Etiologi Gingivitis
Etiologi gingivitis secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi gingivitis yang diinduksi plak/plaque induced gingivitis dan tidak diinduksi plak/non-plaque induced gingivitis.
Gingivitis Diinduksi Plak
Plak gigi merupakan etiologi paling umum dari gingivitis. Plak merupakan tempat berbagai bakteri, yang dapat memicu respon inflamasi. Pada dasarnya, respon inflamasi terjadi karena interaksi antara host, invasi mikroba, dan faktor modifikasi lainnya.
Invasi mikroba memicu respon inflamasi dari host, yang pada awalnya memiliki tujuan protektif. Akan tetapi, jika respon inflamasi menjadi berlebihan, kerusakan jaringan gingiva dan jaringan sekitar dapat terjadi.[1,6]
Gingivitis Tidak Diinduksi Plak
Gingivitis yang tidak dipicu oleh penumpukan plak dapat dipicu oleh kelainan genetik, infeksi, reaksi hipersensitivitas, keganasan, bahkan gangguan nutrisi.
- Kelainan genetik atau perkembangan: Hereditary gingival fibromatosis (HGF)
- Infeksi bakteri: Necrotizing periodontal disease akibat Selenomonas spp atau Fusobacterium spp; gonorrhea, sifilis, tuberkulosis, dan Streptococcal gingivitis
- Infeksi virus: Virus coxsackie, herpes simpleks 1 dan 2, virus varicella‐zoster, dan human papilloma virus
- Infeksi jamur: Kandidosis, histoplasmosis, aspergillosis
- Reaksi hipersensitivitas: Plasma cell gingivitis, eritema multiforme
- Penyakit autoimun pada kulit dan mukosa: Pemfigus vulgaris, pemfigoid, lichen planus
- Kondisi inflamasi granulomatosa: Crohn's disease, sarkoidosis
- Neoplasma: Leukoplakia, eritroplakia, karsinoma sel skuamosa, leukemia, limfoma
- Gangguan nutrisi: Defisiensi vitamin C
- Lesi traumatik: Frictional keratosis, toothbrushing‐induced gingival ulceration, penggunaan cocaine, luka bakar mukosa, penggunaan deterjen pada gigi
- Pigmentasi gingiva: Melanoplakia, melanosis perokok, drug induced (minosiklin atau obat antimalaria), tato amalgam[7]
Faktor Risiko
Di samping berbagai etiologi dari gingivitis, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat berkontribusi terhadap gingivitis baik secara lokal maupun sistemik.
Faktor Lokal
Faktor lokal yang dapat mempengaruhi perlekatan plak gigi antara lain posisi gigi, jarak antar akar, kontak yang terbuka antar gigi, abnormalitas akar, dan material restoratif atau ortodontik.
Posisi dan inklinasi gigi dapat meningkatkan perlekatan plak pada jaringan periodontal karena proses pembersihan yang tidak baik. Jarak antar akar gigi yang terlalu dekat dapat menghalangi self-cleansing dan penghilangan plak. Sementara itu, kontak antar gigi yang terbuka dapat meningkatkan risiko untuk impaksi makanan yang dapat menyebabkan pembentukan plak.
Abnormalitas pada akar seperti terdapat groove, permukaan restorasi gigi yang kasar dan tidak pas dengan tepi gigi, serta alat ortodontik dapat menyebabkan plak mudah melekat.[1]
Faktor Sistemik
Faktor sistemik yang dapat memodifikasi keparahan dari gingivitis, terutama plaque induced gingivitis, antara lain:
- Hormonal: pubertas, Kehamilan, kontrasepsi oral
- Kebiasaan: Merokok
- Kondisi medis: Hiperglikemia, malnutrisi, leukemia, hiposalivasi[8]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja