Epidemiologi Abses Periapikal
Data epidemiologi mengindikasikan bahwa abses periapikal merupakan salah satu kondisi kelainan dental yang paling sering ditemui. Prevalensinya bervariasi, namun kecenderungan infeksi ini meningkat pada individu dengan riwayat karies gigi yang tidak diobati, perawatan saluran akar yang tidak adekuat, atau fraktur gigi.[1,7]
Global
Abses periapikal adalah masalah kesehatan oral yang banyak ditemui, terutama pada negara-negara berkembang yang tidak memiliki akses terlalu baik terhadap pelayanan kesehatan gigi. Prevalensinya bervariasi dari satu negara ke negara lain. Kondisi ini memiliki prevalensi yang lebih tinggi pada area dengan akses terbatas ke perawatan gigi yang berkualitas, pola makan yang buruk, dan kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol.
Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat, prevalensi abses periapikal ditaksir berada di sekitar angka 9.000 kasus per 1.500.000 orang, atau hanya sekitar 0,6%. Sementara itu di negara-negara Afrika, diperkirakan sekitar 22,8%.[1,7]
Indonesia
Prevalensi abses periapikal di Indonesia ditaksir cukup tinggi. Hal ini karena berbagai macam faktor seperti rendahnya tingkat kesadaran kesehatan oral dan akses terbatas ke perawatan gigi yang berkualitas yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah kasus.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi abses gigi, termasuk di dalamnya abses periapikal, adalah 14%.[1,7]
Mortalitas
Meskipun infeksi ini dapat menyebabkan rasa sakit yang parah dan ketidaknyamanan yang signifikan, risiko mortalitas langsung akibat abses periapikal sangat rendah. Namun, ada beberapa risiko potensial yang terkait dengan abses periapikal, yang jika tidak diobati dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi serius yang pada akhirnya dapat mengancam nyawa. Ini termasuk risiko bakteremia dan sepsis.[1,7]