi usia kurang dari 1 tahun yang lahir <32 minggu, yang menderita penyakit paru kronis, yaitu anak yang memerlukan suplai oksigen dengan FiO2 >21% selama 28 hari setelah lahir
- Bayi usia kurang dari 1 tahun dengan penyakit jantung kongenital dengan gangguan hemodinamik yang signifikan
- Bayi usia 1 tahun dengan kelainan kongenital pada saluran napas atau menderita gangguan neuromuskular
- Anak usia 24 bulan atau kurang dengan kondisi imunokompromais
- Anak usia 2 tahun yang sedang menjalani pengobatan penyakit paru kronis, seperti memerlukan oksigen, steroid, atau diuretik[1,2,16]
Nirsevimab
Nirsevimab merupakan antibodi monoklonal yang diberikan secara intramuskular sebanyak satu dosis, namun belum tersedia di Indonesia. Nirsevimab dapat memberikan proteksi paling tidak selama 5 bulan.
Nirsevimab diindikasikan untuk semua bayi usia < 8 bulan yang lahir pada saat atau memasuki musim dengan kasus RSV yang tinggi, terutama bila ibu tidak mendapatkan vaksinasi RSV selama kehamilan, atau status vaksinasi RSV ibu tidak diketahui, atau bayi lahir kurang dari 14 hari setelah pemberian vaksinasi RSV pada ibu.
Pemberian nirsevimab juga diindikasikan untuk bayi dan anak usia 8–19 bulan yang berisiko tinggi mengalami RSV berat, yang diberikan dalam waktu 6 bulan sebelum memasuki musim RSV yang kedua kali.
Bayi dan anak yang berisiko tinggi mengalami RSV berat antara lain termasuk bayi prematur dengan penyakit paru kronis, imunokompromais, fibrosis kistik, dan anak dengan ras Amerika-India dan Alaska.[8,17,18]
Vaksin
Terdapat dua jenis vaksin RSV yang telah disetujui penggunaannya oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk diberikan pada orang dewasa di Amerika Serikat.
Vaksin ini antara lain RSVPreF3 (Arexvy) dan RSVpreF (Abrysvo) yang mengandung bagian virus RSV. Vaksin RSV diberikan sebanyak satu kali secara intramuskular.
Rekomendasi pemberian vaksin RSV:
- Lansia berusia 60 tahun atau lebih, terutama bila terdapat kondisi imunodefisiensi, memiliki penyakit kronis, dan tinggal di panti jompo
- Wanita hamil, diberikan saat usia gestasi 32–36 minggu untuk mencegah RSV berat pada bayi usia < 6 bulan[17,19]