Diagnosis Abses Periapikal
Diagnosis abses periapikal perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan nyeri dan benjolan pada gusi. Gambaran radiografi biasanya menunjukkan lesi radiolusen pada jaringan periapikal yang dapat disertai dengan pembentukan ruang udara pada jaringan lunak.[8-11]
Anamnesis
Abses periapikal ditandai dengan gejala lokal seperti nyeri hebat, pembengkakan pada area sekitar gigi yang terinfeksi, dan peningkatan sensitivitas terhadap suhu. Pasien juga dapat mengalami demam, malaise, dan pembengkakan kelenjar getah bening regional.
Pada pasien akan didapatkan riwayat faktor predisposisi seperti:
- Karies gigi: Lesi karies yang tidak diobati dapat menyediakan jalur masuk bagi bakteri ke dalam pulpa gigi, memicu respon inflamasi dan infeksi
- Trauma: Cedera pada gigi, baik akibat trauma fisik atau prosedur bedah sebelumnya, dapat melemahkan pertahanan pulpa dan memfasilitasi penetrasi bakteri
- Pengobatan restorasi tidak adekuat: Restorasi yang tidak sempurna atau tidak memadai dapat meningkatkan risiko bakteri masuk ke pulpa dan menyebabkan infeksi
- Penyakit periodontal: Pasien dengan penyakit periodontal memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan infeksi pulpa dan abses periapikal karena adanya penetrasi bakteri ke dalam saku periodontal[8-11,15,16]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dari pemeriksaan ekstraoral apakah ada pembengkakan esktraoral yang menyebabkan bentuk asimetris wajah atau tidak. Periksa juga kondisi limfonodi di area kepala dan leher. Setelah itu lakukan pemeriksaan intraoral, terutama pada area yang dikeluhkan oleh pasien. Lakukan pemeriksaan diagnosis seperti pemeriksaan visual, perkusi, palpasi, probing, serta sondasi.
Tanda dan gejala yang umum muncul pada abses periodontal adalah pembengkakan pada gingiva atau wajah di dekat gigi yang terinfeksi, peningkatan sensitivitas terhadap suhu ekstrem dan tekanan, nanah yang keluar dari gusi atau gigi yang terinfeksi, dan demam (jika infeksi berkembang menjadi lebih parah).[8-11]
Pemeriksaan Ekstraoral
Amati tanda-tanda pembengkakan dan kemerahan di area ekstraoral. Jika terdapat pembengkakan, perlu dievaluasi apakah ada pergerakan cairan saat area tersebut ditekan (fluktuasi). Fluktuasi menunjukkan penumpukan nanah yang terlokalisir dan menjadi indikasi lokasi untuk melakukan insisi dan drainase.
Perlu juga memperhatikan kemungkinan terjadinya trismus, terutama pada kasus infeksi yang parah. Kesulitan membuka mulut dapat terjadi karena beberapa infeksi gigi dapat melibatkan otot-otot mastikasi. Keterbatasan membuka mulut akibat trismus dapat menghambat pemeriksaan di dalam rongga mulut, mengganggu kemampuan makan dan minum, dan dalam kasus yang serius berdampak pada nutrisi dan hidrasi pasien.
Periksa kelenjar getah bening submental dan submandibular untuk menilai kemungkinan adanya angina Ludwig.[8-11]
Pemeriksaan Intraoral
Lakukan pemeriksaan terhadap gusi dan jaringan pendukung gigi untuk mendeteksi tanda-tanda pembengkakan, keluarnya nanah, dan fluktuasi. Selain itu, periksa kondisi gigi apakah terdapat kerusakan akibat karies, gigi yang goyang, serta lakukan tes ketukan gigi untuk mengevaluasi kesehatan ligamen pendukung gigi dan mobilitas gigi.[8-11]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding abses periapikal mencakup periodontitis, abses gingiva, tumor jaringan lunak oral, dan sialadenitis.
Periodontitis
Periodontitis adalah peradangan pada jaringan penyangga gigi, gingiva dan tulang alveolar, yang dapat menyebabkan pembentukan kantong periodontal dan hilangnya tulang gigi. Gejala seperti pembengkakan, perdarahan gingiva, dan nyeri gigi dapat menyerupai abses periapikal. Namun, pada periodontitis tidak akan ditemui adanya pus.[8-11]
Abses Gingiva
Abses gingiva adalah infeksi pada gusi yang dapat menimbulkan nanah dan pembengkakan pada gingiva. Meskipun abses gingiva terjadi di permukaan gingiva dan bukan di dalam gigi, namun gejalanya mirip dengan abses periapikal.[8-11]
Tumor Jaringan Lunak Oral
Tumor atau pertumbuhan ganas atau jinak pada jaringan lunak mulut bisa menimbulkan gejala seperti pembengkakan dan nyeri yang mirip dengan abses periapikal.[8-11]
Sialadenitis
Sialadenitis adalah peradangan pada kelenjar ludah, yang dapat menyebabkan pembengkakan di dekat pipi atau rahang. Ini bisa berasal dari masalah kelenjar ludah atau infeksi saluran ludah.[8-11]
Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan pada sinus yang dapat menyebabkan nyeri wajah dan pembengkakan. Terkadang, abses periapikal pada gigi yang terletak dekat dengan sinus dapat memberikan gejala yang mirip dengan sinusitis.[8-11]
Fistula Gigi
Fistula adalah saluran kecil yang dapat terbentuk sebagai respons terhadap infeksi gigi. Gejala seperti nanah yang keluar dari atau bibir dapat membingungkan dengan abses periapikal.[8-11]
Kista Gusi
Kista adalah kantong berisi cairan yang dapat terbentuk di dalam jaringan gusi atau rahang. Gejalanya dapat termasuk pembengkakan dan rasa sakit yang mirip dengan abses periapikal.[8-11]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk kasus abses periapikal biasanya menggunakan radiografi. Teknik radiografi yang digunakan biasanya adalah periapikal dan panoramik (OPG).
Radiografi
Gambaran radiografi dapat menunjukkan perubahan patologis pada akar gigi, seperti penebalan jaringan tulang, perubahan dalam bentuk akar gigi, atau adanya retakan pada akar gigi. Ini dapat membantu dokter dalam mengidentifikasi abses dan memahami sejauh mana infeksi yang telah terjadi.
Selain itu, dalam beberapa kasus, tes pencitraan lanjutan seperti CT Scan atau MRI mungkin diperlukan jika dokter gigi memerlukan informasi tambahan tentang ekstensi infeksi atau jika ada komplikasi yang dicurigai, seperti penyebaran infeksi ke jaringan lunak di sekitarnya.[8-11]
Pemeriksaan Mikrobiologi
Dalam beberapa situasi, dokter mungkin perlu mengambil sampel nanah dari abses untuk menentukan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi dan memastikan pengobatan antibiotik yang paling tepat pada kasus tersebut.[8-11]