Diagnosis Pyelonephritis
Diagnosis pyelonephritis atau pielonefritis ditegakkan berdasarkan keluhan sistemik seperti demam, mual, dan muntah, keluhan saluran kemih seperti dysuria, urgensi, dan peningkatan frekuensi, keluhan flank pain, serta dikonfirmasi melalui pemeriksaan urinalisis dan kultur urine.
Anamnesis
Anamnesis yang perlu ditanyakan pada pyelonephritis adalah:
-
Karakteristik nyeri: umumnya nyeri pada pinggang yang bersifat tumpul (flank pain)
-
Keluhan urologi: hematuria, poliuria, urine yang berbau, sindrom saluran kemih bawah / lower urinary tract syndrome (misalnya dysuria, urgensi, frekuensi buang air kecil meningkat)
- Keluhan lain: demam, menggigil, malaise, anoreksia, dan mual-muntah
Pada geriatri, pyelonephritis dapat menyebabkan perubahan status mental.
Infant biasanya mengalami kesulitan makan, penurunan berat badan, gagal tumbuh, atau mengalami hematuria ataupun urine yang berbau. Pyelonephritis harus dimasukkan dalam diagnosis banding pada anak usia 2 tahun ke bawah yang mengalami demam. [1,3,7,8]
Riwayat batu ginjal, infeksi saluran kemih bagian bawah, status imunitas, penyakit komorbid, perlu ditanyakan untuk menilai faktor risiko terjadinya pyelonephritis. [3]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya gangguan pada tanda-tanda vital, seperti demam, takipnea, dan takikardia. Pemeriksaan tekanan darah penting untuk dilakukan jika pasien dicurigai mengalami syok akibat komplikasi pyelonephritis.
Pada pemeriksaan fisik daerah punggung dapat ditemukan adanya nyeri ketok pada sudut kostovertebra. Karakteristik nyeri ketok kostovertebra ini dapat bervariasi, baik dari lokasi maupun sifat nyerinya. Lokasi nyeri ketok dapat bilateral atau unilateral serta sifat nyerinya dapat menjalar, tajam, atau tumpul.
Pada pemeriksaan fisik abdomen, dapat ditemukan nyeri pada daerah suprapubik. Pada pasien laki-laki, dapat dilakukan pemeriksaan colok dubur untuk melihat apakah ada tanda-tanda prostatitis. [3,7,8]
Diagnosis Banding
Kondisi abdomen akut seperti pyelonephritis, dapat disebabkan oleh berbagai penyebab:
-
Penyebab gastrointestinal seperti appendicitis dan pankreatitis
- Penyebab genitourinaria seperti ruptur kista ovarium dan torsio adneksa
- Penyebab vaskular seperti ruptur aneurisma arteri viseral
-
Penyebab pulmonologi seperti emboli paru dan pneumonia
- Penyebab lainnya, seperti penyakit sel sabit atau perdarahan intraperitoneal
Diagnosis banding yang sangat banyak dari kondisi abdomen akut, serta hasil pemeriksaan fisik yang bervariasi membuat dokter harus memikirkan diagnosis banding yang cukup luas sebelum pyelonephritis terkonfirmasi oleh hasil urinalisis dan kultur urine.
Diagnosis banding yang umum dari pyelonephritis adalah sebagai berikut:
Kehamilan Ektopik
Pada wanita usia reproduktif, kehamilan ektopik merupakan diagnosis banding kondisi abdomen akut yang harus disingkirkan. Pastikan pemeriksaan kehamilan dilakukan pada wanita usia reproduktif yang datang dengan kondisi abdomen akut. [3]
Penyakit Radang Panggul
Penyakit radang panggul merupakan gangguan inflamasi pada traktus genitalia perempuan yang biasanya ditandai dengan rasa nyeri pada perut bagian bawah yang bersifat tumpul, kram, dan menetap. Dapat ditemukan adanya keputihan atau vaginal discharge, perdarahan vagina post koitus, dan juga dapat disertai dengan adanya demam. [3]
Appendicitis
Appendicitis ditandai dengan riwayat anoreksia dan nyeri periumbilikus yang kemudian berpindah ke abdomen bawah kanan. Gejala disertai dengan adanya mual, muntah, dan demam. Pada pemeriksaan didapatkan nyeri tekan dan nyeri lepas pada titik McBurney.[3]
Kolesistitis
Kolesistitis merupakan peradangan yang terjadi pada kantong empedu. Biasanya gejalanya adalah nyeri akut pada perut kanan yang memberat saat menarik napas panjang, mual, muntah, demam, dan mata serta kulit dapat menjadi kuning (ikterik).[3]
Pemeriksaan Penunjang
Konfirmasi diagnosis pyelonephritis harus dilakukan menggunakan pemeriksaan penunjang urinalisis dan kultur urine. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti CT Scan dan Ultrasonografi bermanfaat untuk menentukan komplikasi dari pyelonephritis.
Urinalisis dan Kultur Urine
Urinalisis dan kultur urine diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis pyelonephritis. Pada urinalisis yang dilakukan dengan metode urine pancar tengah, biasanya ditemukan dengan leukosit esterase dan/atau nitrit positif, peningkatan leukosit, adanya bakteri dan darah di urine. Diagnosis ditegakkan apabila kultur urine menunjukkan adanya 10.000 Colony-forming Units (CFU)/mm3. Pada laki-laki dan wanita hamil diagnosis pyelonephritis dapat ditegakkan apabila ditemukan 1000-9999 CFU/mm3. [1,6]
CT Scan
Pada beberapa kasus dapat ditemukan adanya abses yang ditandai dengan enhancement dinding ginjal akibat pembuluh darah yang terdilatasi. [3]
Ultrasonografi (USG)
USG renal dapat digunakan pada pasien dengan infeksi saluran kemih komplikasi dalam keadaan hemodinamik yang tidak stabil. USG renal dapat mendeteksi adanya hidronefrosis atau nefrolitiasis dan juga abses renal.[3]
Terdapat beberapa faktor yang perlu diidentifikasi untuk menentukan apakah terdapat potensi pyelonephritis dengan komplikasi, yaitu:
-
Adanya penggunaan kateter urin, baik indwelling maupun intermiten
- Urine residual post kemih >100 mL
- Adanya uropati obstruktif, seperti obstruksi pada kandung kemih, tumor, atau batu.
- Refluks vesikoureter atau abnormalitas fungsional
Adanya infeksi saluran kemih selama atau setelah operasi, termasuk pada transplantasi renal [2,3]