Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Penyakit Huntington’s general_alomedika 2023-05-29T15:51:09+07:00 2023-05-29T15:51:09+07:00
Penyakit Huntington’s
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Penyakit Huntington’s

Oleh :
dr.Muhammad Ridwan
Share To Social Media:

Diagnosis penyakit Huntington’s berdasarkan tanda patognomonik, yaitu gangguan kognitif/intelektual, muskuloskeletal seperti chorea dan psikiatri, serta pengulangan CAG 36 kali atau lebih pada gen huntingtin (HTT). Gejala biasanya dimulai antara usia 30 - 50 tahun, tetapi dapat pula pada kelompok usia lainnya. Riwayat keluarga dengan penyakit Huntington’s harus ditanyakan, karena penyakit ini diturunkan secara autosomal dominan.[8,10,20–22]

Anamnesis

Anamnesis pada penderita penyakit Huntington’s meliputi gerakan yang tidak terkontrol, keluhan psikiatri, seperti depresi, dan identifikasi adanya gangguan kognitif. Gerakan berlebihan yang tidak disengaja pada bagian tubuh mana pun sering kali menjadi alasan untuk mencari konsultasi medis.

Gejala pertama pada penderita penyakit Huntington’s adalah gejala kognitif atau motorik. Diagnosis dapat dibantu dengan pemeriksaan the Unified Huntington Disease Rating Scale (UHDRS) maupun the Shoulson and Fahn capabilities scale atau the Total Functional Capacity (TFC) scale.

Penilaian dengan skala tersebut dilakukan berdasarkan evaluasi kemampuan motorik, perilaku, kognitif, dan kapasitas fungsional dan aktivitas sehari-hari. Secara umum, gejala dapat terbagi menjadi gangguan motorik, gejala psikiatri dan penurunan kognitif.[20–22]

Gangguan Motorik

Gangguan motorik merupakan salah satu gejala pertama pada penyakit Huntington’s. Gangguan motorik diawali dengan distonia, di mana terjadi peningkatan tonus otot dengan gerakan yang lebih lamban. Hal ini kemudian menyebabkan timbulnya postur abnormal, seperti tortikolis.[22]

Gejala motorik lainnya yang khas pada penyakit Huntington’s adalah gerakan tersentak-sentak, acak, dan tidak terkendali yang disebut chorea. Gerakan ini biasanya tidak disadari oleh penderita. Chorea mungkin awalnya ditujukan sebagai kegelisahan umum, gerakan kecil yang tidak disengaja atau tidak tuntas, kurangnya koordinasi, atau gerakan mata sakadik yang lambat.

Kelainan motorik minor ini biasanya mendahului tanda-tanda disfungsi motorik yang lebih jelas setidaknya selama 3 tahun. Gangguan dapat berlanjut dengan munculnya gejala yang jelas seperti kekakuan, gerakan menggeliat, atau postur tubuh yang tidak normal. Gejala ini merupakan tanda bahwa sistem di otak yang berperan terhadap pergerakan telah terpengaruh.[20,21]

Selanjutnya, fungsi psikomotor menjadi semakin terganggu, sehingga setiap tindakan yang memerlukan kontrol otot akan terpengaruh. Gejala umum yang dapat terlihat seperti ketidakstabilan fisik, ekspresi wajah yang tidak normal, serta kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara.[20,21]

Gejala Psikiatri

Gejala psikiatri yang dapat dialami penderita penyakit Huntington’s meliputi sulit konsentrasi, impulsif dan perasaan mudah tersinggung. Penderita juga dapat mengalami depresi bahkan dapat berkembang menjadi adanya keinginan untuk bunuh diri.

Selanjutnya, psikosis dapat muncul yang sejalan dengan terjadinya penurunan kognitif. Oleh karena itu, anggota keluarga dapat menjadi sumber informasi yang penting dan harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan.[22,23]

Gangguan Kognitif

Gangguan kognitif yang dialami penderita penyakit Huntington’s lebih menonjol pada gangguan fungsi eksekutif, yaitu kesulitan dalam pengorganisasian, multitasking, dan perencanaan. Gejala ini dapat berkembang menjadi defisit kognitif yang menyebabkan demensia. Proses psikomotor juga menjadi sangat lambat.[22,23]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adanya distonia yang mengarah pada abnormalitas postur, seperti tortikolis, dapat membantu diagnosis penyakit Huntington’s. Pasien juga dapat menujukkan gangguan tingkah laku serta gangguan mood.

Tanda-tanda neuropsikiatri lain yang dapat ditemukan pada pemeriksaan seperti kecemasan, depresi, serta berkurangnya tampilan emosi (afek tumpul sampai datar). Selain itu, dapat ditemukan adanya egosentrisme, agresi, dan perilaku kompulsif.

Gangguan ini dapat menyebabkan kecanduan atau memperburuk kecanduan, termasuk alcohol use disorder, perjudian, dan hiperseksualitas. Kesulitan dalam mengenali ekspresi negatif orang lain juga perlu diamati. Perkiraan tingkat prevalensi gangguan kejiwaan pada pasien Huntington’s berkisar antara 33–76%. Bagi banyak penderita dan keluarganya, gejala-gejala ini adalah salah satu aspek penyakit yang paling menyedihkan karena seringkali memengaruhi fungsi sehari-hari.[24,25,36]

Pikiran untuk bunuh diri dan percobaan bunuh diri lebih umum terjadi dibandingkan pada populasi umum. Selain itu, gen HTT juga diekspresikan di seluruh tubuh, sehingga terkait dengan kelainan jaringan perifer. Kelainan ini termasuk atrofi otot, gagal jantung, gangguan toleransi glukosa, penurunan berat badan, osteoporosis, dan atrofi testis. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik harus dilakukan secara menyeluruh.[24,25,36]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding penyakit Huntington’s adalah penyakit alzheimer. Berikut tabel yang membedakan antara keduanya.

Tabel 1. Perbedaan Penyakit Huntington’s dan Alzheimer

  Huntington’s Alzheimer
Kecepatan Pemrosesan Lambat, kebanyakan akurat Lambat, sering tidak akurat
Berbicara Kurang jelas, lambat, akurat Normal dan jelas, sering tidak akurat
Mempelajari informasi baru Tidak terorganisir, lambat, dapat belajar Cepat lupa, tidak dapat berbagi informasi
Kemampuan recall

Tidak dapat menemukan kata yang tepat

Bisa mengenali dengan pilihan

Dapat dibantu dengan isyarat

Tidak dapat menyimpan memori

Tidak dapat mengenali dengan pilihan

Tidak dapat dibantu dengan isyarat

Sumber: dr. Muhammad Ridwan, 2021[25–31]

Berdasarkan genetik, penyakit Huntington’s juga dapat didiagnosis banding dengan HD-like (HDL) syndromes. Penyebab sebagian besar penyakit HDL tidak diketahui, tetapi penyakit yang diketahui penyebabnya adalah karena mutasi pada gen protein prion (HDL1) dan gen junctophilin 3 (HDL2). Penyakit dominan autosomal lain yang dapat salah didiagnosis sebagai HD adalah atrofi dentatorubral-pallidoluysian dan neuroferritinopati.[10,26]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis penyakit Huntington’s adalah pemeriksaan pencitraan. Pemeriksaan diagnostik meliputi computed tomography (CT) scan kepala, MRI otak dan pemeriksaan prenatal.

Radiologi

Pencitraan medis seperti computed tomography (CT) scan kepala dan magnetic resonance imaging (MRI) otak dapat mendukung diagnosis dengan menilai adanya perubahan makroskopik. Pemeriksaan CT scan kepala dan MRI otak dapat menunjukkan adanya atrofi inti kaudatus pada awal penyakit.

Atrofi serebral dapat dilihat pada stadium lanjut penyakit. Teknik pencitraan saraf fungsional, seperti pencitraan functional magnetic resonance imaging (fMRI) dan positron emission tomography (PET) scan, dapat menunjukkan perubahan aktivitas otak sebelum timbulnya gejala fisik, tetapi pencitraan ini digunakan sebagai alat eksperimental, dan tidak digunakan secara klinis.[27,28]

Pemeriksaan Prenatal

Diagnosis prenatal untuk embrio atau janin di dalam rahim dilakukan menggunakan materi genetik janin yang diperoleh melalui pengambilan sampel vilus korionik. Amniosentesis dapat dilakukan jika kehamilan berusia 14–18 minggu. Prosedur ini memungkinkan pemeriksaan cairan ketuban di sekitar bayi untuk mencari indikator mutasi.[27,28]

Tes prenatal dapat diindikasikan pada:

  1. Orang tua yang telah didiagnosis dengan penyakit Huntington’s, atau
  2. Ketika orang tua telah menjalani tes genetik yang menunjukkan perluasan gen huntingtin, atau
  3. Ketika orang tua memiliki kemungkinan 50% untuk mewarisi penyakit tersebut[28,29]

Orang tua dapat diberi konseling tentang pilihan, yang mencakup penghentian kehamilan, dan tentang kesulitan anak dengan gen yang diidentifikasi. Selain itu, pada kehamilan berisiko karena pasangan pria yang terkena, diagnosis prenatal non-invasif dapat dilakukan dengan menganalisis DNA janin dalam sampel darah yang diambil dari ibu (melalui pungsi vena) saat usia kehamilan 6–12 minggu. Tidak ada risiko keguguran terkait prosedur ini.[28,29]

 

 

Direvisi oleh: Felicia Sutarli

Referensi

8. bisa diganti ini (?) Andhale R, Shrivastava D. Huntington's Disease: A Clinical Review. Cureus. 2022 Aug 27;14(8):e28484. doi: 10.7759/cureus.28484. PMID: 36176885; PMCID: PMC9512951.
10. Caron NS, Wright GEB, Hayden MR. Huntington Disease. 2020 Jun 11. In: Adam MP, Mirzaa GM, Pagon RA, et al., editors. GeneReviews®. Seattle (WA): University of Washington, Seattle; 1993-2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK1305/
20. Montoya A, Price BH, Menear M, Lepage M. Brain imaging and cognitive dysfunctions in Huntington's disease. Journal of Psychiatry & Neuroscience. 2006; 31 (1): 21–9.
21. Dickey AS, La Spada AR. Therapy development in Huntington disease: From current strategies to emerging opportunities. American Journal of Medical Genetics. Part A. 2018; 176 (4): 842–861.
22. Ajitkumar A, De Jesus O. Huntington Disease. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559166/
23. Roos RA. Huntington's disease: a clinical review. Orphanet J Rare Dis. 2010 Dec 20;5:40.
24. van Duijn E, Kingma EM, van der Mast RC. Psychopathology in verified Huntington's disease gene carriers. The Journal of Neuropsychiatry and Clinical Neurosciences. 2007; 19 (4): 441–8.
25. van der Burg JM, Björkqvist M, Brundin P. Beyond the brain: widespread pathology in Huntington's disease. The Lancet. Neurology. 2009; 8 (8): 765–74.
26. Schneider SA, Walker RH, Bhatia KP. The Huntington's disease-like syndromes: what to consider in patients with a negative Huntington's disease gene test. Nature Clinical Practice Neurology. 2007; 3 (9): 517–25.
27. Rao AK, Muratori L, Louis ED, Moskowitz CB, Marder KS. Clinical measurement of mobility and balance impairments in Huntington's disease: validity and responsiveness. Gait & Posture. 2009; 29 (3): 433–6.
28. Bouchghoul H, Clément SF, Vauthier D, Cazeneuve C, Noel S, Dommergues M, Héron D, Nizard J, Gargiulo M, Durr A. Prenatal testing in Huntington disease: after the test, choices recommence. Eur J Hum Genet. 2016 Nov;24(11):1535-1540. doi: 10.1038/ejhg.2016.59. Epub 2016 Jun 15. PMID: 27302844; PMCID: PMC5110058.
29. de Die-Smulders CE, de Wert GM, Liebaers I, Tibben A, Evers-Kiebooms G. Reproductive options for prospective parents in families with Huntington's disease: clinical, psychological and ethical reflections. Human Reproduction Update. 2013; 19 (3): 304–15.
30. Bonelli RM, Wenning GK, Kapfhammer HP. Huntington's disease: present treatments and future therapeutic modalities. International Clinical Psychopharmacology. 2004; 19 (2): 51–62.
31. Morsy S, Khalil SM, Doheim MF, et al. Efficacy of ethyl-EPA as a treatment for Huntington disease: a systematic review and meta-analysis. Acta Neuropsychiatrica. 2019; 31 (4): 175–185.
36. McCusker EA, Loy CT. Huntington Disease: The Complexities of Making and Disclosing a Clinical Diagnosis After Premanifest Genetic Testing. Tremor Other Hyperkinet Mov (N Y). 2017 Sep 6;7:467. doi: 10.7916/D8PK0TDD. PMID: 28975045; PMCID: PMC5623754.

Epidemiologi Penyakit Huntington’s
Penatalaksanaan Penyakit Hunting...

Artikel Terkait

  • Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
    Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
Diskusi Terbaru
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 3 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
1 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 9 jam yang lalu
Trending! TOP 5 Artikel di Bulan Mei 2025! 🕺🏻
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Di bulan Mei yang penuh semangat ini, jangan lewatkan 5 artikel paling populer dan menjadi sorotan para sejawat di ALOMEDIKA!Efek Vaksinasi Herpes...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 55 menit yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Points Bonanza Bidang Dermatologi (14-20 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter!Masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Ayo, segera ikuti ALOPALOOZA minggu ini untuk menambah Alomedika Point Anda!Tema minggu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.