Etiologi Abses Otak
Etiologi abses otak berasal dari penyebaran infeksi dari fokus yang berbatasan dengan otak secara langsung, penyebaran infeksi secara hematogen, dan inokulasi langsung bakteri pada parenkim otak. Faktor risiko abses otak adalah keadaan/penyakit yang menyebabkan imunosupresi dan infeksi pada area kepala dan leher.
Etiologi
Bakteri yang paling banyak ditemukan sebagai etiologi abses otak adalah Streptococci. Etiologi abses otak yang berasal dari fokus infeksi di gigi dan rongga mulut, intra abdomen, pelvis, otorinolaringeal adalah Streptococci, Bacteroides sp., Prevotella melaninogenica, Propionibacterium, Fusobacterium, dan Actinomyces. Sedangkan bakteri batang gram negatif yang dapat ditemukan adalah Morganella morganii.[1]
Etiologi abses otak yang terjadi akibat inokulasi langsung adalah bakteri kokus gram positif aerobik, seperti Streptococcus viridans, Streptococcus milleri, dan Streptococcus aureus. Sedangkan bakteri batang gram negatif aerobik yang bisa ditemukan adalah Klebsiella, Pseudomonas, Escherichia coli, dan Proteus.[1]
Abses otak yang terjadi akibat penyebaran dari jantung (penyakit jantung bawaan sianotik, shunt kanan-kiri, endokarditis) lebih sering disebabkan oleh infeksi Peptostreptococcus, Streptococcus viridians, dan Streptococcus microaerophilics. Infeksi paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis juga dapat menyebabkan abses otak melalui penyebaran hematogen, namun kasus tersebut jarang terjadi.[1,8]
Abses otak akibat jamur (Aspergillus, Candida, Mucoromycetes) paling sering ditemukan pada pasien dengan transplantasi organ. Infeksi HIV berhubungan dengan abses otak yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii, jamur Cryptococcus, serta bakteri Listeria dan Nocardia.[6,7,9]
Faktor Risiko
Faktor risiko yang berhubungan dengan abses otak adalah sebagai berikut:
Immunocompromised seperti HIV
- Pengobatan dengan obat imunosupresan
- Pasien dengan transplantasi organ
- Kerusakan pelindung otak akibat trauma, pembedahan, atau infeksi di jaringan sekitarnya
Penyakit jantung bawaan sianotik dan malformasi arteri-vena pulmonal [6,7]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja