Prognosis Fraktur Gigi
Prognosis fraktur gigi sebetulnya baik karena tidak menimbulkan mortalitas. Namun, keberadaan cedera dan fraktur maksilofasial yang bersamaan dengan fraktur gigi dapat menyebabkan komplikasi fatal, termasuk obstruksi jalan napas.[2-4]
Komplikasi
Fraktur gigi dapat menyebabkan nekrosis pulpa dan infeksi, diskolorasi mahkota gigi, abses periapikal, dan obliterasi saluran akar. Pasien juga dapat mengalami fistula, resorbsi akar internal maupun eksternal, dan kerusakan margin gingiva atau tulang alveolar. Nekrosis pulpa adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada fraktur gigi.
Pada kasus yang berat, restorasi mungkin tidak dapat dilakukan dan pasien harus kehilangan gigi. Apabila ada paparan pulpa, pasien juga bisa mengalami, gigi sensitif.
Apabila gigi mengalami luksasi, dapat terjadi kerusakan ligamen periodontal dan kerusakan pulpa yang lebih ekstensif. Dorongan mekanik akibat trauma sendiri dapat menyebabkan laserasi pada gingiva dan perdarahan.
Gigi susu yang mengalami fraktur berisiko mengalami hipoplasia enamel dan gangguan pertumbuhan dan kalsifikasi gigi.[2-4]
Fraktur gigi anterior dapat berdampak negatif pada estetika mulut pasien dan, sebagai akibatnya, harga diri dan kualitas hidup. Sebuah studi menemukan bahwa pada remaja, trauma gigi anterior menyebabkan dampak besar pada estetika dan perilaku psikososial mereka.[17]
Prognosis
Prognosis fraktur gigi umumnya baik karena fraktur gigi tidak secara langsung berkaitan dengan mortalitas. Fraktur gigi yang hanya melibatkan enamel saja tentu akan memiliki prognosis lebih baik dibandingkan fraktur yang melibatkan dentin ataupun pulpa
Adanya cedera maksilofasial dan patah tulang yang menyertai dapat membahayakan jalan napas. Pada trauma dengan fraktur mandibula, gigi di rahang atas lebih berisiko mengalami fraktur dibandingkan gigi di rahang bawah.[2-4,6]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan