Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Kanker Rongga Mulut annisa-meidina 2023-09-06T11:50:27+07:00 2023-09-06T11:50:27+07:00
Kanker Rongga Mulut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Kanker Rongga Mulut

Oleh :
drg.Dewi Hestiara Safitri
Share To Social Media:

Diagnosis kanker rongga mulut perlu melibatkan diagnosis awal dan staging (penentuan stadium). Dari dua tahap tersebut dapat ditentukan rencana perawatan yang paling baik. Tahap staging menjadi sangat krusial karena akan menentukan rencana perawatan dan estimasi prognosis dari kondisi kanker yang diderita oleh pasien.[14-20]

Anamnesis

Pasien kanker rongga mulut bisa datang dengan keluhan adanya benjolan atau ulkus pada rongga mulut, termasuk gusi, bibir, lidah, mukosa buka, ataupun faring. Kanker rongga mulut juga bisa ditemukan secara tidak sengaja pada saat pasien melakukan pemeriksaan gigi rutin.

Faktor risiko pasien juga perlu digali. Faktor risiko utama dari kanker rongga mulut adalah merokok. Pasien dengan riwayat merokok 6 kali lebih berisiko mengalami kanker rongga mulut. Faktor risiko lain mencakup konsumsi alkohol, paparan sinar matahari yang parah, infeksi HPV (Human Papillomavirus), dan lesi pre-kanker actinic cheilitis.

Dokter juga harus memperhatikan red flag kanker rongga mulut. Jika pasien sudah mengeluhkan luka pada bagian mukosa rongga mulut menetap lebih dari dua minggu, disertai adanya semacam sariawan namun hampir atau bahkan sama sekali tidak sakit, dokter perlu memikirkan kemungkinan kanker rongga mulut.

Red flag lainnya adalah adanya bengkak di area leher, gigi tanggal dengan sendirinya, gusi sering berdarah walaupun tidak sedang menyikat gigi, adanya sakit telinga yang menetap, hingga mati rasa pada area bibir dan dagu.[14-20]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik kemudian dapat dilakukan untuk mengonfirmasi keluhan pasien. Pada pemeriksaan fisik ini, lakukan pemeriksaan ekstraoral dan intraoral.

Pemeriksaan Ekstraoral

Pada pemeriksaan ekstraoral, amati limfonodi mengalami pembengkakan atau tidak, dan amati pula apakah terdapat pembengkakan pada area yang dikeluhkan sehingga menimbulkan asimetris wajah.

Secara umum, pasien dengan kanker rongga mulut akan tampak cachexia, yaitu sebuah kondisi dimana pasien kehilangan berat badan secara signifikan, atrofi otot, kelelahan, terlihat lemah, dan kehilangan selera makan.[14-20]

Pemeriksaan Intraoral

Setelah mengamati ekstraoral, dokter gigi dapat melanjutkan pengamatan intraoral. Pada pengamatan intraoral, dokter gigi harus mengamati kondisi rongga mulut secara keseluruhan mulai dari jaringan lunak hingga jaringan keras. Jika pasien mengatakan pernah kehilangan gigi setelah keluhan muncul, pastikan sebab hilangnya gigi tersebut karena keluhan ini atau bukan.

Area yang perlu perhatian khusus dokter gigi adalah area yang dikeluhkan oleh pasien dimana lesi ini muncul. Selain itu, perlu juga perhatikan lokasi-lokasi kanker rongga mulut sering muncul, yaitu lidah, dasar mulut, dan sisi lateral mulut.[14-20]

Lesi Kanker Rongga Mulut:

Penampakan klinis lesi kanker rongga mulut jika terjadi di dalam rongga mulut adalah adanya lesi tipis berwarna putih dengan tepi irreguler. Terkadang, terdapat kanker rongga mulut dengan lesi berwarna merah. Jika dokter gigi menemukan adanya lesi putih kemerah-merahan, maka lesi tersebut kemungkinan besar merupakan keganasan.

Jika terjadi di bibir, maka penampakan klinis kanker rongga mulut adalah adanya kerak (crusting) dan lesi tampak sangat kering. Jika kanker sudah bertumbuh ke arah kerongkongan, maka akan menyebabkan kesulitan menelan, menimbulkan bengkak yang sangat sakit, dan perubahan suara. Kemudian, jika kanker berkembang semakin besar lagi, akan menimbulkan sensasi terbakar di area tersebut.

Jika kanker berkembang lagi hingga mencapai limfonodi, maka pada area limfonodi tersebut akan timbul bengkak yang teraba keras dan tidak bergerak (immobile).

Pedoman yang perlu diperhatikan oleh dokter gigi dalam melakukan pemeriksaan fisik ini, jika menemukan lesi yang sudah menetap lebih dari 2 minggu, maka wajib untuk segera melakukan biopsi guna mengetahui diagnosis pasti dari lesi tersebut. Semakin cepat kanker terdiagnosis, maka akan semakin tinggi pula prognosisnya.[14-20]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding kanker rongga mulut cukup banyak, yang mana berbagai macam lesi tumor atau keganasan di rongga mulut dapat ditemukan, dan memiliki penampakan klinis yang kurang lebih mirip antara satu dengan lainnya. Sehingga dokter gigi perlu melakukan penegakan diagnosis secara hati-hati dan seksama, agar menghasilkan rencana perawatan yang tepat dan akurat.[14-20]

Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma sel skuamosa disebabkan oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol, menginang, dan infeksi HPV tipe 16 atau 18. Jenis turunan dari kanker ini pun juga banyak, mencakup karsinoma adenoskuamosa, karsinoma sel akantolitik skuamosa, karsinoma sel basal skuamosa, dan karsinoma sel papiler skuamosa. Seluruh jenis karsinoma sel skuamosa ini seringkali bersifat asimtomatik.[14-20]

Karsinoma Limfoepitel

Karsinoma limfoepitel disebabkan oleh infeksi Epsteinn-Barr Virus (EBV). Kanker jenis ini akan menimbulkan benjolan yang cukup besar yang seringkali memiliki ulkus di atasnya. Dilaporkan beberapa kanker terjadi secara bilateral.[14-20]

Lesi Prekursor Epitel

Lesi prekursor epitel adalah lesi premaligna yang disebabkan sebagian besar oleh merokok, dan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu lesi putih (leukoplakia), lesi merah (eritroplakia), dan campuran lesi merah serta putih.[14-20]

Papiloma

Papilloma dapat dibedakan lagi menjadi papiloma sel skuamosa, verruca vulgaris, kondiloma akuminata, dan hiperplasia epitel fokal.[14-20]

Tumor Sel Granular

Tumor sel granular tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Penampakan klinis yang sering ditemukan adalah lesi halus dengan pembengkakan mukosa, diameter sekitar 1-2 cm, dan warna lesi biasanya normal atau sedikit pucat.[14-20]

Keratoakantoma

Keratoakantoma disebabkan oleh paparan karsinogen dari rokok. Penampakan klinis lesi ini adalah berupa ulkus, verukus, namun memiliki dasar yang dalam bahkan hingga ke glandula salivari minor dan tulang yang ada di dasar lesi tersebut.[14-20]

Hiperplasia Papiler

Hiperplasia papiler timbul di palatum, dan diasosiasikan dengan kondisi-kondisi seperti xerostomia, penggunaan gigi tiruan yang tajam, dan infeksi HIV. Lesi ini bersifat asimtomatik.[14-20]

Median Rhomboid Glossitis

Median rhomboid glossitis berhubungan dengan infeksi kandida, biasa muncul di dorsal lidah, dan memiliki penampakan klinis berupa atrofi papiler.[14-20]

Tumor Kelenjar Saliva

Beberapa jenis tumor ini adalah karsinoma sel acinic, karsinoma mukoepidermoid, karsinoma sistik adenoid, adenokarsinoma sel basal, hingga karsinoma duktus salivarius. Etiologi tumor kelenjar saliva ini umumnya tidak diketahui. Masing-masing jenis memiliki ciri yang khas, namun semuanya berada di area dimana kelenjar dan duktus saliva berada.[14-20]

Sarkoma Kaposi

Sarkoma kaposi adalah keganasan yang diasosiasikan dengan infeksi HIV yang sudah memasuki fase AIDS. Etiologi sarkoma kaposi adalah kombinasi dari infeksi Human Herpes Virus (HHV)-8, kondisi imun yang menurun, genetik, dan faktor-faktor lingkungan lainnya.[14-20]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang pertama untuk mengetahui diagnosis sebuah lesi adalah kanker atau bukan adalah dengan biopsi.[14-20]

Biopsi

Jenis biopsi yang direkomendasikan adalah scalpel biopsy, punch biopsy, dan needle biopsy. Sementara, brush biopsy tidak disarankan karena dilaporkan tidak cukup adekuat untuk dapat mendiagnosis kanker rongga mulut.[14-20]

Biomarker Saliva

Selain biopsi, penegakan diagnosis dengan biomarker saliva sedang dikembangkan karena metode ini dilakukan tanpa tindakan invasif.[14-20]

Penentuan Stadium

Jika suatu lesi telah didiagnosis sebagai keganasan, maka akan lanjut ke langkah berikutnya, untuk melakukan penentuan stadium (staging) suatu kanker. Pemeriksaan penunjang berikutnya yang pertama adalah dengan CT-scan, MRI, atau 18F-fluorodeoxyglucose (FDG). Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat ukuran asli dari kanker. CT-scan juga dapat digunakan untuk melihat apakah kanker sudah menyebar ke limfonodi atau belum.

Endoskopi atau panendoskopi dapat melihat apakah terdapat kanker lain di area saluran pencernaan bagian atas seperti faring, laring, bronkus dan esofagus.

Rontgen toraks dan nucleology/nuclear medicine bertujuan untuk melihat apakah sel-sel kanker sudah bermetastasis ke organ lain atau belum.[14-20]

Penentuan Stadium Kanker

Menurut American Joint Committee on Cancer, terdapat empat tahap (Stadium I, Stadium II, Stadium III, dan Stadium IV) kanker rongga mulut berdasarkan tiga kategori, yaitu ukuran tumor (T), limfonodi yang terlibat (N), dan metastasis (M).

Tumor

Kategori yang pertama yaitu ukuran tumor (thickness), atau biasa disebut sebagai kategori T. Kategori ini menilai kondisi tumor primer dari kanker rongga mulut. Tumor primer adalah nomenklatur yang digunakan ketika tumor berasal dari organ yang sama, dan belum bermetastasis dari organ tersebut.[14-20]

Tabel 1. Kategori Tumor (T)

Klasifikasi Definisi
TX Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada bukti bahwa terdapat tumor primer
Tis Karsinoma in-situ
T1 Diameter tumor < 2 cm
T2 Diameter tumor > 2 cm tapi < 4 cm
T3 Diameter tumor >4 cm
T4a Tumor sudah berkembang cukup lanjut
T4b Tumor sudah berkembang parah

Sumber: drg. Dewi Hestiara Safitri, Alomedika, 2023.[14-20]

Nodus

Kategori yang kedua yaitu limfonodi yang terlibat, atau biasa disebut sebagai kategori N.[14-20

Tabel 2. Kategori Nodus (N)

Klasifikasi Definisi
NX Keterlibatan limfonodi tidak dapat dinilai
N0 Tidak terdapat keterlibatan limfonodi
N1 Metastasis terjadi pada limfonodi tunggal ipsilateral, dengan diameter < 3 cm
N2a Metastasis terjadi pada limfonodi tunggal ipsilateral, dengan diameter > 3 cm tapi < 6 cm
N2b Metastasis terjadi di beberapa limfonodi ipsilateral, dengan diameter tidak lebih dari 6 cm
N2c Metastasis terjadi di limfonodi secara bilateral atau kontralateral, dengan diameter tidak lebih dari 6 cm
N3 Metastasis terjadi pada sebuah limfonodi dengan diameter > 6 cm

Sumber: drg. Dewi Hestiara Safitri, Alomedika, 2023.[14-20]

Metastasis

Kategori yang ketiga yaitu metastasis, atau biasa disebut sebagai kategori M.[14-20]

Tabel 3. Kategori Metastasis (M)

Klasifikasi Definisi
M0 Tidak terdapat bukti adanya metastasis ke jaringan lain yang jauh
M1 Terdapat bukti adanya metastasis ke jaringan lain yang jauh

Sumber: drg. Dewi Hestiara Safitri, Alomedika, 2023.[14-20]

Penentuan Stadium Berdasarkan TNM

Setelah menetapkan klasifikasi dari masing-masing kategori tersebut, selanjutnya dilakukan penentuan stadium kanker rongga mulut melalui kolom berikut ini.[14-20]

Tabel 4. Penentuan Stadium Kanker Rongga Mulut

STADIUM Kategori T Kategori N Kategori M
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
II T2b N0 M0
III T3 N0 M0
T1 N1 M0
T2 N1 M0
T3 N1 M0
IVA T4a N0 M0
T4a N1 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N2 M0
T4a N2 M0
IVB Semua T N3 M0
T4b N2 M0
IVC Semua T Semua N M1

Sumber: drg. Dewi Hestiara Safitri, Alomedika, 2023.[14-20]

Referensi

14. Abati S, Bramati C, Bondi S, Lissoni A, Trimarchi M. Oral Cancer and Precancer: A Narrative Review on the Relevance of Early Diagnosis. Int J Environ Res Public Health. 2020 Dec 8;17(24):9160. doi: 10.3390/ijerph17249160. PMID: 33302498; PMCID: PMC7764090.
15. Wang J, Lv N, Lu X, Yuan R, Chen Z, Yu J. Diagnostic and therapeutic role of microRNAs in oral cancer (Review). Oncol Rep. 2021 Jan;45(1):58-64. doi: 10.3892/or.2020.7854. Epub 2020 Nov 13. PMID: 33200230; PMCID: PMC7709826.
16. Vonk J, de Wit JG, Voskuil FJ, Witjes MJH. Improving oral cavity cancer diagnosis and treatment with fluorescence molecular imaging. Oral Dis. 2021 Jan;27(1):21-26. doi: 10.1111/odi.13308. Epub 2020 Mar 13. PMID: 32072691; PMCID: PMC7818506.
17. Lima AM, Meira IA, Soares MS, Bonan PR, Mélo CB, Piagge CS. Delay in diagnosis of oral cancer: a systematic review. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2021 Nov 1;26(6):e815-e824. doi: 10.4317/medoral.24808. PMID: 34704975; PMCID: PMC8601633.
18. Li Q, Ouyang X, Chen J, Zhang P, Feng Y. A Review on Salivary Proteomics for Oral Cancer Screening. Curr Issues Mol Biol. 2020;37:47-56. doi: 10.21775/cimb.037.047. Epub 2020 Jan 17. PMID: 31950916.
19. Chiamulera MMA, Zancan CB, Remor AP, Cordeiro MF, Gleber-Netto FO, Baptistella AR. Salivary cytokines as biomarkers of oral cancer: a systematic review and meta-analysis. BMC Cancer. 2021 Feb 27;21(1):205. doi: 10.1186/s12885-021-07932-3. PMID: 33639868; PMCID: PMC7912500.
20. Chattopadhyay I, Verma M, Panda M. Role of Oral Microbiome Signatures in Diagnosis and Prognosis of Oral Cancer. Technol Cancer Res Treat. 2019 Jan 1;18:1533033819867354. doi: 10.1177/1533033819867354. PMID: 31370775; PMCID: PMC6676258.

Epidemiologi Kanker Rongga Mulut
Penatalaksanaan Kanker Rongga Mulut
Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas 4 jam yang lalu
MRI Pasien Stroke Iskemik - ALOPALOOZA
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
1 Balasan
Alodokter, pasien laki2 56 tahun dgn hipertensi dan diabetes mendadak lemah sisi tubuh kanan. MRI DWI memperlihatkan gambaran berikut. Arteri apa yang...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 8 jam yang lalu
H-7 Webinar ALOMEDIKA: Peran Dokter dalam Persiapan Haji dan Umroh - Selasa, 20 Mei 2025 Pukul 13.00 - 14.30 WIB
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Ikuti ALOMEDIKA Webinar - "Peran Dokter dalam Persiapan Haji dan Umroh" untuk memahami peran strategis dokter dalam menjaga kesehatan para jemaah...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 9 jam yang lalu
Jurnal Paling Zonk di Bulan Mei 2025😱
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
1 Balasan
ALO Dokter!Selalu tinjau bacaan dokter dengan kritis, karena tidak semua penelitian yang dipublikasikan dapat diandalkan!Penelitian terkait efek konsumsi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.