Patofisiologi Pyelonephritis
Patofisiologi pyelonephritis atau pielonefritis adalah infeksi saluran kemih pada bagian parenkim dan pelvis ginjal akibat penjalaran bakteri dari saluran kemih bawah ataupun penyebaran secara hematogen.
Pyelonephritis merupakan infeksi saluran kemih bagian atas yang disebabkan oleh invasi bakteri pada parenkim renal. Pyelonephritis biasanya berawal dari infeksi saluran kemih bagian bawah yang menjalar ke atas akibat penatalaksanaan yang tidak tepat (ascending infection). Namun, invasi bakteri ini dapat pula disebabkan oleh adanya penyebaran hematogen, misalnya pada endokarditis. [3,4]
Pada pyelonephritis, faktor virulensi dari bakteri berperan terhadap terjadinya proses patogenesis pyelonephritis, yaitu penempelan bakteri pada epitelial, yang diikuti oleh terjadinya respon inflamasi akibat bakteri. Berikut adalah contoh proses yang terjadi pada bakteri yang paling sering menjadi penyebab pyelonephritis, uropathogenic Escherichia coli (UPEC).
Penempelan Bakteri pada Epitelial
UPEC dapat melakukan kolonisasi dan adhesi pada ginjal dengan mengeluarkan beberapa faktor virulen, seperti adhesion, siderofor, dan protektin. UPEC juga memiliki fimbrae yang dapat meningkatkan penempelan bakteri ke epitelium. Selain itu, adhesin pada bakteri dapat membantu bakteri untuk terhindar dari pembersihan yang dilakukan saluran kemih melalui aliran urine dan pengosongan kandung kemih. [3,4]
Respon Inflamasi
Toksin yang dikeluarkan oleh UPEC dapat memengaruhi fungsi sel host. Toksin α-hemolysin lipoprotein dapat menyebabkan respon proinflamasi pada sel epiteliel ginjal. Akibatnya beberapa kemokin teraktivasi dan terjadi peningkatan aktivasi neutrofil yang bekerja untuk membersihkan infeksi. Adanya peningkatan respon inflamasi ini dapat menyebabkan terjadinya iskemia dan obstruksi pada jaringan yang terinfeksi. Adanya disrupsi jaringan dan gangguan filtrasi ginjal disebabkan oleh adanya faktor virulen dari bakteri dan respon inflamasi yang dilakukan oleh sel host. [3,4]