Epidemiologi Multiple Sclerosis
Data epidemiologi menunjukkan multiple sclerosis lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki. Kasus multiple sclerosis lebih sering terjadi di negara-negara yang jauh dari zona khatulistiwa. [1,2]
Global
Berdasarkan survei oleh Multiple Sclerosis International Federation (MSIF) secara global diperkirakan ada 2,3 juta orang di dunia yang menderita multiple sclerosis pada tahun 2013.
Di Amerika Serikat ada sekitar 350.000 orang yang didiagnosis multiple sclerosis. Multiple sclerosis lebih sering ditemukan pada perempuan daripada laki-laki dengan perbandingan 3:1. Onset gejala umumnya usia 20-30 tahun dan sangat jarang ditemukan di usia >50 tahun. Sepuluh persen kasus ditemukan di usia <18 tahun. Sekitar 2-10% kasus multiple sclerosis terjadi di usia >50 tahun.
Prevalensi multiple sclerosis lebih tinggi di daerah yang jauh dari khatulistiwa seperti New Zealand, Amerika Utara, dan Skotlandia. Di negara-negara Asia, prevalensi multiple sclerosis cenderung lebih rendah. [1,11,12]
Indonesia
Kasus multiple sclerosis di Indonesia cukup jarang ditemukan. Survei MSIF menunjukkan prevalensi multiple sclerosis pada tahun 2013 di Indonesia adalah 0-5 kasus per 100.000 populasi. Penelitian epidemiologi terdahulu pada tahun 1990 di Yogyakarta hanya menemukan 4 kasus multiple sclerosis dalam kurun waktu 9 tahun. [11,13]
Mortalitas
Mortalitas pada pasien multiple sclerosis diakibatkan kematian mendadak karena lesi pada batang otak, gagal napas, imobilitas jangka panjang yang menyebabkan pneumonia aspirasi, sepsis, uremia, dan kegagalan fungsi kardiorespiratori.
Mortalitas pada pasien multiple sclerosis terjadi dalam kurun waktu yang bervariasi, yakni 17-47,5 tahun sejak onset pertama atau diagnosis. Sebuah penelitian melaporkan angka mortalitas berkisar 0,8 pada 2 tahun sejak diagnosis, namun akan tersebut meningkat secara signifikan menjadi 3,1 setelah 10 tahun.
Selain karena penyebab langsung dari multiple sclerosis itu sendiri, penelitian tidak bisa memisahkan faktor penuaan dan faktor risiko mortalitas lainnya. [14,15]